Hallo semuanya. Maaf yah, aku baru update hari ini, karna kesibukan terus aku jadi jarang update.
Sebenernya aku nggak mau lanjutin ini cerita lagi, tapi karna udah terlanjur banyak partnya, jadinya lanjut nulis ajah, hehe. Semogga kalian nggak bosan yah sama cerita aku ini
AWAS TYPO BERTEBARAN, PENULISAN EYD JUGA TIDAK TEPAT⚠️
.
.
.
.
.
.
HAPPY READING SAY🏁***********
Tiga hari sudah terlewatkan, sejak berakhirnya pertandingan persaudaraan antar sekolah tiga hari yang lalu. Semua murid SMA BHAKTI kembali beraktifitas seperti semula.
Satu hari setelah pertandingan itu pula, sila menceritakan hubungan dirinya dengan ryan kepada gaisyah, karna cowo itu selalu menanyakan hubungannya dengan ryan, sang sepupu.
"Ini siti sama dani kemana sih? Kok lama banget nyampenya? Lumutan nih gue nungguinnya." Gerutu intan sedari tadi.
Sekarang mereka sedang berapa di rumah pohon yang sedari kecil mereka bangun, niatnya sepulang sekolah tadi mereka mau main basket di lapangan yang berada di bawah rumah pohon itu.
Tapi siti dan dani sedari tadi belum nyampe-nyampe juga, itulah yang membuat intan kesal. Janjinya jam 15:40 sudah sampai semua, eh ini masih aja ada yang telat.
"Itu mereka!" Heboh sila.
"Lo berdua lama amat si." Kesal intan.
"Ya manggap, salahin ajah ni teman lo yang nggak bisa liat cowo ganteng dikit aja udah mau di sosor." Ucap dani.
"Sembarangan lo," ucap siti.
"Udah." Lerai gaisyah.
Mereka berempat pun langsung diam atas ucapan gaisyah tersebut, dan tidak berani lagi untuk membantah ketika suara gaisyah udah mulai keluar.
"Bolanya mana?" Tanya gaisyah.
"Eh iya, lupa, bolanya ada di jok motor. Gue ambil dulu," Balas dani.
Setelah bolanya di ambil, mereka berlima pun langsung bermain basket. Tapi sebelum itu.
"Yang kalah harus nurutin kemauan yang menang. Gimana, Setuju nggak?" Tantang sila.
"Ayok, siapa takut." Balas intan
"Ayo sya, kita harus menang. Soalnya gue mau morotin uangnya si dani ama si intan, mweheheh.." cengir sila.
"Hmm." Balas gaisyah.
"Emang suek lo sil."
PRIITTT~
Anggap aja bunyi pluit. Pertandingan pun dimulai dengan siti yang menjadi wasitnya. Dani dan intan, sila dan gaisyah, yang bermain.
"Oper in! Sini oper ke gue!" Teriak dani pada intan.
"Sila. Minggir lo, jangan halangin gue, ege."
"Eh peak, ya namanya juga pertandingan itu harus menghalangi lawan supaya nggak masukin bola ke ring, gimana sih."
"Ya tapi jangan pake meluk gue juga setan." Emosi intan, gimana tidak emosi, dia tidak bisa gerak akibat sila yang memeluknya supaya tidak bisa memasukan bola ke ring.
KAMU SEDANG MEMBACA
life story Sila
De TodoApa jadinya kalo seorang anak yang kehilangan sosok cinta pertama, dan sekaligus tulang punggung keluarganya. Serta perubahan sang ibu setelah pernikahan untuk kedua kalinya. Dia sosok anak pertama dan sekaligus sosok kakak yang harus terlihat kuat...