empat belas.2; let's talk

158 20 1
                                    

Votenya dong jangan lupa! Muach
Enjoy!





...
..
.


Sudah dua hari—setelah pengumuman dan cekcok kemarin— suasana rumah kembali dingin. Keduanya kembali saling diam.

Tapi, dua hari ini tak disia-siakan Jericho. Pemuda itu berusaha terus memikirkan apakah akan menceritakan semuanya atau tidak. Ia bahkan sampai kelupaan sedang menuang saos di baksonya kemarin. Untung belum terlalu banyak, ia masih bisa memakannya.


Dan akhirnya, hari ini. Malam ini. Tekatnya bulat.































Ia akan menceritakan apa yang ingin Javas dengar.


















Pertama, Jericho akan menyiapkan




































Bakmi Jawa.

Ketika pesanannya tiba, ia langsung menyajikan mi itu di ruang televisi.

Setelah siap semua, ia kembali lagi ke atas, ke depan kamar Javas. Tangannya naik untuk mengetuk. Tapi, terhenti.

Tangannya kembali turun. Lalu naik lagi.

"He deserves this, now or never. Do it Jericho, before you get lazy and thinking about this twice!"

"Javas." Tangannya ikut mengetuk. Tidak ada jawaban.

"Javas."

"Apa."

"Ayo turun. Makan."

Didalam sana, Javas mengerutkan dahinya. "Tumben banget ngajak makan?" Gumamnya. Akhir-akhir ini mereka minimal hanya mengabari bahwa ada makanan saja, tapi tidak mengajak makan.

"Ya."

"Let's eat. And... Let's talk about what you wanna know."








Pintu itu terbuka.

Jericho tersenyum tipis.

"Bener ni?" Wajah Javas masih terlihat kesal tapi kepo.

"Ya. Ayo."

"Ok, bentar. Duluan aja." Javas kembali masuk. Jericho turun terlebih dahulu sambil sedikit salah tingkah.

"Makan dulu atau... Sambil makan?"

Makan dulu











Keduanya selesai makan, keduanya membereskan semua mangkok. Dengan perasaan kikuk, Jericho pergi duluan menuju ruang televisi. Jericho mengecilkan volume televisi dan menyiapkan hati dan jantungnya. Jujur saja, sekarang jantungnya berdegup lebih cepat.

"Coklat?" Javas memberikan sebatang coklat kepada Jericho. Kakaknya menerima dengan senang hati. Javas membawa ini dengan pertimbangan untuk merilekskan pikiran kakaknya.

"Kenapa tiba-tiba langsung mau? Padahal tadi Lo marah."

Jericho juga bingung.

"Em.."



"Ok, Lo mau tau apa?"

"Basic. Aku akan nerima fakta tentang memori waktu kecil yang akan datang perlahan. Jadi aku bakal menanyakan.... Kenapa Lo ngejauh dari gue?"









Skakmat.










Jericho tahu akan dapat pertanyaan ini. Tapi tidak di awal seperti ini. Tapi, mau gimana lagi, dia sudah berjanji. Ia akan menjawab apapun.

Distance [JEJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang