"Jika masalah adalah alasanmu untuk hidup, maka masalah juga bukanlah alasan bagimu untuk menyerah."
SELAMAT MEMBACA
Selepas pulang sekolah, sila mengunjunggi alfa****, karna sila ingin membeli stok snack untuk di kamar, selesai dengan kegiatan berbelanjanya, sila pun bergegas pulang ke rumah. Didalam rumah sangatlah sepi, karna ayah dan ibunya lagi bekerja, dan pulangnya malam terus.
"Tenang, sunyi, dan damai." Ucap sila, sila pun bergegas ke kamar untuk menganti pakaiannya, dan turun untuk membuat makanan.
Setiap hari, sila akan membuat makanan untuk kedua orang tuannya dan dirinya, karna ibunya tidak mempekerjakan pembantu, untuk mengerjakan kerjaan rumah.
"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga, kalo ginikan gue bisa pergi kumpul, bareng temen-temen hehehe." Ucap sila sembari terkekeh kecil, dan menuju meja makan, untuk menaru makanan yang sudah selesai di masak tadi.
Selesai semua dengan urusannya, sila pun bergegas ke kamar untuk siap-siap, dan berkumpul dengan teman-temannya. Sekitar 10 menit berjalan, sila pun sampai di rumah pohon, dimana tempat mereka suka berkumpul.
Rumah pohon ini di bangun oleh mereka sedari kecil, dan terletak di belakang halaman rumah gaisyah, dan bersebelahan dengan rumahnya dani, jadi mereka semua ini tetanggaan.
"Hallo semuanya, apakabar. maaf yah aku telat, soalnya tadi beresin rumah dulu." Ucapnya.
"Halah kaya sama siapa aja, kita juga udah biasa kok, ini juga kita baru nyampe, bener ngak guyes." Ucap dani, sambil mengambil snack yang di bawa oleh siti.
"Iya, kita juga baru nyampe kok." Ucap gaisya. Mereka pun duduk melingkar, dan bercerita banyak hal yang mereka lakukan hari ini.
Seperti, siti yang katanya pulang sekolah tadi di kejar induk ayam, sampe nyungsep ke god, terus intan yang ribut sama odgj di jalan, dan dani yang di kejar bencong.
"Eeh, kalian tau ngak-" Ucap intan yang di potong oleh dani.
"Yah ngak tau lah, kok nanya kita sih." Ucap dani, intan yang omongannya di potong pun, menatap dani dengan exspresi yang tidak bersahabat.
"Dengerin dulu doni, gue belum selesai ngomong ya sat, jadi jangan di potong dulu!" Ucap intan ngegas.
"Udah-udah, jadi ngak ni ceritanya, intan lanjutkan." Ucap sila, intan pun melanjutkan omongannya yang tertunda.
"Jadi gini, tadi siang tuh, pas gue pulang ke rumah, gue liat tetangga baru depan rumah gue, kayanya sih dia seumuran sama kita deh, soalnya masih muda." Ucap intan dengan mimik wajah yang serius.
"Terus urusannya sama kita apaan arsinta, itu kan bukan urusan kita, mau dia pindah ke planet pun ngak ada sangkut pautnya sama kita." Ucap siti, emosi dia tuh, kirain tadi temennya ini mau cerita yang serius, ternyata ekspetasi tak seindah realita.
Mereka pun lanjut bercerita, dan bermain sampai lupa waktu, jam pun menunjukan pukul 17:09, tapi mereka tidak ada yang beranjak dari tempat duduknya.
Jam pun terus berlalu, dan tak terasa sholat maghrib pun berkumandang. mereka pun bergegas pulang ke rumah masing-masing.
Malam pun sudah datang, tapi kedua orang tua sila belum kunjung pulang, beberapa saat pun berlalu, jam menunjukan pukul 19:15. Pintu rumah pun terbuka dan muncullah rangga dan airin.
"Assalamualaikum." Ucap serentak rangga dan airin. "Waalaikumsalam." Ucap sila dengan senyuman yang terukir.
Mereka bertiga pun duduk di meja makan dan tanpa suara, hanya terdengar dentingan sendok yang beradu dengan piring lah yang terdengar. Selesai makan mereka pun bergegas ke kamar masing-masing, sila yang melihat kedua orang tuanya pergi pun, hanya menghela nafas.
![](https://img.wattpad.com/cover/351636777-288-k607645.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
life story Sila
DiversosApa jadinya kalo seorang anak yang kehilangan sosok cinta pertama, dan sekaligus tulang punggung keluarganya. Serta perubahan sang ibu setelah pernikahan untuk kedua kalinya. Dia sosok anak pertama dan sekaligus sosok kakak yang harus terlihat kuat...