PROLOG

434 70 27
                                    


⚠️⚠️Setelah membaca jangan lupa untuk meninggalkan jejak kalian di kolom komentar ya!!! Dan jika berkenan kalian bisa vote juga di bab ini/selanjutnya⚠️⚠️
-
-
-

**

Di dalam kamar yang diselimuti oleh cahaya remang, seorang remaja berusia 18 tahun dengan tubuh kekar melangkah menuju balkon. Rambut hitamnya terbagi rapi di tengah, menciptakan siluet yang kontras dengan kegelapan sekitarnya.
Hidung mancungnya menonjol di wajah berparas seperti hati yang tampak penuh pikiran.

Dengan langkah mantap, ia duduk di kursi kayu balkon dan ditemani dengan sebotol kaleng minuman rasa anggur.


Suasana di luar terasa sunyi, hanya terdengar desiran angin malam yang menggoyangkan daun-daun pepohonan di luar.

Lelaki itu menatap ke kejauhan, matanya terpancar dalam kegelapan yang hanya diterangi sedikit cahaya rembulan yang samar-samar.

Malam itu, ia dibuat sangat termenung karena hari-harinya hanya di isi oleh berisiknya pertengkaran kedua orang tuanya yang tak pernah ada habisnya, tak jarang lelaki itu selalu jadi samsak kedua orang tua nya dan tak jarang juga ia mendapatkan kritik dari kedua orang tuanya

"Sialan. Mau sampe kapan kehidupan gue kaya gini? Kapan dunia berpihak sama gue?? Apa emang gue ngga pantes buat bahagia? Gue cape ... gue lelah sama kehidupan ini ... gue gatau lagi mau ngeluh ke siapa selain ke Tuhan," keluh lelaki berusia 18 tahun malam itu.

Sedalam apapun lukanya, dia selalu merangkul rasa sakitnya sendiri tanpa melibatkan siapapun, dia selalu berusaha kuat dan tegar di hadapan orang lain.
Baru persoalan keluarga, belum tentang kisah asmaranya yang ikut rusak juga.

"Tuhan ... Hamba lelah ... Hamba ingin pulang ke pelukanmu ..." Isak lelaki itu sebelum ia tertidur.

**

ELGARD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang