"Ayo Dira ikut Kakak jalan- jalan" Dira yang sejak tadi sibuk menonton di ponselnya, menoleh. Gadis itu menatap kesal Kakaknya yang masuk tanpa mengetuk pintu.
"Nggak. Aku mager. Kakak jalan- jalan aja sana sama Kak Erlang. Kayak nggak punya suami aja" Balas Dira langsung menolak.
"Masalahnya kalau kamu nggak ikut, Kakak iparmu juga nggak mau ikut" jelas Bella sedikit kesal.
Kening Dira mengerut. Menatap Bella dengan bertanya- tanya.
"Kakak iparmu nggak mau kamu terus- terusan dikamar Dir. Emang kamu nggak bosen apa main hp terus? Sekali- kali keluar, cari udara segar. Kamar kok udah kayak kandang tikus" omel Bella ketika melihat kamar berantakan adiknya.
"Kakak juga suka di kamar, tapi nggak separah kamu"
"Kakak kalau mau ngomel mending keluar deh. Aku lagi nggak mood mau debat sama Kakak"
"Kalau gitu ayo keluar, Kakak pengen banget jalan- jalan. Ayolah Dir, plesss... Kakak mohon, emang kamu nggak kasihan apa sama Kakak?"
Lihat, Bella mulai berdramatis.
"Huh! Nanti aku cuma dijadiin nyamuk. Udah sana kakak kalau mau pergi, pergi aja. Aku juga udah terlanjur males keluar rumah" kata Dira mengubah posisinya menjadi duduk.
Kakaknya ini menganggu waktu menontonnya saja.
Sialan memang.
Ingin mengumpati tapi masih ingat Kakak sendiri.
"Ayo, Dira! Cuma sebentar. Kakak janji akan belikan apapun yang kamu mau." Rayu Bella dengan wajah memelas andalannya.
"Kakak iparmu bilang dia mau lebih dekat denganmu juga." Katanya.
"Nanti jangan sok cuek yah sama suami Kakak" lanjutnya memperingati.
Ekspresi Dira berubah.
Lah? Kenapa jadi dia yang disalahkan? Bukan sejak awal sikap suami kakaknya lah yang tidak ingin dekat dengan orang sembarangan.
Buktinya dengan kedua orang tua Bella saja sikapnya masih biasa- biasa saja.
Sekarang dia yang disalahkan karena terlalu cuek?
Heh!!
"Sebenarnya suami Kakak pengen punya adik perempuan Dir, tapi karena suatu alasan, mama nggak bisa lagi punya anak. Dia dari dulu udah pengen dekat sama kamu, tapi takut kamu nggak nyaman aja" Kata Bella menjelaskan kembali apa yang tadi suaminya katakan.
Dia cukup sedih mendengar bahwa suaminya itu sangat ingin memiliki adik perempuan. Karena terlahir menjadi anak tunggal, dia tidak memiliki kesempatan itu.
Tapi beruntung istrinya memiliki adik perempuan yang akan Erlang anggap adiknya sendiri.
Dira mendengus. "Kenapa Kakak malah nyalahin aku? Bukan dari awal Kak Erlang yang cuek?" Bantahnya tidak mau di salahkan.
"Kakak bukan nyalahin kamu, tapi kamu harus tau kalau Kakak iparmu itu nggak secuek kelihatan nya."
"Tapi tetep aja aku nggak bisa terlalu Deket sama Kak Erlang kak"
"Kenapa?"
"Yaa karena itu suami Kakak! Kalau sampai Kakak cemburu ke aku gimana?! Aku tau sendiri gimana cemburuannya Kakak."
Bella tersenyum. Memperlihatkan gigi nya. "Ya nggak mungkin lah Kakak cemburu ke adik kakak sendiri. Mulai sekarang kamu harus anggap suami Kakak sama seperti Tio"
"Oke, nanti aku coba"
"Bagus. Sana ganti baju"
"Hmm" setelahnya Bella keluar dari kamar sang adik yang langsung melihat suaminya yang sejak tadi berada di ruang tamu. Tepat di depan kamar Dira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semu Atau Jemu?
Teen FictionApa yang kamu lihat, rasakan, tidak lain hanya sebuah kata semu yang menjelma seolah² itu nyata. Tapi nyatanya, hanya rasa sakit, kecewa, patah hati yang pada akhirnya kamu rasakan. "Mau sampai Kapan Kakak bertindak seenaknya begini? Aku capek kal...