Ujian kenaikan sabuk kemarin cukup membuatku sangat kelelahan.
Latihan reguler kembali kujalani. Seperti biasa, aku dan Jessie datang dengan setengah malas.Setelah sampai ke basecamp kami, kami bercanda dan tertawa karena tingkah Jessie yang terus menerus blushing dan salah tingkah saat menceritakan Raka. Namun tiba-tiba Jessie pergi begitu saja dan melarangku untuk ikut.
Jessie POV
Handphone ku bergetar. Aku mengecek notifikasi dan ternyata ada sebuah pesan. Nico? Ada apa? Tumben mengajakku membicarakan sesuatu tanpa Sheina. Baiklah, akan kutemui dia di taman belakang. Maaf aku tidak mengajakmu Sheina.Aku melihat Nico dengan tampang yang kesal. Ia seperti ingin berkelahi. Aku tetap memberanikan diri untuk menemuinya. Nico membuka obrolan diantara kami.
"Langsung to the point aja ya Jes, lo nggak suka gue jadian sama Sheina?"
"Maksud lo?"
"Lo selalu ngasih perhatian lebih ke Sheina. Lo ngasih Sheina minum lah, padahal gue udah beli. Alhasil, minuman yang gue beli nggak diminum sama Sheina. Kedua, lo bayarin Sheina ongkos pulang waktu Pak Supri masih sakit. Lo ngerusak, Jes!"
"Gue ngerusak? Hah? Bukannya lo yang nggak bisa ngerti Sheina. Hei, inget! Gue sahabatnya dan..."
"Tapi gue pacarnya, Jes!
"Lo harus tau. Gue dan Sheina sempet berantem gara-gara lo. Sheina lupa sama gue. Dan waktu Sheina minta pendapat lo, pendapat lo keterlaluan! Lo fikir cari sahabarmt gampang? Jangan mentang-mentang lo orang berada lo bisa mengukur semuanya dengan uang! Kayaknya Sheina salah udah milih lo!"
"Eh jaga ya mulut lo!"
"Bodo amat!"
Aku berjalan tanpa menghiraukan perkataan Nico. Aku tidak menyangka Nico akan bersikap seperti ini.
Gimana readers?
Kalian ada di pihak Nico atau Jessie?
Wait for part 10 ya..
Dont forget to tap the star
Arigatou.