31. Let It All Go

14 2 0
                                    

Follow ig aku:
@yaa_frstn @kucingimut1258

Ig mereka juga:
@zayaflow_
@gafi.prnz
@kaylen_yrf
@luv_yin
@atlnta_

⛓️📕🧸

"Dan akhirnya, pada paragraf terakhir buku yang kubaca adalah walaupun kita berakhir tak indah, hidup tetap harus dilanjutkan. Barangkali indahmu bukan di buku ini, namun di buku lain."

"A-AKU mau menerima perjodohan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"A-AKU mau menerima perjodohan ini." Dengan tertatih-tatih, Varsha mengatakan itu dari relung hatinya.

Setelah mendapatkan kabar buruk tadi, hidup Varsha tidak berarti lagi sekarang. Kini dirinya mengikut apa yang semesta inginkan untuknya. Kembali lagi ke tempat ini setelah kabur, tidak menjadi masalah yang besar bagi kedua belah pihak. Termasuk dengan Jeki yang teramat senang karena Varsha kembali.

Tapi tidak dengan Atlanta. Laki-laki itu tidak menginginkan kehadiran Varsha untuk sekarang ini.

"Baiklah, kita akan mengatur pernikahan kalian pada—"

"Tapi saya tidak setuju sama sekali dengan perjodohan ini," sela Atlanta. "Bukannya sebuah pernikahan yang sah harus ada persetujuan antara dua belah pihak?"

"ATLANTA!" teriak Jeki. "Jaga sikap kamu!"

"Dari tadi Atlanta selalu menjaga sikap. Tapi sikap Ayah sudah kelewat batas. Setiap hari Atlanta selalu menuruti ucapan Ayah, namun tidak bisakah kali ini Ayah menuruti dan mendengarkan keinginan Atlanta? Atlanta ingin bahagia, Yah!" ucap Atlanta mengeluarkan semua unek-uneknya yang dia tahan sejak tadi.

"Kamu yang tidak bisa menyukai apapun tidak akan tau cara bersedih, Atlanta," ujar Jeki dengan sadis.

Perkataan Jeki barusan sukses menusuk ulu hati Atlanta. Laki-laki itu menatap ayahnya dengan manik mata berkaca-kaca.

"Ayah, kalimatmu menyakiti ku," lirih Atlanta. Sebisa mungkin Atlanta untuk tidak meneteskan air matanya. Atlanta harus kuat, ia tidak boleh lemah apalagi menangis di depan tamu-tamu Ayahnya ini.

Dengan perasaan yang campur aduk, Atlanta pergi meninggalkan mereka dan masuk ke kamarnya. Jeki kelihatan begitu marah karena Atlanta meninggalkan mereka  begitu saja. Pria itu mengejar putra sulungnya.

"Atlanta," panggil Jeki namun tak digubris oleh Atlanta.

Laki-laki itu tetap memasuki kamarnya dan menutup pintu, namun perkataan ayahnya mampu membuat Atlanta membuka pintu itu kembali dan menatap Jeki yang tengah menatapnya.

"Dengar ini Atlanta, selama ini saya selalu sabar dengan tingkah laku kamu yang keras kepala dan susah diatur. Sekarang kamu membuat saya malu di depan tamu saya. Mau kamu apa?"

"Kamu mau Ayah pisahkan kamu dengan Athira dan membawanya keluar negeri? Itu yang kamu mau, Atlanta?"

Lagi-lagi Atlanta lemah. Dirinya begitu tidak sanggup jika harus bersangkutan dengan adik perempuannya itu. Kenapa Jeki selalu saja membuatnya menuruti permintaan yang lagi-lagi membuat Atlanta tersiksa? Tidak bisakah sekali saja Atlanta diberikan kebahagiaan dan ketenangan.

We Are Happy Ending [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang