🖇️29. Visitor

25 11 2
                                    

Follow ig aku:
@yaa_frstn @kucingimut1258

Ig mereka juga:
@zayaflow_
@gafi.prnz
@kaylen_yrf
@luv_yin
@atlnta_

⛓️📕🧸

"Jangan terlalu cepat menyimpulkan sesuatu. Bahkan orang yang bersikap baik kepadamu sekalipun punya alasan kenapa dia bersikap begitu."

ATLANTA terkejut mendapati begitu banyak kanvas-kanvas di kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ATLANTA terkejut mendapati begitu banyak kanvas-kanvas di kamarnya. Bahkan Atlanta mencubit tangannya sendiri saking tidak percayanya. Lalu seseorang menepuk pelan pundaknya, membuat Atlanta terperanjat kaget.

"Kamu suka?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Jeki. Pria itu melihat ada sorot bahagia yang dipancarkan oleh putra pertamanya ini.

"Ini Ayah yang beliin?" tanya Atlanta masih tidak percaya.

Jeki mengangguk singkat. "Kamu katanya suka ngambar. Makanya Ayah beliin," jawab Jeki yang membuat senyuman terbit di bibir Atlanta.

Apakah ia tengah bermimpi? Sungguh, ini adalah kebahagiaan yang Atlanta harapkan selama ini. Tapi tumben sekali, Ayahnya ini mau memberikannya sebuah kanvas yang jelas-jelas dahulunya pria itu tidak menyukai dirinya melukis di atas kanvas itu.

Ada apa dengan Jeki?

"Tumben sekali Ayah beliin Atlan kanvas? Bukannya Ayah gak suka liat Atlanta melukis?" tanya Atlanta berani.

"Nak, itu hobi kamu, kan? Ayah mendukung hobi dan bakat kamu, Lan."

Atlanta lagi-lagi tersenyum kepadanya. "Makasih, Yah."

"Sama-sama Lan," jawab Jeki tersenyum simpul. "Oh iya, nanti malam kita kedatangan tamu spesial. Ayah harap, kamu mau menuruti perkataan Ayah nanti. Jangan buat Ayah malu di depan tamu Ayah. Kamu mengerti kan, Lan?"

"Tamu? Ucapan apa, Yah?" tanya Atlanta tidak mengerti.

"Kamu akan tau sendiri nantinya. Kamu gak mau coba lukis di kanvas yang Ayah beliin ini, Lan?"

⛓️📕🧸

Dinginnya angin malam menusuk sela-sela badan dan menerpa rambut hitam panjang milik seorang gadis yang sedang menduduki dirinya di bangku sebuah taman. Setelah memilih beberapa buku di gedung tinggi bernama Gramedia ini, Zaya memutuskan untuk menduduki dirinya di taman depan Gramedia Malioboro Yogyakarta.

"Kamu di mana Za?"

Pertanyaan itu keluar dari seberang telepon Zaya. Gadis itu kini tengah telponan bersama Atlanta.

"Di Gramedia, Kak."

"Sama siapa?"

"Sendiri," jawab Zaya.

We Are Happy Ending [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang