"... Resti?" Aku terkesiap mendengar ada yang menyebut namaku. Kepalaku mendongak secara spontan dan mendapati wajah oval dengan kulit kepala yang licin khas Lex sedang menatapku dengan ekspresi seakan bertanya-tanya.
"Ayah memanggilku?" tanyaku.
"Apa yang kau pikirkan? Makananmu cuma diaduk-aduk dan tidak dimakan. Kau juga aneh sekali, biasanya kau banyak bicara saat pertemuan keluarga." Lex bertanya sekaligus menyampaikan pernyataan cukup panjang.
Tumben dia perhatian? Mulutku sampai menganga karena tiba-tiba dia mempertanyakan tentang diriku. Biasanya setiap pertemuan kalau tidak membahas Superman, membahas bisnis, atau bahkan tidak mengobrol sama sekali sampai acara makan malam rutinan selesai.
"Itu pasti karena kehadiranmu, Botak." Mulut Conner benar-benar memang tidak bisa difilter.
"Ha?" Lex terlihat tidak mengerti.
"Kak Res sedang susah hati dan makin susah hati karena kedatanganmu, kepala licin." Adu mulut antara Conner dan Lex memang sudah biasa kudengar dan saksikan dalam pertemuan seperti ini.
"Susah hati? Apa terjadi sesuatu?" Lex bertanya penasaran.
"Wah, Ayah memikirkanku?" tanyaku menyela pembicaraan mereka berdua.
"Tentu saja. Kalau kau sedang tidak mood nanti kau tidak akan fokus pada pekerjaan di gudang senjata. Aku datang kan untuk menjemputmu." Oh, harusnya aku tidak terlalu berharap.
Ekspresi Conner tidak baik-baik saja. Sedang adik bungsu kami, Liana, menyantap makan malamnya dengan lahap seperti biasa dengan tenang di kursinya. Pada akhirnya aku bisa makan meski tidak begitu berselera sambil menonton pertengkaran Conner dan Lex yang tidak ada habisnya. Sampai suara teriakan nyaring yang menyebut namaku terdengar dari arah luar. Hei, ini lantai teratas apartemen loh. Jika didengar lebih saksama, panggilan itu berasal dari pengeras suara.
"Loh, kayaknya itu suara Kak Di–Nightwing deh." Ana yang dari tadi anteng bersuara.
Tanpa sadar, aku sudah berdiri dari kursiku dan bergegas ke dinding kaca ruang makan lantai atas apartemen. Dari kaca transparan di sini, aku menunduk, melihat Dick yang benar-benar menggunakan toa untuk memanggilku dari halaman samping apartemen.
"My Queen! Tolong dengarkan aku! Kau benar-benar sudah memblokir nomorku, tolong buka blokirmu dan izinkan aku menelepon. Kita butuh bicara. Jangan lakukan itu!"
Apaan sih? Malu. Dick datang dengan kostum heronya sambil membawa toa yang terhubung ke sound system cukup besar.
Aku merasakan hawa keberadaan tiga orang dari balik punggungku. Saat berbalik badan, Lex, Conner, dan Ana sudah berbaris di belakangku.
"Woah Kak Nightwing betulan." Ana berkomentar.
"Akan kuhajar dia!" Conner berseru dan tanpa basa-basi langsung meninju dinding kaca anti peluru sekuat tenaga hingga pecah.
"Mau apa budak Batman itu datang ke sini? Kalau dia datang meminta restu, akan kuhantam wajahnya," kata Lex terdengar bersungguh-sungguh.
Dick memang tidak pernah bertemu langsung dengan Lex karena aku tidak mengizinkannya. Aku tidak ingin ia terkena masalah atau terlibat dalam hubungan tidak baik di keluarga ini. Bisa-bisa tidak hanya Superman yang dijadikan musuh oleh Lex tetapi dia juga. Terlebih lagi, Dick adalah fans akut Superman. Hubunganku dengannya akan semakin tidak terestui jika Lex bertemu dan kemudian jadi bertengkar perihal tersebut.
Ah, itu sih dulu. Sekarang dia kan sudah bukan apa-apa ku lagi. Mau dihajar Lex atau dihajar Conner juga aku ... tidak peduli.
"Kak Resti sama Kak Nightwing udah putus." Ucapan Ana membuat Lex tiba-tiba tersenyum lebar.
Kuperhatikan, Conner juga sudah tidak ada di antara kami. Begitu melongok ke bawah, kudapati Conner sudah hendak menyerang Dick yang masih saja bisa menghindar dari tinjunya sambil terus berbicara melalui mikrofon.
"Sebagai permintaan maaf, aku akan menyanyikan lagu untukmu." Suara Dick kembali terdengar.
Dia benar-benar menyanyi. Conner jadi berhenti menyerang karena tidak tahan dengan suara fals saat ia menyanyikan sebuah lagu yang keluar dari nada asli. Lex juga sampai menutup telinganya sedangkan Ana malah tertawa kencang.
"Ternyata bener, Kak. Suara Kak Di–Nigthwing fals banget," kata Ana.
Dulu aku dan Ana pernah membahas seperti apa kira-kira Dick kalau bernyanyi. Di beberapa cuplikan yang aku tahu, ia juga pernah diejek suaranya jelek saat bernyari. Meski ada beberapa ilustrasi buatan fans yang memperlihatkan ia sedang memakai earphone dan tampak mendalami nyanyian yang didengar. Ternyata kabar bahwa suaranya fals itu memang benar.
Tanpa sadar, aku malah ikut tertawa. Kenapa kelakuan Dick lucu sekali, ya? Kalau begini kan aku jadi sulit untuk membencinya.
.
771 Kata ~
.
A/N : Lex Luthor di kisah aslinya baru mengetahui identitas BatFam pasca apokalip jadi kupikir aku mau Lex tetap gak tau identitas asli BatFam di timeline cerita ini.
See you in the next chap.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Cheated On Me, Dick! [END]
RomanceAku mendapatkan sebuah kejutan di apartemen kekasihku saat hendak memberikan ucapan selamat padanya yang baru naik jabatan di kepolisian Bludhaven. Sebuah kejutan yang membuat hubungan kami semakin buruk dan buruk. Wanita itu, Barbara Gordon, tampak...