12.Pemulihan

109 46 125
                                    

"Hanya karena aku bisa menahan semua rasa sakit di hatiku, bukan berati aku layak mendapatkannya."

-Elgard

Di ruang intensive care unit (ICU) terlihat beberapa dokter dengan berbagai peralatan canggih di tangannya, terdengar suara monitor jantung yang mulai melambat, para dokter dan suster juga berlalu-lalang kesana kemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ruang intensive care unit (ICU) terlihat beberapa dokter dengan berbagai peralatan canggih di tangannya, terdengar suara monitor jantung yang mulai melambat, para dokter dan suster juga berlalu-lalang kesana kemari.

1 jam kemudian.

"Gimana keadaan El sekarang, nak?" tanya seorang pria kepada anak sulungnya.

"Kata dokter, el mengalami henti jantung, yah." balasnya dengan perasaan campur aduk, kakinya tak berhenti mondar-mandir untuk menunggu kabar baik dari sang dokter.

"Bang, sampai kapan kamu nggak mau makan? Makan dulu dong, sini ina suapin" tawar Elaina pada Edgard yang tengah di kondisi sangat kacau.

Edgard pun menganggukkan kepalanya, lalu duduk di kursi tepat disebelah Elaina berada.

"Ayah mau ke kamar mandi kalian dulu, kalian tetap disini, ya" belum sempat Edgard dan Elaina menjawab, William sudah melangkah pergi meninggalkan mereka berdua.

**
"Halo? ada orang di dalam?" William mengetuk pintu kamar mandi untuk memastikan bahwa Carla masih berada di dalam sana.

"Iya, mas, tunggu sebentar, ada apa? El sudah siuman?" ucap seorang wanita di bilik kamar mandi umum.

"Oh, kamu selesaikan saja, saya bisa menunggu"

**
Tiba-tiba dokter keluar untuk menemui keluarga pasien, dokter pun menghampiri Edgard dan Elaina yang tengah makan di kursi terdekat dari ruangan El berada.

"Dengan keluarga mas Elgard Harvey?" tanya dokter, memastikan.

"Iya, pak. Bagaimana kondisi adik saya?"

"Kondisi mas El-"

Belum selesai dokter berbicara, Ayah tiri mereka datang dengan tergesa-gesa.

"Dok, bagaimana kondisi putra saya dok? Dia baik-baik aja kan, dok?" William bertanya dengan raut wajah penuh rasa cemas terhadap putranya.

"Ayah, tenang dulu. Biarkan dokter berbicara." ucap Edgard berusaha menenangkan Ayah tirinya.

"Apalah ayah ini, apalah, main potong aja, untung ayahku." batin Elaina dengan raut wajah kesal.

"Kondisi mas Elgard sekarang sudah semakin baik, dan bisa dipindahkan ke ruang inap, dan untuk salah satu keluarga, dimohon untuk ke ruang administrasi bersama saya." pinta dokter lalu meninggalkan mereka dengan perasaan penuh kegembiraan.

ELGARD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang