🖇️13. Help

69 30 7
                                    

Follow ig aku:
@yaa_frstn @kucingimut1258

Ig mereka juga:
@zayaflow_
@gafi.prnz
@kaylen_yrf
@luv_yin
@atlnta_

🔗📕🧸

"Ternyata ada yang lebih sakit dari mencintai orang yang belum selesai dari masa lalunya. Yaitu, dianggap sebagai bayang-bayang masa lalu oleh orang yang kita cintai."

~Atlanta Catur Gelanio—


"MAAF." Satu kata itu keluar dari mulut Atlanta.

Setelah perbincangan di perpustakaan tadi, tidak ada perbincangan lagi di antara mereka berdua. Atlanta merasa menyesal karena telah mengutarakan perasaannya dan memaksa gadis itu untuk membuka hati untuknya.

"Saya paham, Kak. Jatuh cinta itu di luar kendali kita," ucap Zaya.

"Kamu gak marah kan?" Tanya Atlanta untuk kesekian kalinya.

Zaya menggelengkan kepalanya pelan. "Saya nggak pernah marah. Saya justru senang karena ada orang yang mengutarakan perasaannya kepada saya. Namun, saya merasa bersalah karena tidak bisa membalas perasaan nya. Seharusnya saya yang meminta maaf kak."

"Saya juga paham apa yang kamu rasakan, Za. Nggak seharusnya saya memaksa kamu untuk membuka hati. Saya tau, melupakan itu sangat sulit."

Hujan turun. Membasahi cakrawala dengan rintik nya. Suara syahdunya hujan mampu menampung suara tangisan dan luka seseorang. Sama spesialnya dengan senja, kehadiran hujan sangat ditunggu penduduk bumi.

Bagi gadis pluvophile seperti Zaya, hujan yang turun seperti saat ini adalah anugerah terindah dari Tuhan. Namun Anugerah terindah itu akan berubah menjadi musibah ketika kilatan serta suara keras dari langit itu muncul mengiringi hujan.

"Katanya kamu suka hujan, right?"

"Iya. Aneh, memang. Hujan begitu berarti bagiku. Hujan selalu punya caranya sendiri. Hujan membuat saya terlena dan tak berdaya pada bunyi, pada rintik, dan aromanya. Bagi saya, hujan menyimpan senandung liar yang membisikkan beribu-ribu kisah dengan sejuta kenangan. Hujan mampu mendengar semua rinduku. Saat hujan turun, semua menjelma menjadi kenangan. Bahkan rintiknya bukan lagi air, tapi rindu yang berguguran," jelas Zaya menatap Varsha yang turun di di hadapannya.

Atlanta tersenyum gentir. "Hujan itu air yang menarik, melodi indah dengan suara rintik. Saya ingin bercerita pada lembaran buku di halaman kosong itu, tentang kamu dan hujan yang pernah melakukan hal sama tentang datang memberi kebahagiaan dan menciptakan kenangan dalam memori kehidupan."

"Kak?" Panggil Zaya.

"Iya, Za?" Sahut Atlanta.

"Saya adalah hujan. Jika Kakak tidak ingin sakit, maka berteduhlah."

"Saya rela sakit demi hujan itu. Mau sederas apapun hujan itu, saya akan melewatinya demi bisa melihat pelangi setelahnya."

Zaya tersenyum mendengarnya. Perasaannya semakin bersalah karena tidak bisa membuka hati untuk cowok itu. Tapi, dirinya tidak ingin membuat Atlanta semakin terluka dengan mencoba membuka hati untuknya.

Tiba-tiba kilatan dari langit membuat Zaya menunduk. Dicengkeram kuatnya kemeja Atlanta yang membuat cowok itu sedikit terkejut.

"Kenapa, Za?"

Duar!!!!

Suara petir terdengar nyaring di telinga. Zaya mendekap Atlanta erat, berlindung di balik badan kokoh laki-laki itu.

We Are Happy Ending [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang