14

146 5 0
                                    

Hyunjae dan Younghoon duduk bersama di meja makan, namun suasana terasa hampa meskipun rumah itu dipenuhi dengan aroma masakan yang menggugah selera. Wajah Hyunjae masih terhimpit oleh bayang-bayang penyesalan yang menemani langkahnya sejak bertemu dengan Juyeon tadi siang.

Younghoon memperhatikan Hyunjae dengan cermat, merasa kegelisahan yang tersirat di balik ekspresi wajahnya. Dengan lembut, Younghoon bertanya, “Hyunjae, apa yang terjadi? Kau terlihat begitu murung.”

Hyunjae menghela nafas dalam-dalam sebelum menjawab, rasa bersalah menyesakkan dadanya. “Kak, aku merasa sangat menyesal akan segala perbuatan bodohku selama ini. Aku kehilangan Juyeon, sahabat terbaikku.”

Younghoon mendengarkan dengan penuh perhatian, membiarkan Hyunjae meluahkan perasaannya. “Aku merasa masih ingin melanjutkan hubungan pertemananku dengan Juyeon, tapi sepertinya dia tidak bisa melakukannya,” tambah Hyunjae dengan suara yang penuh dengan penyesalan.

Younghoon menyentuh tangan Hyunjae dengan lembut, memberikan dukungan yang tak terucapkan namun begitu nyata. “Hyunjae, aku mengerti betapa beratnya perasaanmu saat ini. Tapi terkadang, meskipun kita ingin memperbaiki kesalahan yang telah kita lakukan, ada hal-hal yang sudah tidak bisa kembali seperti semula.”

Hyunjae mengangguk, merasakan kebenaran kata-kata Younghoon menyentuh hatinya. “Aku tahu, Kak. Dan aku siap menerima konsekuensi dari kesalahan-kesalahanku. Tapi rasanya begitu sulit untuk melepaskan sahabat sebaik Juyeon.”

Younghoon tersenyum pahit, merasakan rasa sakit yang tersembunyi di balik kata-kata Hyunjae. “Kau kuat, Hyunjae. Dan walaupun Juyeon mungkin tidak bisa melanjutkan hubungan pertemanannya denganmu, ingatlah bahwa ada orang lain yang selalu ada di sampingmu.”

Hyunjae menatap Younghoon dengan penuh syukur, merasakan kehangatan dan dukungan yang selalu ditawarkan oleh Younghoon. “Terima kasih, Kak. Kau selalu menjadi tempatku berlindung di tengah badai.”

Dalam keheningan yang mengelilingi mereka, Hyunjae dan Younghoon merasakan kebersamaan yang tak terucapkan namun begitu kuat. Meskipun ada luka yang belum sembuh dan kehilangan yang masih terasa, namun ada harapan baru yang terbit di ufuk yang gelap, sebuah harapan akan kekuatan persahabatan dan cinta yang mampu mengatasi segala rintangan.

Setelah makan malam bersama, Hyunjae dan Younghoon memutuskan untuk pergi ke supermarket bersama-sama. Mereka berjalan di lorong-lorong yang dipenuhi dengan ragam produk, tertawa dan berbagi cerita tentang hal-hal kecil yang terjadi dalam hidup mereka.

Di bagian es krim, Hyunjae dan Younghoon berhenti sejenak, tersenyum pada pilihan rasa yang beraneka ragam di hadapan mereka. Dengan penuh semangat, mereka memilih beberapa potong es krim favorit mereka, Hyunjae dengan es krim stroberinya dan Younghoon dengan es krim rasa matchanya.

Saat mereka tiba di taman, udara malam yang segar menyambut mereka. Mereka duduk bersama di bangku taman, dengan es krim di tangan mereka, memandang bintang-bintang yang berkilauan di langit malam.

Hyunjae memandang Younghoon dengan senyum tulusnya, merasa beruntung memiliki sosok seperti Younghoon di sampingnya. “Terima kasih telah menemaniku hari ini, Younghoon. Kau selalu membuat segala hal menjadi lebih berarti.”

Younghoon tersenyum hangat, tatapannya penuh dengan kebahagiaan. “Tentu saja, Hyunjae. Aku senang bisa berbagi momen-momen indah seperti ini bersamamu.”

Mereka menggigit es krim mereka dengan penuh kenikmatan, menikmati setiap rasa yang meleleh di lidah mereka. Suara tawa mereka memecah keheningan malam, menciptakan suasana yang hangat dan menyenangkan di sekitar mereka.

Di bawah cahaya remang-remang lampu taman, Hyunjae dan Younghoon berbagi cerita, mimpi, dan harapan mereka. Mereka merasakan kehangatan satu sama lain, seperti dua jiwa yang saling mendukung dan menguatkan.

[✓] Rising | Jumil/Bbangmil/Sangmil ♡ + Hyunjae HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang