"Len bangun Len!"
"Woy samsul! Bangun! Gue mau keluar, lo mau disini sendirian?"
"Buset lo tidur apa simulasi mati len-len, len bangun dong! Gue gimana pamitnya ke lo kalau lo aja molornya kaya kebo gini" ucap El sambil menepuk-nepuk pipi temannya.Namun Valent tak merespon sama sekali karena ia sudah tertidur sangat pulas.
"Ah yaudahlah, gue wangsapin aja"
El langsung merekam dirinya yang tengah berpamitan kepada valent yang sedang tertidur. Tanpa rasa bersalah El langsung mengirimkan rekaman tersebut kepada Valent."Halo, valent anaknya Samsul. Gue ada urusan mendadak, ya sekarang banget, pukul 00.45. Saya, Elgard Harvey menyatakan bahwa Saya izin untuk pergi meninggalkan Valent karena Bunda saya menyuruh saya untuk kesana sekarang. Apabila nanti pagi saya belum kembali, artinya saya masih di rumah Bunda saya! Dan kenapa saya tidak mengajak anda? Valent. YA KARENA ANDA TIDAK BISA DIBANGUNKAN, Sekian terimakasih." ucapan El di isi Video tersebut dan diakhiri dengan senyum terpaksa.
Tanpa berlama-lama El langsung menuju keluar dan mengunci pintu Markas dari luar lalu memasukkan kunci tersebut lewat jendela ke dalam Markas tepat di sebelah pintu.
El pun langsung menyalakan motornya dan langsung tancap gas tanpa berlama-lama.
( Elgard dengan motor kesayangan.)
40 menit kemudian, El akhirnya sampai di rumah Ibunya. Ia langsung memarkirkan motornya lalu pergi menuju ke depan pintu rumah tersebut.
Tak sengaja El mencium ada bau minyak tanah disekeliling rumah tersebut.
"Ini bau minyak tanah ga sih? Tapi... Kenapa ada di sekitar sini? Siapa yang melakukannya?" El kebingungan.
Tanpa berlama-lama ia langsung mengetuk pintu rumah tersebut.
Tok! Tok! Tok! "Bunda! Ini El Bun" teriak El dari depan rumah.Merasa tak ada balasan El langsung mencoba membuka pintu rumah tersebut dan ternyata pintunya tidak terkunci.
"Permisi... Haloo? Bunda di mana? Bun, El sudah sampai" El memanggil ibunya dengan terus melangkah menyusuri ruangan tersebut.
"KAMU INI BENAR-BENAR GATAU DIRI MAS! AKU UDAH RELA KERJA, BANTING TULANG DEMI ANAK-ANAK KAMU, BAHKAN, SAMPAI ANAK KANDUNGKU SENDIRI SAJA GAK PERNAH MENDAPATKAN UANG HASIL KERJAKU SEDIKITPUN! Tapi... Apa balasanmu mas! KENAPA KAMU MALAH LEBIH MEMILIH PELAKOR ITU DARIPADA AKU MAS! KURANG APA AKU!" El tak sengaja mendengarkan suara ibunya yang berteriak sambil menangis. Ia terdiam sejenak untuk memahami keadaan tersebut lalu ia mencari tempat aman untuk melihat kejadian itu dulu.
"APA? BERARTI KAMU GAK IKHLAS NGURUS ANAK-ANAK AKU? HAH?" bentak Suami baru Ibunya El.
Tak lama dari ayah tirinya mengucapkan kata-kata itu ayah tirinya El langsung mengambil vas bunga yang terbuat dari kaca.
"Anji-" belum selesai El bilang sembari berlari menuju ke arah ibunya, El melihat bahwa Ayah tirinya sudah melemparkan vas bunga tersebut ke arah Ibunya El.
Na'asnya vas bunga tersebut meleset dan tidak langsung mengarah ke Ibunya El.
El langsung berlari dengan lebih cepat lalu memeluk ibunya untuk melindunginya.
