Follow ig aku:
@yaa_frstn @kucingimut1258Ig mereka juga:
@zayaflow
@gafiprnz
@kaylen_yrf
@luvvvv_yin
@atlnta_🔗🧸📕
"Hujan turun, tanpa kehadiranmu di sini."
~Firts Florence Azaya~
SAKIT yang saat ini belum ditemukan obat penyembuhnya adalah rindu kepada seseorang yang sudah berada di pangkuan Tuhan. Ingin menggapai, namun terasa jauh sekali. Itulah yang dirasakan hampir satu setengah tahun lebih oleh gadis pluvophile yang saat ini sedang duduk di halte dekat kampusnya.
First Florence Azaya—gadis kutu buku yang sedang menempuh kuliah semester tiga di Universitas Gadjah Mada yang terletak di sekitaran kota Yogyakarta. Gadis yang kerap di panggil Zaya itu menatap rintik hujan yang turun membasahi bumantala dengan tatapan kosong.
"Hujan turun, tanpa dirimu di sini."
Ketika hujan turun tidak ada yang berubah. Rasanya akan selalu sama. Menenangkan dan menyenangkan. Tapi setelah satu setengah tahun ini, Zaya merasakan hal tersebut, vibesnya terasa sangat berbeda. Seperti ada yang kurang. Dia?
Zaya menghembuskan nafas pelan. Matanya menatap arloji yang terpampang indah di pergelangan tangan mungilnya. Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, tapi dirinya masih terjebak hujan di halte ini.
"Maaf, gue telat."
Suara berat itu membuat Zaya menolehkan kepalanya. Seorang cowok dengan memakai outfit serba hitam telah berdiri di dekatnya dengan pakaian yang sudah basah kuyup. Melihat itu membuat Zaya segera berdiri.
"Kaylen, kok bisa basah gini?" tanya Zaya khawatir.
"Pas mau ke sini, hujan turun. Gak mau buat lo nunggu lama, gue terobos aja. Lagian cuma basah dikit kok, bentar lagi juga kering."
Kaylen Yerofa—cowok yang memiliki mata lentik itu merupakan mantan ketua gang yang bernama 'Eagle Devil'. Dulu, dirinya mempunyai seorang sahabat yang sama-sama membangun dan memimpin Eagle. Orang yang selalu ada ketika susah maupun senang. Namun, siapapun tidak bisa mengelak takdir, sahabatnya itu pergi untuk selama-lamanya karena telah mengorbankan nyawa untuk orangtuanya.
"Nanti kalau kamu sakit gimana?"
"Gue kuat gini mana bisa sakit, Ya," jawab Kaylen.
"Kamu juga manusia, Len. Kalau kamu sakit terus siapa dong yang mau lindungi aku? Kamu mau Gafi marah sama kamu karena gagal lindungi aku?"
Kaylen terkekeh. Menurutnya Zaya benar-benar cerewet. Pantas saja sahabatnya Gafi sangat suka menjahili gadis cerewet seperti Zaya ini.
"Iya-iya. Bawel amat sih, Mbak."
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Happy Ending [END] [TERBIT]
Teen Fiction[SEQUEL WE ARE FRIEND] TELAH TERBIT DI PENERBIT TEORI KATA PUBLISHING! "Aku bahagia, tapi bukan bersamamu." "Sakit itu ketika mencintai orang yang belum selesai dengan masa lalunya." _______•°^•°^ Namanya Atlanta Catur Gelanio. Laki-laki bibliophile...