“ jangan khawatir, janganlah risau. Bila nanti pada akhirnya dunia menentang kita, aku akan tetap berada disampingmu, bersamamu ”
Kediaman Sutaryo kedatangan banyak tamu pagi ini.
Semua teman kenalan Katsuro di sekolah berkunjung ke rumahnya.
Rinjani dibuat terkejut dengan kedatangan mereka yang tiba-tiba. Katsuro tak pernah mengatakan bahwa mereka akan berkunjung, itu membuat Rinjani tak menyiapkan persiapan sama sekali.
Rinjani juga merasa malu dengan kondisinya. Seperti yang kita ketahui, teman-teman Katsuro bukanlah orang biasa, mereka berasal dari keluarga kaya raya.
Zheng Yuan. Pemuda Tionghoa bermarga Xue itu merupakan anak sekaligus pewaris tunggal dari pemilik toko buku besar yang telah bercabang dimana mana.
Teman Katsuro lainnya yang bernama Natsir juga merupakan anak dari pemilik percetakan koran terkenal dengan pelanggan yang ramai.
Tak hanya itu. Edward, pria londho ini pula memiliki identitas yang tak biasa. Dia adalah salah satu anak konglomerat kaya asal Netherland. Tak hayal jika Edward dapat selalu membuang-buang uangnya setiap waktu, dia melakukan itu seperti sedang memercikan air! begitu mudah!
Tak ingin kalah dengan yang lainnya. Diana, wanita yang sempat membuat Rinjani salah paham ini ternyata memiliki orang tua yang luar biasa. Meskipun Diana tak memiliki ibu, Diana memiliki ayah yang bekerja sebagai pengusaha berjaya.
Kini, Rinjani pula telah mendapat kenalan baru. Kenalan baru Rinjani adalah seorang gadis, yang juga merupakan teman satu sekolah Katsuro. Gadis itu memiliki nama lengkap Ajeng Ayu Mustika (biasa dipanggil Tika/Tik), anak bungsu dari juragan pasar, Retno Cokroaminoto.
Mereka semua adalah orang-orang yang penuh perhatian. Rinjani itu orang pemalu, mereka dapat mengerti keadaan Rinjani. Mereka dapat meyakinkan Rinjani untuk tidak merasa terintimidasi ketika berkumpul bersama.
Rinjani tidak punya persediaan apapun untuk menyambut tamu, Rinjani hanya menjamu dengan 3 buah ubi kukus dan air putih. Itu bukan hal yang cukup baik juga tak terlalu buruk.
Mendadak merasa malu, Rinjani tersipu sekaligus dibuat heran juga tak enak. Matanya berbinar-binar dengan memancarkan pernyataan terimakasih yang amat mendalam. Mereka (Katsuro dkk) membawa beberapa buah tangan, seperti bahan makanan pokok, riasan wajah, juga mainan.
Ternyata masih ada orang baik di dunia ini.
Baik Sutaryo dan Yanti, sepasang suami istri itu menyambut tamu istimewa tersebut dengan gembira.
Rumah Sutaryo ini hampir tak pernah didatangi oleh banyak tamu. Pandangan benci terhadap orang asing yang selama ini tertanam dalam jiwa Sutaryo itu pun telah melayu seiring berjalannya waktu ke waktu.
"mainan ini sangat bagus!!" Sutisno menjerit kegirangan tatkala tangan mungilnya tengan menggenggam beberapa mainan berbahan plastik, mainan itu jauh lebih bagus dari pada mainan yang Sutisno miliki hasil buatan tangan Rinjani. Selama ini, Rinjani selalu membuatkan mainan yang terbuat dari kain maupun sumber daya alam lainnya untuk si bungsu, mereka tak punya uang lebih untuk membeli mainan dipasaran. Untuk makan saja sulit?
KAMU SEDANG MEMBACA
RABUSUTORI | 1942
Historical Fiction❝bagaikan burung merpati, walau kau suruh aku untuk pergi, aku akan tetap kembali❞ ===== Disaat pertama kali kakinya menginjak tanah Nusantara, Sakamoto Katsuro dibuat jatuh hati dengan gadis pribumi bernama Rinjani. Namun tidak semua keinginan akan...