"Bunda... Bunda minggir dulu! Jangan disini bun, Bunda bisa terluka, ayo bun minggir dulu" ajak El sembari membonceng bundanya menuju ruangan yang lebih aman. Tak lama dari itu El langsung kembali menghadap Ayah tirinya.
"Lo apain bunda gue? Bener-bener Manusia gatau diri ya lo!" tanya El dengan nada tinggi.
"Hahaha, saya cuman mengambil sedikit uang ibumu untuk bersenang-senang." jawab Ayah tirinya sembari tertawa kecil lalu meninggalkan El.
El pun kembali menghampiri ibunya untuk menenangkan ibunya. Tak lupa ia membawakan segelas air putih untuk bundanya.
"Bunda... Sebenarnya ada apa bun? Kok sampai kaya gini?" El bertanya sambil memberikan segelas air putih untuk ibunya.
Setelah ibunya minum, ibunya pun menjawab pertanyaan putranya itu "Nak... Maafin bunda karena selalu salah pilih laki-laki ya? Padahal suami ke-3 ini, bunda kira cukup lebih baik dari sebelumnya. Ternyata tidak nak, ayah tirimu setelah Bunda kerja keras mengasuh anaknya, dia malah bersenang-senang dengan wanita malam di club, bahkan dia mengambil uang Bunda sebesar 1,5M. Tapi .. ya sudahlah nak bun-" belum selesai bundanya berbicara, El mencium adanya bau asap dari ruangan yang tak jauh dari tempat mereka beristirahat sejenak.
"Bunda nanti saja lanjut ceritanya ya? Ayo keluar bunda! Ada kebakaran! BUNDA! AYO!" ajak El dengan panik karena Api mulai membesar dan akan memasuki ruangan itu.
"Bunda tidak kuat berjalan nak, karena ayahmu sempat melempar benda dan mengenai kaki bunda nak, kamu pergi saja keluar ya? Selamatkan diri kamu" ucap ibunya diiringi senyuman manisnya.
"GAK! EL GAAKAN BIARIN BUNDA DISINI SENDIRIAN!! AYO BUN! NAIK KE PUNDAK EL BUNDA, PEGANGAN YANG ERAT BIAR EL YANG BAWA BUNDA KELUAR DARI SINI SEKARANG !!!" jelas El sambil menahan air matanya supaya tidak keluar begitu saja.
"Sudahlah nak, tubuh bunda juga sulit digerakkan, kamu keluar saja ya? Selamatkan diri kamu nak, cepat!" tolak Ibunya.
"Bunda... El mohon... Ayolah bunda, ikut El! Bunda pegangan pundak El ya? Biar El gendong bunda! Ayo bun! Waktu kita nggak lama bun!"
Tanpa menunggu jawaban dari ibunya, El langsung menarik tangan ibunya ke pundaknya lalu menggendong ibunya untuk keluar dari rumah tersebut.
Ketika menuju ke arah pintu keluar, El berusaha membuka pintunya namun terkunci dari luar.
"Uhuk! Uhuk! Nak, cepat larilah lewat jendela disitu nak, memang lumayaan tinggi, tapi setidaknya cukup untuk kamu keluar, ayo nak cepet! Lupakan bunda, cepat selamatkan nyawa kamu ya! Ini perintah bunda" pinta Ibu El sembari menutupi hidungnya dengan kedua telapak tangan untuk terus bisa bernafas.
"GAK BUN! GAAKAN! EL GAAKAN TINGGALIN BUNDA SENDIRIAN!! GAAKAN! EL CUMAN PUNYA BUNDA, JADI EL GAAKAN BIARIN BUNDA TERKURUNG DI NERAKA INI SENDIRIAN!! Bunda duduk disini sebentar ya? El mau pecahin jendela kaca ini" balas El sambil menurunkan bundanya pelan-pelan.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
ELGARD
Ficção Adolescente⚠️⚠️Dilarang plagiat⚠️⚠️ Di dalam sebuah rumah yang cukup megah, ada seorang anak lelaki berusia 18 tahun. Dahulunya, ia memiliki keluarga yang saling menyayangi satu sama lain dan memberikan kehangatan dalam setiap hubungan mereka. Namun, kebahagi...