part 5

11 6 0
                                    

"Jangan berhenti karna lelah, berhentilah karna selesai."

°

°

°

°

°

Awas typo bertebaran🧟‍♀️

💥HAPPY READING🤗

**********

Tak terasa 5 tahun pun berlalu, kini rian, sila, dinda, dan reno sudah mulai beranjak dewasa.

Reno yg udah masuk SMA, rian dan sila udah naik kelas lima SD, dan dinda yang udah masuk TK, selama 5 tahun ini pun mereka selalu bersama, airin dan anaknya pun masih tinggal di rumah peninggalan sang suami, dan sekarang tinggal bareng sama mertua dan kakak iparnya.

Sila, rian dan dinda pun sering berangkat bersama menuju sekolah dengan jalan kaki, mereka menempu waktu 15 menit, sedangkan reno pake sepeda karna dia masih di bawah umur, dan sekolah mereka juga berjauhan dan berlawanan arah.

BACK TO TOPIK

"Weeeh.. sila goblok, sini in nggak sepatu gue, kalo nggak gue timpuk lu pake batu anjjirr," ucap rian dengan berlari mengejar sila, yang membawa sepatunya sebelah.

Sekarang ini mereka sedang di sekolahnya, dan mereka sedang mengganti baju olahraganya, tapi sila yang jahilnya sudah di atas tingkat pun dengan nggak ada akhlaknya membawa kabur sepatu si rian sebelah, karna masuk ke ruang ganti itu harus lepas sepatu dulu, makanya sila bisa membawa kabur sepatu rian sebelah.

Dan terjadilah aksi kejar-kejaran sepanjang lorong koridor sekolahnya.

"Silaaaa, sini in anjjir gue timpuk beneran yah nanti, jangan uji emosi gue loh sini in nggak sepatu guee...!" Teriak rian dengan emosi yang sudah di ujung tanduk, dan muka yang sudah merah karna ngos-ngosan.

"Nggak asik lo mainya timpukan, nihh sepatu loh," ucap sila, alih-alih dia ngasih sepatu itu ke rian, malah dia lempar sepatu rian sampe nyangkut di atas pohon bidara yang daunya lebat dan banyak duri.

Rian yang melihat itu pun, berjalan mendekat ke arah sila dan inggin mengasi sila pelajaran, tapi sila sudah lari duluan, dan meninggalkan rian yang sedang menahan tanggisnya karna terlalu emosi sama sepupu laknatnya itu.

ringg~~

Kringg~~

Kringg~~~~

Bel tanda pulang pun berbunyi, sepertinya hari ini sekolah memulangkan muridnya dengan cepat karna ada rapat, dan para murid pun berbondong-bondong keluar kelas dan menuju ke gerbang untuk pulang.

"Adek, ayok kita pulang.... Tadi gimana sekolahnya nggak di gangguin kan sama temenya," ucap sila kepada adeknya

"Nggak kok kak, tadi dinda dapat temen banyak banget, mereka juga baik sama dinda" ucap dinda dengan antusias.

Dinda, rian, dan sila itu satu gedung sekolah tapi khusus buat anak tk sama sd aja di gedung itu.

"Kakak gendong.., dinda nggak kuat jalanya, tadi tuh dinda main petak umpet sama temen-temen makanya kaki dinda sakit, abis lari buat sembunyi," ucap dinda, sila pun berjongkok di depan sang adek nya dan mengendongnya di belakang.

Ngomong-ngomong si rian, anak itu udah pulang duluan sambil nyeker, karna katanya dia lagi musuhan sama sila, al hasil sila pulang berdua sama dinda.

Sesampainya sila dan dinda di rumah, mereka melihat keluarganya yang berkumpul di ruang keluarga, sila pun berjalan mendekat sambil menurunkan dinda yang masih di gendonganya.

"Nah sekarang kan anak mu sudah pulang semua kan, jadi gimana jawaban mu rin?" ucap suaminya aini atau kakak ipar airin, dan menuntut jawaban dari airin.

"Aku tanyakan dulu sama anak-anak ku kak," ucap airin, dan berjalan mendekati sang anak.

"Sila, dinda, kalian setuju nggak kalo ibu nanti nikah lagi?" ucap airin to the poin.

Sila yang mendengar ibunya mau menika lagi pun diam, dia tidak tau harus ngomong gimana, karna ini terlalu tiba-tiba baginya, sila pun melihat sang adek nya yang tampak bingung.

Kembali dia melihat ke arah sang ibu dan menjawab,"ibu bahagia sama calon yang ibu pilih?" Tanya sila sambil melirik orang yang duduk di sebelah om nya itu, siapa lagi kalo bukan suami dari tantenya aini yaitu yanto.

"Kalo ibu bahagia sama om itu sila juga akan bahagia kok, apapun kebahagiaan ibu itu juga bagian dari kebahagiaan sila," ucapnya sambil tersenyum simpul.

Sebenarnya sila itu nggak setuju ibunya nikah lagi, karna dia masih sayang sama mendiang ayahnya, tapi demi kebahagiaan sang ibu sila akan mencoba menerima ayah tirinya, dan dia juga tau ibunya itu pasti butuh pendamping hidup.

Sang ibu yang mendengar kata dari sang anak pun memeluknya, dan mengucap kan makasih karna anak-anaknya tidak melarangnya menikah lagi.

Sebenarnya dia dan calon suami keduanya ini tidak saling kenal, tapi kakak iparnya itu selalu memperkenal kanya, dan airin yang butuh pendamping hidup pun mengiyakan ajakan menikah dari orang yang di kenalkan sama kaka iparnya itu.

Mereka pun kembali duduk di tempat masing-masing, sila dan dinda sudah menuju kamarnya untuk menganti pakaianya, selesai ganti pakai mereka pun turun untuk makan siang.

"Sila, dinda sini yuk duduk dekat ayah sama ibu nak," ucap rangga, calon ayah tiri sila dan dinda.

"Ini orang sksd banget sih baru aja kenal, ogah banget gue panggil dia ayah, kalo dia udah nikah sama ibu gue, baru gue panggil ayah," ucap sila yang mana hanya bisa di ucap kan dalam hati.

Ini lah sila, anaknya itu suka ngejulitin orang apa lagi sama orang yang sok sksd sama dia.

Dia pun berjalan menuju kursi sebelah rian yang masih kosong, dan mendapatkan tatapan tajam dari rian.

"Apa lo liat-liat mau gue colok tuh mata," ucap sila pada rian, rian yang masi emosi sama sila pun membalas ucapan sila,"berani lo sama gue? gue banting lo baru tau rasa, dasar pendek," ucap rian dengan ejekan akhir katanya.

"Iyah terus ajah berantemnya, nih sekalian pake pisau tinggal pilih mau yang mana?" ucap sang kakek

Sila dan rian pun diam dan memakan makananya dengan diam.


Bersambung🤗

931 kata untuk hari ini

Supaya kita sama-sama bahagia, alangkah baiknya di vote&komen🧟‍♀️
🤡🤡🤡🤡🤡🤡

💥💥💥💥💥💥

life story SilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang