[✓] Rising | Jumil/Bbangmil/Sangmil ♡ + Hyunjae Harem

13

Pagi hari datang dengan lembut, menyingsingkan sinar mentari yang perlahan menerangi kamar tidur. Hyunjae terbangun dari tidurnya di pelukan hangat Younghoon. Matanya tersentuh oleh kelembutan wajah Younghoon yang masih terlelap dalam tidur.

Dalam keheningan pagi, Hyunjae merenung sejenak, membiarkan perasaannya merasakan ketenangan yang jarang dia temui belakangan ini. Dia merasakan kehangatan dari pelukan Younghoon, dan dalam tatapan yang penuh perasaan, Hyunjae merasa ada harapan baru yang bersemi di dalam hatinya.

Dengan hati yang penuh keputusan, Hyunjae mengakui pada dirinya sendiri bahwa saatnya untuk meninggalkan belenggu kesedihan dan keputusasaan. Dia ingin memulai lembaran baru dalam hidupnya, bersama Younghoon yang telah menjadi penopang dan sahabat baginya di saat-saat sulit.

Dengan lembut, Hyunjae menyentuh pipi Younghoon, membangunkannya dengan penuh kelembutan. Saat Younghoon membuka matanya, Hyunjae tersenyum, memandanginya dengan penuh makna. Dalam pandangan mereka saling bertautan, menyiratkan keputusan yang kuat dan penuh harapan untuk masa depan yang lebih cerah.

“Kak Younghoon,” Hyunjae memulai dengan suara yang penuh keyakinan, “Aku ingin berterima kasih padamu. Kamu telah memberiku cahaya di tengah kegelapan, dan kamu telah memberiku kehangatan di saat aku merasa terpuruk. Bersamamu, aku merasa ada harapan baru.”

Younghoon tersenyum, membalas tatapan Hyunjae dengan penuh pengertian dan dukungan. “Hyunjae, kau tidak perlu berterima kasih. Aku hanya ingin kamu bahagia,” jawab Younghoon dengan suara yang penuh kasih sayang.

Hyunjae menarik nafas dalam-dalam, menemukan kekuatan dalam keputusannya. “Aku tidak ingin lagi terjebak dalam kepedihan masa lalu. Aku ingin memulai lembaran baru, bersama denganmu. Apakah kamu bersedia bersamaku, Kak?”

Younghoon tersenyum lebar, matanya bersinar penuh kebahagiaan. “Tentu saja, Hyunjae. Aku akan selalu bersamamu, mendukungmu dalam setiap langkah yang kamu ambil.”

Dengan tekad yang teguh, Hyunjae dan Younghoon berpegangan tangan, siap menghadapi apa pun yang akan datang. Mereka merangkul harapan dan kebahagiaan, bersama-sama membangun masa depan yang lebih indah dan berarti, melangkah dengan keyakinan dan cinta yang tak tergoyahkan.

Dalam sinar pagi yang hangat, Hyunjae merasa hatinya dipenuhi oleh kelegaan dan kebahagiaan yang sebelumnya terpendam. Bersama Younghoon, dia yakin bahwa setiap langkah yang mereka ambil akan membawa mereka menuju kebahagiaan yang sejati, di tengah-tengah pelukan cinta yang tak pernah pudar.

Meskipun Hyunjae merasa penuh kelegaan atas dukungan dan kehadiran Younghoon, keraguan masih menyelimuti pikirannya. Juyeon, kekasihnya saat ini, menjadi batu sandungan yang sulit dihindari. Meski Hyunjae menyadari bahwa hubungannya dengan Juyeon sudah tidak sehat dan dipenuhi oleh kebohongan, namun terjebak dalam lingkaran sulit untuk dilepaskan.

Hyunjae merasakan konflik yang mendalam di dalam dirinya. Di satu sisi, ada keinginan untuk membebaskan diri dari belenggu hubungan yang tidak sehat dengan Juyeon. Namun di sisi lain, ada rasa takut akan konsekuensi dan pertanggungjawaban atas janji-janji yang telah diucapkan.

Dalam kebimbangan ini, Hyunjae merasa ingin menarik ucapannya kepada Younghoon. Dia merasa tidak layak untuk membawa Younghoon ke dalam kekacauan yang dia ciptakan dengan Juyeon. Namun, sebelum Hyunjae sempat mengungkapkan keraguannya, Younghoon dengan lembut menjangkau tangan Hyunjae, menatapnya dengan penuh pengertian dan kasih sayang.

“Hyunjae,” ucap Younghoon dengan suara yang lembut namun teguh, “Aku mengerti bahwa kau sedang berada dalam situasi yang sulit. Tapi aku ingin kau tahu bahwa aku di sini untukmu, tidak peduli apa pun yang terjadi. Aku siap menerima kau apa adanya, dengan segala kebaikan dan kelemahanmu.”