02

278 12 0
                                    

“Kan aku udah bilang kalau soal ini tuh ngerjainnya pake rumus ini!” tutur Hyunjae sedikit kesal pada Juyeon yang sedang di ajarinya.

Ini saat mereka berdua masih kelas dua SMA dan mereka sedang belajar untuk ujian tengah semester di unit apartemen milik kakak Juyeon, Lee Sangyeon. Mereka ada di kamar Juyeon.

“Iya-iya! Namanya juga lupa, nggak usah teriak-teriak gitu kek,” gerutu Juyeon sambil membenarkan jawabannya yang salah.

“Dasar. Katanya mau masuk univ tempat Kak Jiwong ngajar, tapi soal beginian aja masih salah terus gimana bisa masuk kesana coba?”

“Iya-iya deh! Si paling pinter,”

“Kalau kamu nggak serius belajar mendingan kamu minta tolong diajarin Kak Younghoon aja deh– EH?”

BRUKK!!

Juyeon dengan tiba-tiba mendorong tubuh Hyunjae ke lantai sambil menahan kedua lengan pemuda pirang itu sambil mengungkung tubuhnya. Juyeon menatap Hyunjae intens dari atas membuat Hyunjae sedikit takut, tidak biasanya Juyeon bertindak seperti itu.

“Jangan sebut-sebut nama itu! Kamu tahu aku benci orang itu!” sergah Juyeon.

“Ta-tapi Kak Younghoon kan– HMPHH?!”

Dengan tiba-tiba, bibir Juyeon menyambar bibir manis Hyunjae dalam serangan tak terduga, membuat pemuda pirang itu terkejut dan mendelik tak percaya. Meskipun mencoba melepaskan diri, Hyunjae merasa kuatnya cengkeraman Juyeon yang membuatnya tidak mampu bergerak. Dalam kebingungan dan perlawanan yang sia-sia, Hyunjae merasa kalah dan terpaksa menyerah pada serangan bibir Juyeon yang mendominasi, membiarkan kebingungannya semakin bertambah dalam keheningan yang tegang di antara mereka.

Dalam alunan permainan ciuman yang memikat, Hyunjae mulai luluh dan terbuai oleh sentuhan Juyeon. Bahkan ketika Juyeon menggigit lembut bibir bawahnya, Hyunjae tak bisa menahan desahan kecilnya, dan dengan rela membuka mulutnya, memberikan Juyeon akses untuk mengeksplorasi dan bermain dengan lidahnya. Dalam momen itu, Hyunjae merasa terseret dalam kenikmatan yang memabukkan, menyerah pada keintiman yang tercipta di antara mereka.

Meskipun mulai kehabisan napas, Hyunjae masih mencoba menggeleng-gelengkan kepalanya kasar, berharap Juyeon akan menyudahi ciuman itu. Namun, keinginannya tidak terkabul. Sebaliknya, Juyeon justru menarik tubuh Hyunjae ke atas pangkuannya, merangkul wajah Hyunjae dengan tangan besarnya. Dalam pelukan Juyeon, Hyunjae merasakan kekuatan yang tak terhindarkan, membuatnya terdiam dalam kebingungan dan kekacauan emosional.

“Engh~ J-Juyeonhhhmph..” ucapnya di sela-sela ciuman itu.

Dalam keheningan yang terhenti, Juyeon akhirnya menyudahi ciuman itu lebih dulu. Tatapan keduanya saling bertemu, mengungkapkan perasaan yang rumit di balik mata mereka yang sayu. Wajah mereka kini merona merah, mencerminkan keintiman yang baru mereka bagikan.

Wajah mulus Hyunjae terlihat sempurna dalam belaian Juyeon, sementara sinar senja yang berwarna oranye memasuki ruangan melalui jendela, menambah kesan magis pada kecantikan Hyunjae. Dalam momen itu, dia tampak begitu anggun dan mempesona, seperti lukisan hidup yang diciptakan oleh sentuhan matahari senja.

“Aku sudah tidak bisa menahannya lagi, Hyunjae...” bisik Juyeon lirih dengan suara seraknya.

“Apa maksudmu?”

“Aku... A-Aku suka padamu, Hyunjae. Aku mencintaimu, sudah lama sekali aku pendam perasaan ini dan sepertinya aku sudah tidak bisa menahan perasaan ini lagi. Aku sayang banget sama kamu, Hyunjae. Kamu nggak sadar selama ini?” Juyeon menatap Hyunjae dengan mata kucing nya yang lucu meminta secercah harapan dari Hyunjae.

[✓] Rising | Jumil/Bbangmil/Sangmil ♡ + Hyunjae HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang