Bab 21 - 25

883 59 1
                                    

Bab 21. Tidak Hanya Imut, Tapi Juga Pintar

Permaisuri menurunkan bulu matanya dan diam-diam memandangi daun maple merah di tangan Xia Bao'er untuk beberapa saat.

Sesaat kemudian, dia mengulurkan tangan dan mengambilnya.

"Putri Kesembilan telah memberiku sesuatu dan aku tidak bisa menerimanya dengan sia-sia."

Kata Permaisuri sambil menoleh ke arah pelayan di sampingnya: "Ziyu, keluarkan kuas serigala giok Hetian yang kubawa dan berikan pada Putri Kesembilan."

Pelayan istana bernama Ziyu tertegun dan merasa sedikit malu: "Yang Mulia, ini adalah kuas giok bagus yang khusus Anda temukan dan Anda berencana untuk memberikannya kepada Yang Mulia Putra Mahkota. Putri Kesembilan masih muda, bagaimana bisa dia menggunakan pena?"

Sang Permaisuri tampak serius, nadanya ringan: "Putra Mahkota tidak berniat mempelajari ilmu, jadi membuang-buang sumber daya alam jika aku memberikannya kepadanya."

Semua orang memandang Putra Mahkota, yang perhatiannya teralihkan dan terdiam.

Semua orang tahu bahwa hubungan antara Permaisuri dan Putra Mahkota, ibu dan anak, tidak baik.

Ketika Ziyu memegang kotak itu dan menyerahkannya kepada Xia Bao'er, bayi kecil itu melambaikan tangan kecilnya: "Permaisuri, Bao'er tidak bisa menulis."

Permaisuri sedikit terkejut: "Kamu sudah berusia tiga tahun dan Hui Gupin belum mengajarimu beberapa 'Tiga Karakter Klasik' yang sederhana?"

● Tiga Karakter Klasik atau San Zi Jing adalah sebuah hapalan wajib bagi anak-anak pada zaman dulu di Tiongkok. Tiga Karakter Klasik tidak diketahui pengarang dan masa penulisannya, tetapi berdasarkan kronologi sejarah dapat disimpulkan Tiga Karakter Klasik ini mulai populer sejak zaman Dinasti Song.

Xia Bao'er mengangkat wajah kecilnya dan mengedipkan mata anggur basahnya: "Apa itu 'Tiga Karakter Klasik'?"

Permaisuri memandang Ziyu, yang mengerti dan mengatur dua kasim untuk memindahkan meja rendah.

Permaisuri mengeluarkan kuas Langhao yang terbuat dari batu giok Hetian halus dan menyerahkannya kepada Xia Baoer: "Bisakah kamu menulis namamu sendiri?"

Xia Bao'er tidak bisa memegang kuas dengan satu tangan kecilnya, jadi dia harus memegang kuas dengan dua tangan dan menggambar beberapa garis horizontal secara bengkok.

Sang Permaisuri menggelengkan kepalanya: "Aku akan mengajarimu."

Dia berjongkok dari kursi, memegang tubuh kecil Xia Bao'er di lengannya, memegang tangan kecilnya dan mengajarinya menulis namanya satu per satu.

Xia Bao'er memiliki aroma susu yang sangat menyenangkan dan ucapannya lembut dan manis.

Ketika namanya ditulis, Xia Bao'er menunjuk ke nama itu dan sedikit senang: "Ini adalah nama Bao'er. Bao'er melihat ibu menulisnya sebelumnya."

Kasim Chun Shou di samping mengingatkannya dengan wajah datar: "Betapa lancangnya. Putri Kesembilan, di hadapan Permaisuri anda hanya bisa menyebut Hui Guipin sebagai ibu selir."

● Di jaman Kerajaan, status Permaisuri tertinggi di harem kekaisaran. Permaisuri adalah ibu bangsa dan ibu bagi anak-anak Kaisar. Di harem kekaisaran hanya Permaisuri yang di akui sebagai ibu untuk anak-anak Kaisar. Biasanya anak-anak Kaisar baik itu anak dari Permaisuri atau anak dari selir memanggil Permaisuri dengan Muhou yang artinya ibu kekaisaran (di sini ku ubah menjadi ibunda ya) dan anak-anak selir hanya boleh memanggil ibu kandung mereka dengan Mufei artinya ibu selir. Mohon koreksi jika salah.

Xia Bao'er dikejutkan oleh suaranya yang tiba-tiba dan tanpa sadar menyusut ke dalam pelukan Permaisuri.

Sosoknya kurus dan halus, seperti daun willow, bersandar erat di lengan Permaisuri.

Putri Kecil Kesayangan Ayah TiranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang