marah

13 4 0
                                    

Sudah satu minggu setelah Zhafa melihat foto Gali bersama dengan perempuan cantik berada di cafe.
Dan satu minggu itu juga sudah beberapa kali Gali mengajak Zhafa keluar, tapi ia menolak.

Zhafa bingung dengan perasaan nya sendiri. Di saat bersama Gali, Zhafa merasa senang dan moodnya jadi baik, tetapi jika ia bersama Arkan, ia merasa tenang dan hatinya terasa damai, walaupun Arkan selalu saja membuatnya kesal. Jantungnya juga kadang berdesir ketika tak sengaja bertatapan mata dengan Arkan, apalagi jika hanya beberapa jarak.

Arkan juga sering mengirimkan pesan kepada Zhafa hanya sekedar menanyakan kabarnya. Walaupun sering membuat Zhafa jadi kesal, tetapi disisi lain Arkan selalu berhasil membuat jantung Zhafa jadi tidak tenang.

Akhir-akhir ini Zhafa lebih sering berdiam diri di kamarnya. Mungkin karena moodnya lagi buruk, jadinya ia malas gerak.

Zhafa memilih membaringkan tubuhnya di atas sofa dan melatih jari-jemarinya dengan bermain ponsel.

Tok tok

Zhafa mendengar ketukan pintu beberapa kali, ia beranjak dari tidurnya dan membuka pintu. Terlihat ada Omah Ratna yang berada di depan pintunya. Zhafa menyunggingkan senyum manis kepada Ratna dan dibalas olehnya.

"Zhafa, kamu pake baju yang sopan, karna Gali ada di bawah,"ucap Ratna yang membuat Zhafa mendengus pelan.

"Buat apa dia kesini?"tanyanya.

"Mungkin dia kangen sama kamu,"mendengar itu seketika Zhafa bertingkah seolah-olah ingin muntah. Ratna geleng-geleng melihat tingkah cucunya dan menjitak kening Zhafa kemudian pergi meninggalkan Zhafa yang tengah meringis sambil memegangi keningnya.

Zhafa menghela nafas berat dan masuk kembali ke dalam kamar dan bersiap-siap. Ratna menghampiri Gali yang berada di ruang tamu. Ratna membawa secangkir teh dan sepiring kue.
Mereka berdua berbincang bincang hangat sembari menunggu Zhafa.

Suara langkah kaki mendekat ke ruang tamu, sudah dipastikan bahwa itu adalah Zhafa.

Zhafa memilih duduk di samping Omah Ratna, kemudian Ratna meninggalkan mereka berdua di ruang tamu, gunanya agar mereka bisa berbicara berdua.

Hening beberapa saat dan Gali berdehem pelan untuk mencairkan suasana.

"Kabar kamu gimana?"tanya Gali seraya menatap lembut Zhafa.

"Baik, kalo kamu gimana kabarnya?"tanyanya kembali dan  menatap sekilas Gali yang masih menatap dalam Zhafa.

"Alhamdulillah, saya baik-baik aja."

"Mau nggak keluar sama saya hari ini?" tanya Gali, mendengar itu Zhafa jadi bingung mau alasan apa lagi.

Zhafa masih terdiam tak menanggapi pertanyaan Gali.

"Kamu mau nggak?" tanyanya lagi.

"Apa alasan kamu mau mengenal saya lebih jauh lagi?" tanya Zhafa, Gali seketika menatap lekat wajah Zhafa yang juga sedang menatapnya. Menyadari apa yang baru saja dikatakannya, Zhafa menepuk bibirnya pelan, karena keceplosan.

Gali menghela nafas pelan, "alasan saya ingin mengenal kamu lebih jauh lagi, karna saya ingin mencari pasangan hidup yang tepat untuk saya dan sampai saat ini saya mulai yakin dan ingin lebih serius dengan kamu," kata demi kata yang keluar dari mulut Gali berhasil membuat Zhafa bungkam seribu bahasa.

"Apa kamu mau ta,aruf dengan saya?" tanya Gali, Zhafa menatap lekat wajah Gali dan tidak merasakan apa-apa. Padahal jika dengan Arkan walaupun hanya bertatapan sekilas dengannya sudah membuat jantung Zhafa berdetak tak karuan.

Zhafa sudah tak tahu ingin berucap apa, otaknya sudah error sekarang. Kemudian Gali terkekeh kecil melihat wajah Zhafa yang seketika menjadi gugup. Zhafa menundukkan kepalanya dan meremas jari-jemarinya. Gali malah tertawa, tak tahu apa sekarang Zhafa sudah sangat khawatir dengan ajakan Gali.

Kisah Asmara KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang