part 26

5 1 0
                                    

"Terkadang orang terdekat kitalah yang paling dalam memberikan luka, dan rasa kecewa yang paling susah di sembuhkan."
Sila Anindita Putri

AWAS TYPO BERTEBARAN, PENULISAN EYD JUGA TIDAK TEPAT⚠️

.
.
.
.
.
.
.
HAPPY READING🏁

***********


Pagi hari pun menjelang, hari ini tgl 22 mei 202*. Ada seorang gadis yang sedang duduk dengan pandangan kosong yang mengarah kearah luar jendela kamarnya.

Dengan keadaan tubuh yang banyak terdapat bercak keunguan, serta luka' yang berada di tubuhnya, terutama di bagian sudut bibir, dahi, dan pipi sebelah kanannya.

"Gue udah kotor." Lirihnya

"Apa yang gue harapkan lagi."

"Nggak bakal ada cowok yang mau sama cewek bekas kaya gue, hahaha." Perempuan yang berbicara sendiri dari tadi itu adalah sila.

Setelah keluar dari kamar kedua orang tuanya dari subuh tadi, perempuan itu tidak keluar dari kamarnya. Bahkan tidak sekolah untuk hari ini.

"Apa gue masih pantas buat bahagia lagi?" Entah pada siapa gadis itu berbicara.

Apakah masih bisa di panggil gadis? Kata gadis sudah di rengut dari sila, sekarang perempuan itu hanya bisa meratapi nasibnya yang sangat sial.

Entah dosa apa yang dia perbuat dulu, hingga tuhan memberikannya cobaan sebanyak ini, dan seberat ini.

"Ayah, ya? Hahaha... si bre*gsek itu tidak pantas di panggil ayah!"

"ARGHH...! MATI AJA LO BAN*SAT!"

PRANGG!

"BA*INGAN!"

"Hahaha... hiks. Gue udah kotor, gue udah kotor. Lo bodoh sil! LO BODOH ARRGHH! Hahaha..." Teriakan, tangisan, dan tawa tercampur aduk di sela teriakan sila

PRANGG!

BUGHH..

Sila? Perempuan itu tidak henti'nya histeris dari satu jam yang lalu, sudah bermacam' barang yang dia hancurkan.

Sila membuka laci meja belajarnya, perempuan itu mengeluarkan silet yang dia ambil dari laci meja. Dengan perlahan dia mengoreskan silet itu kearah tangan kirinya.

Darah segar terlihat keluar dengan derasnya di tangannya, akan tetapi sila tidak ada niatan untuk mengobatinya, perempuan itu terus menekan tangan kirinya yang terluka, agar semakin banyak darah yang keluar.

Dengan begitu dia akan merasakan ketenangan tersendiri saat dia melukai bagian tubuhnya, dan melihat darahnya sendiri.
















"Sila mana?" Tanya gaisyah pada intan.

Sekarang mereka berempat sedang berkumpul di atas roftop, karna mereka sudah berjanji untuk ketemuan di atas roftop kemarin sebelum pulang.

Karna intan dan dani juga mau menagih hasil kemenangannya kemarin sore.

"Sila hari ini nggak masuk, gue udah telfon plus chat dia. Tapi nggak di bales, cuman centang satu." Tutur intan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

life story SilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang