13. Murka

0 0 0
                                    





Dampak dari kemarahan Alrescha di club kemarin membuat Glory Group kelimpungan,Alrescha marah besar dan semua hal kecil menjadi besar karena cowok itu masih dibawah kemurkaan.



Bahkan Alrescha menjadi bahan perbincangan anak-anak di kantor tapi meski begitu banyak yang sudah paham sifatnya dalam menjalankan bisnis dan tak lagi terkejut saat Alrescha tahu bahwa Leo bisa mendapatkan sahamnya sehingga semarah itu.

Biasanya Alrescha tak mudah menunjukkan perangainya,ia begitu tenang saat menghadapi apapun namun  hari ini ia tak tinggal diam. Seperti hari ini,Alrescha tak berekspektasi jika ia akan kedatangan tamu yang tak ia harapkan,mata elangnya melirik sekilas kearah pria paruh baya yang berdiri didepannya ini lalu kembali fokus dengan pekerjaannya.



"Tak heran jika kamu tak betah di dalam sini,Al. Pemandangan di sini sangat buruk". Ujar Leo memandang jendela besar yang menunjukkan gedung-gedung pencakar langit didepannya.



Alrescha menghela nafasnya berat lalu menutup berkas yang ada didepannya dengan kasar lantas menatap Leo dengan malas-malasan.


"Kenapa kesini,saya tidak menerima tamu". Ujar Alrescha terus terang,ia jengah melihat perangai Leo saat ini.




"Ruangan ini tak membuat kamu betah bekerja seperti sebelumnya,kamu selalu pergi ke rumah jalang itu". Ujar Leo yang membuat Alrescha semakin menatapnya tajam. Tentu Alres tahu siapa yang di maksud 'jalang' oleh Leo."Ruangan ini harus di rombak".





Alrescha tersenyum miring lantas menopang dagu."Sekali lagi saya mendengar Papa manggil Syera seperti itu saya gak akan diam".




"Al,papa kesini bukan untuk membicarakan simpanan kamu itu. Papa kesini untuk bernegoisasi dengan kamu". Ujar Leo,ia berjalan mendekati Alrescha putra semata wayangnya."Papa minta kamu untuk menyetujui kerjasama antara Glory Group dengan Emperor Group untuk mengembangkan produksi kecantikan,kamu pasti tau kalau sekarang kecantikan lagi naik daun dan ini kesempatan kamu untuk-".




"Saya gak punya minat untuk bekerja sama dengan Emperor". Ujar Alrescha,cowok itu berdiri sambil membenahi jasnya tampak ia berjalan mendekati Leo."Memang peluangnya besar namun untuk bekerja sama dengan Emperor yang hampir keseluruhan hasilnya berasal dari pekerjaan kotor,itu gak baik untuk Glory Group".





"Kamu-".



"Kecuali kalau saya sudah akuisisi Emperor Group dari papa". Sambung Alrescha yang membuat Leo tak jadi bicara,mendadak bibir pria paruh baya itu kelu dan tak habis pikir dengan otak bisnis putranya."Papa juga sudah tau saya gak sembarang bekerja sama,Glory Group tak akan pernah bekerja sama dengan perusahaan yang tidak sehat".







"Al,perusahaan itu yang buat kamu bisa seperti sekarang!". Tukas Leo tak terima.



Alrescha terkekeh."Saya sejak kecil hidup diatas kaki saya sendiri,berjuang sama mama biar bisa hidup tanpa sosok ayah disamping saya sampai mama meninggal karena kecelakaan saat pulang kerja. Jadi,saya tanya dimana papa waktu itu?".


Leo terdiam saat di todong pertanyaan tentang itu,pertanyaan itu selalu di takuti oleh Leo sebab tak ada jawaban yang pas untuk menjawab pertanyaan putranya. Memang sejak dulu Alrescha hidup dalam kesulitan,ia didera banyak cobaan yang bahkan membuatnya hampir putus asa namun mentalnya terasah untuk kembali bangkit setelah ibunya meninggal dan berdirilah Glory Group yang sampai sekarang menjadi puncak kesuksesan hidupnya.




"Peran papa gak ada di hidup saya jadi gak ada salahnya saya bersikap seperti ini". Tukas Alrescha,ia melirik jam yang ada di tangannya lalu berbalik."Saya setuju dengan saran papa,ruangan ini mungkin memang harus dirombak. Kalau papa gak sibuk,papa bisa lakuin itu untuk saya".







ALSYERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang