"Yang ini sih gue setuju,Sas". Ujar Syera sambil menunjuk lembar tema promnight yang akan mereka adakan beberapa minggu lagi.
Sastra melihat lembar yang di tunjuk Syera lalu mengangguk."Gue setuju sih,jarang banget kan promnight pakai tema begini".
"Norak banget gak sih?jaman makin maju tapi lo malah milih promnight pake gaun kerajaan". Cibir Zidny,anak itu datang sambil menenteng satu kresek es krim lalu duduk bersama dengan Sastra dan Syera di tribun."Lo mau promnight apa mau cosplay?".
"Ya gak harus pakai baju yang sama persis dong,emang lo mau dateng ke promnight sambil pakai costum princess ariel gitu?!pake costum duyung?!". Tukas Syera tak terima,ia menjitak pelan kepala Zidny. Meski terlihat kesal namun Syera tetap mengambil es krim yang disodorkan Zidny untuknya."Lo tau konsepnya kan?kita cuma fokusin ke tema kerajaannya bukan ke costumnya".
Sastra menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kedua bocah itu. Ia menandai kertas itu dan menggabungkannya dengan yang lain.
"Sekarang tinggal pimpinan osis approved yang mana,sementara gue simpen suara kalian dulu. Ada tiga lembar yang dipilih". Ujar Sastra,ia menatap kearah Syera sejenak sebelum akhirnya menunduk."Syer,gue bisa minta bantuan lo kan?".
"Bantuan apa?". Tanya Syera,anak itu sibuk memakan es krimnya dengan tenang.
"Hm...". Deham Sastra,cowok itu tampak berpikir keras sambil melirik-lirik Zidny yang sibuk makan es krim. Sadar akan tatapan Sastra justru hal itu membuat Zidny melotot.
"Apa?!lo mau ngusir gue?". Tanya Zidny galak.
Syera dan Sastra tertawa melihat respon Zidny."Apa sih yang mau lo omongin,dasar cowok!".
Meski mengomel namun dengan pasti Zidny bangkit dan berjalan pergi meninggalkan Syera dan Sastra,tampak ia mengomel tanpa henti karena diusir Sastra secara halus.
"Kenapa,Sas?". Tanya Syera.
Sastra menggaruk tengkuknya bingung." Syer,gue...".
Syera terkikik,akhirnya ia menepuk pundak Sastra pelan."Kenapa sih,chill,Sas. Lo kayak lagi sama siapa aja".
"Gak gitu,Syer. Gue gugup aja". Ujar Sastra semakin bingung dan memang sejak tadi ia terlihat sangat gugup."Lo tau kan gue sudah suka sama lo sejak dulu,sejak kita SMP tapi lo gak pernah respon gue".
Syera tertegun,mendadak suasana berubah jadi canggung dan ia tak berpikir jika Sastra akan berkata seperti itu. Pikirnya Sastra akan membahas hal lain dan pastinya Syera santai karena ia tahu bahwa Sastra tak pernah keberatan dengan sikapnya.
"Eh,bukan gue gak respon lo tapi lo tau kan Sas bokap gue gimana?". Tanya Syera balik,ia meringis sambil menatap Sastra dengan wajah tidak enak. Ia tahu lama kelamaan Sastra akan menyinggung masalah ini apalagi Syera selalu terang-terangan menolak Sastra."Gue gak mau lo-".
"Gue paham kok,Syer". Ujar Sastra,cowok berambut hitam itu memandang Syera dengan senyum simpul."Gue bahas ini karena gue gak mau menyesal karena gak bilang tentang perasaan gue sama lo,kalau lo gak keberatan gue mau bahas ini sebelum terlambat".
Dahi Syera berkerut."kenapa tiba-tiba lo kayak orang bingung gitu,Sas? Lo bikin gue takut deh".
Sastra mendesah kecil sambil menunduk dalam,dengan sisa keberaniannya ia langsung bicara dengan cepat."Syera,gue suka sama lo dan lo mau gak jadi pacar gue?".
"Hah?". Syera speechless mendengar Sastra bergumam."Lo ngomong apa?".
"Syer,lo mau gak jadi pacar gue?". Ulang Sastra tapi kali ini dengan intonasi tegas dan lantang membuat Syera cengo,wajahnya tampak melongo mendengar penuturan Sastra.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALSYERA
RomansaSurat wasiat? Umumnya banyak orang mendengar tentang surat wasiat akan menerka-nerka,apakah isi dalam surat itu?diumurnya yang menginjak 17 tahun,tepat pada hari ulang tahunnya Nasyera di beri hadiah ulang tahun yang sangat spesial dari kedua orang...