Sangyeon memarkirkan mobilnya dengan rapi di parkiran kafe bernama 'Venus Cafe' sore itu. Dengan Chanhee juga Juyeon.
Kali ini Chanhee yang mengajak Sangyeon lebih dulu untuk pergi ke kafe itu dan entah mengapa Juyeon juga ikut. Alasannya ia bosan di rumah.
Chanhee dan Juyeon turun lebih dulu sementara Sangyeon masih bersiap di dalam mobil.
Chanhee menangkap pemandangan sosok pria berambut cerah yang sangat ia kenali sedang berduaan dengan pria yang sepertinya juga tidak asing.
"Juyeon, bukankah itu Hyunjae?" tanya Chanhee memastikan pada orang yang lebih mengenalnya.
Juyeon menoleh dan menemukan Hyunjae sedang bersama Younghoon, berduaan saja. Mereka saling melempar senyum masing-masing dan tampak sangat akrab.
"Kim Younghoon sialan! Mati saja kau!" setelah mengutuk guru magangnya itu Juyeon langsung pergi meninggalkan Chanhee juga Sangyeon.
"Eh Juyeon! Kamu mau kemana?" Chanhee hendak mengejar adik pacarnya itu namun ia di tahan lebih dulu oleh Sangyeon.
"Kak Sangyeon?"
"Biarkan saja dia. Dia akan baik-baik saja." tuturnya pada Chanhee dan sang kekasihnya pun menurut.
•••
"Apa yang sudah kamu lakukan dengan Kim Younghoon sialan itu, hah?!"
"J-Juyeon..."
"Jawab aku, Hyunjae!"
Tubuh Hyunjae membeku karena takut dia bahkan dia tidak berani menatap mata Juyeon saat ini. Ia tahu bagaimana cowok konyol itu jika marah. Tidak main-main.
"Jadi kamu tidak mau menjawabku, Hyunjae?"
"A-Aku hanya makan kue dengannya sepulang sekolah tadi, aku sungguh tidak melakukan apa-apa,"
"Omong kosong!"
"Juyeon? Kamu nggak percaya sama aku?"
"Aku harus memastikannya sendiri," ujarnya lalu ia berdiri menatap rendah pada Hyunjae yang masih duduk di sofa.
"A-Apa maksudmu?"
Juyeon dengan gesit mendorong dan menghimpit tubuh Hyunjae ke sofa juga menindihnya mengunci kedua tangan Hyunjae.
"Lee Juyeon? Kamu ngapain sih?!" seru Hyunjae kesal.
PLAKK!!
"Ahkh! Juyeon!!"
Juyeon menampar pantat sintal Hyunjae berkali-kali membuat Hyunjae meringis karena sensasi panas yang dihasilkan antara pergesekan tangan besar Juyeon dengan pantatnya.
"Katakan dengan jujur! Apakah kamu masih mencintaiku?" tanyanya dengan penekanan di setiap kata yang di keluarkan.
"Iya Juyeon! Aku mencintaimu! Sekarang lepaskan aku!" Hyunjae meronta-ronta bagaikan pencuri yang sedang di tahan.
Juyeon seketika meremas pantat Hyunjae juga menggesek belahannya membuat Hyunjae geli dan tubuhnya melemas.
"Anghh! J-Juyeon, jangan lakukan itu!"
"Apa guru magang sialan itu juga melakukan ini padamu, hm?" ujarnya lalu tangannya menyelusup ke balik celana dan meremas langsung pantat Hyunjae.
"Anghh!"
"Nikmat, bukan?"
"Juyeon, kumohon hentikan!" pinta Hyunjae kesal.
"Tanggung sekali kalau aku hentikan sekarang, bagaimana kalau kita lanjutkan yang tadi siang?"
Hyunjae menggeleng heboh sementara Juyeon langsung melepas seluruh celana Hyunjae dan kini ia hanya memakai pakaian atas tanpa kain sehelai pun di tubuh bagian bawahnya.
PLAKK!!
"Pantatmu sangat mulus, Hyunjae,"
"Nggak usah bilang kaya gitu! Aku udah tau!" jawabnya kesal. Ia masih dengan posisi tengkurap karena percuma untuk memberontak ia tidak akan menang melawan tenaga Juyeon.
"Malam ini aku akan menghukummu sampai kamu akan bertekuk lutut padaku, Hyunjae." bisik Juyeon tepat di telinga Hyunjae lalu menjilat telinganya menjulur ke tengkuk lalu menggigitnya bagaikan kucing yang sedang bersetubuh.
"Ahhkhh! Sakit Lee Juyeon..." ujarnya lirih, tanpa sadar air matanya mengalir. Ia tersedu membuat Juyeon tidak tega untuk melanjutkannya.
"H-Hyunjae, kamu menangis?"
