17 💧 Yang sebenarnya terjadi.

54 4 12
                                    

Semuanya menjadi jelas. Tidak salah rasanya jika aku membenci orang itu. Ah, maksudku ya memang benar benci adalah perasaan negatif tetapi menurutku tidak seburuk itu juga. Barbara Gordon terlalu liar untuk bisa kumaafkan atau mendapatkan sedikit rasa suka dariku. Dick menceritakan segalanya padaku bahwa semua itu dimulai ketika Barbara tiba-tiba datang ke rumahnya dengan alasan ingin mendiskusikan kasus yang mereka berdua sedang kerjakan. Namun, begitu sampai, Barbara ingin beristirahat di kamar Dick karena merasa tidak enak badan sehingga kemudian terjadilah hal seperti yang kulihat waktu itu. Bibit-bibit awal mengapa aku bertengkar dengan Dick.

"Dia ... katanya ingin kembali denganku." Dick mengakhiri ceritanya. Aku hanya telentang di atap pesawat sambil memandangi langit malam cerah dengan bulan yang terang serta bintang-bintang yang menjadi warna. "Res, kau mendengarkan ku, kan?"

Aku tersenyum. Lelaki yang sekarang juga berbaring di sebelahku untuk menikmati keindahan malam itu agaknya tak sabaran mendengar responku. "Seandainya waktu itu aku gak datang, kayaknya kamu dan dia bakalan–"

"Tidak akan." Dick menjawab cepat, memotong ucapanku yang belum selesai. Sepertinya ia tahu apa yang ingin kuucapkan sampai cepat-cepat berkata demikian.

"Oh, ya?" tanyaku menyelidik.

"Dengar. Waktu itu aku memang mau menolak dan menyingkirkan Babs. Tapi kau lebih dulu datang dan salah paham. Kau juga langsung pergi sebelum aku sempat menjelaskan." Dick tiba-tiba menjelaskan dengan panik. Ah, laki-laki ini lucu sekali.

"Benarkah? Tapi aku lihat Babs sudah telan–"

"Res. Aku serius." Dick memotong ucapanku lagi. "Babs datang ke apartemenku dengan pakaian yang mudah dibuka dan–ugh, aku merasa tidak nyaman menceritakannya tetapi kumohon ... mengertilah. Aku serius tidak ada apa-apa dengannya dan aku memang akan menolak dia."

Dick memiringkan posisi tubuhnya, begitupun aku yang ikut menghadap ke arah dia. "Lalu?"

"Aku sudah punya dirimu, tidak ada lagi yang aku harapkan selain kamu." Manis. Aku baper.

Aku menghela napas. "Jatuh cinta sama orang yang jago ngomong kayak kamu emang benar-benar, ya."

"Benar-benar apa?" tanyanya.

"Pintar banget ngambil hati aku." Aku menanggapi.

Dick tersenyum lebar, gigi-giginya sampai terlihat. Dia kelihatannya amat senang. "Aku serius."

"Lalu di Bludhaven? Kamu ngapain waktu itu?" Aku bertanya. Saat itu aku memergoki mereka berduaan sehingga menjadi titik di mana akhirnya aku dengan kesalnya meminta putus secara sepihak.

"Aku mau menjelaskan kepada Babs kalau tindakannya salah dan aku tidak mau lagi dia berbuat seperti itu karena aku mau menjaga hatimu. Hanya itu. Waktu itu aku dan Babs sedang bertugas menangani kasus bersama." Dia jujur. Dia tidak terlihat berbohong. Tangannya bergerak tidak nyaman saat menjelaskan itu seakan dia khawatir akan sesuatu. Atau mungkin kalau kutebak dia merasa khawatir aku akan merespon seperti saat waktu dia mencoba menjelaskan tetapi aku malah menepis dengan perkataan-perkataan menyudutkan serta tidak mempercayainya.

"Dick."

"Iya, My Queen?" Sudah lama tidak kudengar panggilan itu. Aku rindu.

"Aku percaya, kok." Tanggapanku membuat Dick berseru riang, tangannya terkepal meninju udara dan dia kembali telentang memandangi bintang-bintang dengan wajah yang kelihatan senang.

"I love you, My Queen." Suaranya terdengar halus.

"Hei, kamu bilang i love you ke langit? Jatuh cinta sama langit? Kalau mau bilang sambil tatap aku, dong," keluhku, pernyataannya jadi seperti tidak sah karena tujuannya tidak terarah padaku.

"Jangan." Dick bersuara.

"Apanya yang jangan?" tanyaku.

"Kalau sambil menatapmu, aku takut nanti bukan hanya pernyataan yang akan kau dapatkan." Aku tidak mengerti ucapannya.

"Maksudnya?" Alih-alih menjawab pertanyaanku, Dick memandangku dengan seringai nakal di wajah sembari mengedipkan sebelah mata.

Ah, sial. Cowok ini benar-benar menguji kebaperan. Aku mencubit Dick, tidak kuat tetapi dia mengaduh sakit karena aku mencubit di pinggangnya, tipis-tipis hampir kena ke area yang ditinju Conner sebelumnya. Tetapi aku tidak minta maaf, biarlah, hukuman untuknya karena aneh-aneh.

.

604 Kata~

.

A/N : Babs di Detective Comics: Batgirl edition, tahun berapanya lupa, di situ bisa berdiri lagi tapi pakai bantuan kayak apa gitu dari pinggang dipakai sampai paha, tapi ini gak bertahan lama karena kemudian setelah misi kelar dia balik lagi ke kursi roda.

You Cheated On Me, Dick! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang