"Jangan bersedih. Sesungguhnya pertolongan akan datang bersama kesabaran."
(HR Ahmad)AWAS TYPO BERTEBARAN⚠️
Happy reading🧚♀️
____________________________
Pagi menjelang, sekarang dinda dan sang nenek sedang bersiap-siap untuk kekediaman sang ibu, dua manusia beda generasi itupun telah selesai dengan kegiatannya.
"Ayo nek, dinda udah siap nih!" Ujar dinda.
"Tunggu dulu dind, nenek lagi pake jilbab!" Ujar sang nenek.
Beberapa menit pun berlalu, kini sang nenek keluar kamar dan menuju sang cucuk berdiri.
"Ayok." Ujar sang nenek.
"Hmm." Ucap sang cucuk.
Kini mereka sedang menunggu bus umum untuk menuju tujuan mereka, perjalanan dari rumah sang nenek ke rumah sang ibu, memerlukan waktu tiga jam lamanya.
"Ayok nek. Itu busnya udah keliatan." Ucap dinda.
Tidak lama pun bus sudah berhenti di halte yang di tunggui oleh dinda dan sang nenek, mereka berdua naik dan menuju rumah sang ibu.
.
.
.
.
.
.
."Sila..? Lo ngga ada niatan mau pulang apa? Ini udah satu hari full lo di rumah gue." Ujar intan.
"Lo risih ya kalo gue disini." Ucap sila. Dan di hadiahi tatapan maut dari intan.
"Eh. Bukan gitu kunti, gue tuh khawatir sama lo, gimana nanti kalo nyokap lo ngamuk gegara lo ngga pulang-pulang, bisa bonyok lagi lo!" Ujar intan.
"Gue mah Udah kalo bonyok." Ucap sila.
"Terserah lo deh! capek gue sumpah!" Ujar intan.
Mereka berdua pun duduk anteng di kamar intan, sambil bermain game. Orang tua intan itu masih di luar kota, makanya di rumah tinggal mereka berdua.
Beberapa menitpun hening dan cuman terdengar bunyi game yang berasal dari handphone mereka berdua. Tidak lama dari itu, hp sila pun berbunyi dan mengakibatkan permainanya berhenti.
Sila yang melihat nama kontak yang tertera di layar hpnya pun diam dan tidak mengangkatnya. Diapun lanjut bermain, tapi lagi-lagi hpnya berbunyi.
"Dasar anak sialan, kemana aja kamu hah? Dari kemarin ngilang, terus sekarang ngga pulang mau jadi apa kamu! Masih kurang hukuman yang saya beri kemarin?!" Terdengar suara dari seberang telepon, siapa lagi kalo bukan airin, ibu dari sila dan dinda.
Hanya suara umpatan dan makian yang sila dengan, tidak ada kata-kata baik yang keluar dari bibir sang ibu. Jangankan tutur kata yang lembut, salam pun tidak di ucapkan oleh sang ibu.
"Maaf buk, sila lagi kerja tugas kelompok." Jawab sila.
"Saya ngga perduli kamu mau kerja kelompok atau tidak! Saya mau kamu pulang sekarang juga! Kalo tidak saya bakar semua pakaian mu!" Ujar sang ibu.
Tuttt~
Tutt~
Tuutt~~
KAMU SEDANG MEMBACA
life story Sila
De TodoApa jadinya kalo seorang anak yang kehilangan sosok cinta pertama, dan sekaligus tulang punggung keluarganya. Serta perubahan sang ibu setelah pernikahan untuk kedua kalinya. Dia sosok anak pertama dan sekaligus sosok kakak yang harus terlihat kuat...