Tidak menjawab Juyeon, tangisan pemuda cantik itu tampak makin membanjiri wajahnya walau tanpa suara.
Juyeon segera merubah posisi Hyunjae dengan mendudukannya kembali dan menutupi tubuh bawah Hyunjae dengan kemejanya.
"Hyunjae? M-Maafkan Aku, apa aku sudah kelewatan? A-Apa ada yang sakit?" tanya Juyeon resah. Ini pertama kalinya ia melihat Hyunjae menangis saat hendak melakukannya. Padahal biasanya Hyunjae hanya pasrah.
"Apa kamu hanya menganggapku sebagai pemuas napsumu?" tanya Hyunjae.
"Tidak, Hyunjae. Tentu tidak, aku sangat mencintaimu. Kamu tahu itu, aku sudah menyukaimu sejak lama. Mungkin semua yang kulakukan padamu adalah bentuk betapa aku sangat menyukaimu dan tidak ingin kehilanganmu,"
"Kamu masih berpikir aku melakukannya dengan dia?"
"Sebenarnya ada banyak pikiran yang menggangguku setiap kamu bersamanya. Mungkin aku terlalu takut dia akan merebutmu, Hyunjae. Jadi aku tanya sekali lagi, kamu sungguh tidak melakukan itu dengannya kan?"
Hyunjae menggeleng, "Sudah kubilang aku tidak melakukannya! Dia hanya menawarkan tumpangan pulang namun dia kemudian mengajakku ke kafe itu, Juy..."
Juyeon mengangguk paham lalu menarik Hyunjae ke dalam pelukannya dan mengelus kepala Hyunjae dengan lembut memberikan kenyamanan untuk kucing kesayangannya itu.
"Maafkan Aku karena nggak percaya padamu, Hyunjae. Aku hanya benar-benar takut dia merebutmu dariku,"
"Aku mengerti."
"Aku mencintaimu, Hyunjae,"
"Aku juga, Juyeon."
Dalam pelukan Juyeon, sudut bibir Hyunjae terangkat, tetapi sebenarnya ia menyembunyikan senyum licik di baliknya. Kebetulan saja, ia tidak benar-benar menangis tadi; itu hanyalah upaya agar Juyeon berhenti melanjutkan aksinya.
Semua kata cinta yang diucapkan Hyunjae untuk Juyeon hanyalah kebohongan belaka.
Entah mengapa, setelah sekian lama menjalani hubungan semacam itu dengan Juyeon, kali ini Hyunjae merasa kehilangan gairah. Namun, ia bingung tentang bagaimana cara mengakhiri hubungan ini dengan Juyeon. Hyunjae menyadari bahwa Juyeon sangat mencintainya dan tidak akan melepaskannya dengan mudah; Juyeon tidak akan membiarkannya begitu saja.
Alasan Hyunjae menerima Juyeon pada awalnya mungkin karena ia berpikir bahwa dengan mencoba mencintai orang lain, ia bisa melupakan perasaannya terhadap Sangyeon. Terlebih lagi, orang yang dipilihnya adalah adik Sangyeon, yang kemungkinan memiliki beberapa kemiripan dengannya.
Namun, sampai saat ini Hyunjae masih belum bisa mencintai Juyeon dengan tulus, hanya menganggap hubungan mereka sebagai Friend with Benefit.
Meskipun Hyunjae masih mengharapkan Sangyeon, ia sadar bahwa Sangyeon hanya tertarik pada dirinya karena dorongan napsu, sama seperti yang dilakukannya pada Juyeon. Perbedaannya, Juyeon tidak menyadari hal ini. Hyunjae menyadari bahwa Sangyeon tidak akan berpaling padanya dengan cara ini.
Di sisi lain, Hyunjae juga mulai tertarik pada Younghoon karena ketulusannya yang tak tercela, tanpa ada motif napsu yang tersembunyi di baliknya. Ini adalah pertama kalinya Hyunjae merasa diperlakukan secara istimewa, seolah-olah menjadi sebuah benda rapuh yang perlu dijaga layaknya "Glass Bead".
"Dalam situasi seperti ini, aku harus memilih siapa?" pikir Hyunjae, semakin memperumit keadaan hatinya.
To Be Continued...
- 07.04.2024 -
Kira-kira Hyunjae bakal milih siapa? 🤔
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Rising | Jumil/Bbangmil/Sangmil ♡ + Hyunjae Harem
Fanfiction[21+] Perjalanan Hyunjae untuk mencari orang yang tulus mencintainya. ♡ Lee Hyunjae ♡ ♡Jumil/Bbangmil/Sangmil♡ THE BOYZ 📢 • Start : 14.03.2024 • Finish : 07.04.2024 Remake! Versi Ricky (ZB1) Harem bisa cek di profil aku. ©itsmyhalluniverse2024