6. Pesan Di Malam Hari

144 72 78
                                    

Luna
New message!

El, pagi tadi kamu ke mana? Kabarnya kamu kabur dari sekolah?

Kamu masih marah soal omongan orang tuaku? Maaf ya!

Oh ya, hubungan kita selesai sampai hari ini aja ya? Daripada di teruskan kamunya bisa sakit sendiri, maaf.

**

El menggenggam ponselnya dengan kuat disertai matanya yang memerah, rahangnya mengetat dan urat lehernya yang menjadi timbul.

"N-jir, lo kenapa kocak? Bisa remuk tuh HP lo genggam sekuat itu" Valent kebingungan.

El tak menjawab sama sekali. Malahan, dia menatap sinis Valent yang tak salah sama sekali. Tak lama kemudian, El beranjak dari sofa dan pergi ke kamar mandi.

"Gue mau ke kamar mandi dulu, lo kalau mau tidur, duluan aja." El berkata diiringi matanya yang nampak menatap malas.

"Buset, serem juga co kalau ngamuk, matanya merah gitu mana keliatan ampe mau copot lagi! Untung gue masih punya trial nyawa, jadi kalau dia mau ngamuk disini, gue masih bisa selamat!" gerutu Valent setelah El menuju ke kamar mandi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 23.30 sedangkan mata mereka masih terbuka lebar dan tak merasa mengantuk sama sekali.

Disaat itu juga Valent menyadari bahwa, temannya itu belum kunjung kembali dari 15 menit yang lalu, ia memutuskan untuk pergi menemui El yang masih berada di kamar mandi.

Sesampainya di kamar mandi, tanpa basa-basi Valent langsung menggedor-gedor pintu dengan keras dan berteriak memanggil temannya.

Dor! Dor! Dor! "Woy El, lo ngapain aja sih ajg! Lo ke kamar mandi ngapain kocak, lama bener! Wahh jangan bilang lo ketiduran ya... EL! WOY AJG, BUKA! ATAU GA GUE DOBRAK NIH PINTU SAMPE KEBELAH JADI TIGA, eh maksudnya sampe kebuka." Teriak valent diakhiri dengan malu sambil menggaruk kepalanya.

El pun yang merasa terganggu oleh temannya itu langsung membuka pintu.

Dengan raut wajahnya yang kesal, ia langsung meninggalkan temannya yang berada di depan kamar mandi.

"Tai lo! Udah ditungguin malah ditinggalin, emang ya... yang menemani dari awal, selalu berakhir ditinggalkan dengan pilihan barunya, hadehhh." Valent menghela nafas panjang, lalu pergi mengikuti El.

Sesampainya di sofa tempat dimana mereka merebahkan tubuh tadi, Valent berusaha menanyakan kepada El, tentang apa yang terjadi sehingga ia terlihat begitu marah.

"Woy anaknya Harvey, lo tadi kenapa dah tiba-tiba marah-marah gajelas?" tanya Valent sekaligus meledek El.

"Babi lo anaknya Samsul, mentang-mentang nama belakang gue ada nama bapak gue, gini-gini gue bukan anaknya, ngerti ga lo Samsul!" jelas El.

"Wah-wah ngelunjak ya lo anaknya Harvey, lo kalau mau ngomong sama bapak gue ya ngomong langsung sana lah, masa lo jelasinnya ke gue, tapi yang ditanya paham atau gak itu bapak gue" balas Valent sambil tertawa kecil.

"Hadehh, iya juga ya, tumben lo pinter"

"Oh ya, jadi apa jawabannya? Lo tadi kenapa tiba-tiba marah kaya gitu?" tanya valent sekali lagi.

ELGARD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang