7. Menerima

0 0 0
                                    








Sejak lima belas menit yang lalu,Syera dan Alrescha hanya terdiam. Lebih tepatnya hanya Syera karena anak itu sibuk mencuri pandang kearah Alrescha yang fokus pada makanannya sedangkan Syera masih berusaha untuk mencari celah agar dapat berbicara dengan Alrescha. Sungguh demi apapun Syera hanya ingin menjelaskan sedetail mungkin tentang kejadian kemarin dan ia juga penasaran kenapa ia sampai berada di rumah Alrescha,hal itu sungguh menganggu apalagi sejak tadi Alrescha tak berbicara apapun membuat Syera semakin berpikiran aneh.

"Makan". Tegur Alrescha,cowok itu sibuk memotong sosis tanpa melihat Syera yang menatapnya.


"Kak...". Panggil Syera ragu. Tak ada respon dari Alrescha,cowok itu benar-benar sibuk dengan makanannya."Kak,gue tahu semalem gue mabuk berat,gue pasti nyusahin lo dan...gue pasti bertingkah aneh. Kak,maafin gue ya?".

Alrescha masih tak bergeming,ia lebih memilih sarapan dengan diam meski sejak tadi ia sadar jika Syera tak bisa diam. Ia lebih asik dengan sosis dan omeletnya apalagi hari ini ia harus segera pergi ke kantor untuk rapat.

"Kak,semalem pasti gue ngomong yang nggak-nggak ya?pasti bikin lo tersinggung,gue-".

"Makan saja,Syer". Potong Alrescha.

Cowok itu meletakkan alat makannya tanda ia selesai dengan makanannya,sejenak ia menatap Syera yang tampak cemberut itu membuat Alrescha menghela nafasnya panjang.

"Jangan pernah meladeni Bella lagi,Syer". Ujar Alrescha memperingati,ia menatap lekat gadis didepannya ini."Selesaikan sarapanmu dan saya antar kamu kerumah Zid-".

"Kak,semalem gue nyinggung perasaan lo ya?". Potong Syera,ia masih kepikiran dengan semalam apalagi ingatannya sedikit demi sedikit mulai kembali,Syera benar-benar malu sekarang.

"Tidak perlu di pedulikan". Ujar Alrescha meski tau bahwa semalam Syera membuatnya pusing namun tampak Alrescha masih sabar menghadapi Syera,ia menarik piring berisi buah-buahan segar lalu mulai memakannya."Kamu dengar yang saya bicarakan,Syer?".

"Iya kak".

"Semalam Zidny yang menghubungi saya,itu jika kamu penasaran kenapa bisa ada dirumah saya pagi ini". Ujar Alrescha,ia melirik Syera yang mulai memakan omeletnya dan yah giliran anak itu yang mengabaikannya."Saya minta kerja samanya,Syer. Jangan pernah ladeni Bella apalagi seperti semalam,kamu mabuk berat".

Syera makin cemberut,matanya menyipit menatap Alrescha."Semalam gue inget banget gue minum cuma dua gelas dan gue tahu itu gak akan bikin gue hangover tapi kenapa gue bisa mabuk berat".

"Satu botol". Koreksi Alrescha,cowok itu ingat betul bahwa ia sempat melempar botol wishky dari tangan Syera.

"Tapi-".

"Saya tahu kalau itu bukan kamu,Bella yang bikin kamu mabuk berat. Makanya saya minta kamu jangan lagi berurusan dengan dia tanpa ada saya". Potong Alrescha.

"Gak sengaja juga,lagian siapa yang mau ketemu sama dia sih". Gerutu Syera,ia mendadak malas makan dan menaruh garpunya begitu saja lantas menarik piring buah milik Alrescha."Kak,kak Bella tuh kelihatan banget cinta sama kakak sampai semua hal itu halal bagi dia. Kenapa kakak berubah pikiran untuk gak nikah sama dia?".

Alrescha terdiam,ia hanya menatap intens Syera yang ada didepannya hingga membuat anak itu ikut terdiam padahal Syera sudah siap melahap satu potong buah apel tapi ia urungkan saat melihat tatapan maut Alrescha.

"Kenapa?itu kan berdasarkan yang gue lihat aja". Celetuk Syera salah tingkah.

"Kamu tau apa tentang hubungan saya?". Tanya Alrescha masih menahan kesabarannya.

ALSYERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang