Ditaman istana kerajaan Allexxandria, tiga pangeran sedang berada disana menikmati waktu kosong. Sementara Taufan sang pengendali elemental angin sedang menyombongkan diri didepan adiknya dengan menampilkan sihirnya.
Halilintar hanya menatap malas dan Gempa menatapnya dengan mata yang berbinar binar. Mau bagaimanapun, dia tetap yang menjadi paling kecil saat itu.
"Haha! Saksikanlah! Cakra Udara!!" Taufan mengucapkan itu sambil mengangkat tangan kanan nya dan melayang. Tak lama kemudian muncul baling baling yang berputar menghasilkan angin yang kencang. Namun yang Gempa lihat, baling baling itu juga terbuat dari angin.
Karena tak mau mengambil resiko, Halilintar mengeluarkan pedang nya dan melemparkan pedang itu keatas. Lebih tepatnya kearah cakra udara Taufan agar cakra udara Taufan itu tidak terlempar kesembarangan arah dan merusak taman istana.
Satu detik kemudian cakra udara itu hilang dengan sengatan listrik merah, dan pedang Halilintar kembali kepemiliknya. Sementara Gempa mengecilkan pupil matanya.
Bukan, bukan dia takjub dengan pedang Halilintar tadi, melainkan dia sedang mengingat sesuatu. Dia baru ingat, dengan pedang itulah dia terbunuh dihari pelantikan kakak nya.
Gempa kembali mengingat alur novelnya. Dan dia sadar, bahwa Solar tak sepenuh nya membunuhnya. Bahkan sebenarnya serangan Solar tidak mengenai dirinya. Namun, Halilintar, yang awalnya hanya ingin menusuk Solar saja namun karena Gempa yang tiba tiba muncul didepannya itu malah pedang miliknya menusuk ke perut Gempa.
○○○
Dimalam pelantikan putra mahkota, saat acara perjamuan, tepat ketika lonceng jam berbunyi menunjukkan pukul 12 malam tepat, pintu aula didobrak kencang.
Itu Solar. Yang sudah dimantra seseorang untuk mengkhianati kerajaan nya dan keluarganya sendiri, dan mantra itu mengirimkan rasa iri dihati Solar kepada kakak nya Halilintar. Karena mantra terkutuk itu, Solar merasa dia lebih layak menjadi Raja tak peduli dia pangeran bungsu. Memandangkan otak nya yang cerdas dan kekuatannya yang merupakan kekuatan terhebat.
Semua orang kalang kabut, Taufan dan Putri Mahkota kerajaan Gravilla yaitu Putri Yaya berhasil mengevakuasi seluruh tamu dan rakyat kerajaan ke tempat yang aman menggunakan kekuatan mereka.
Pertarungan antara Halilintar dan Solar tak bisa dielakkan. Setelah seluruh orang sudah aman, Halilintar dan Solar bertarung dihalaman besar istana utama Allexxandria, sementara kelima pangeran lainnya hanya bisa melihat dari jauh.
Dengan kekuatan nya, Halilintar berhasil menurunkan hujan Halilintar yang sayangnya tak terkendali karena Halilintar sedang sangat emosi. Alhasil, hujan Halilintar itu malah muncul diseluruh langit kerajaan Allexxandria.
Gempa tak bisa diam akan hal itu. Memang hal ini cukup beresiko, namun ini tugasnya sebagai pangeran yang memiliki kekuatan berjenis pelindung dan penengah pertarungan saudaranya.
Sebelum sampai pedang pedang itu menyentuh menara tinggi kerajaan, Gempa menghentakkan kedua tangannya ketanah lalu berteriak dengan lantang.
"Kristal kubah pelindung!!" Kini, wilayah kerajaan Allexxandria dinaungi oleh pelindung berbentuk kubah kristal berwarna hijau tosca sebagai pelindung dari serangan hujan pedang Halilintar. Gempa sedikit lelah karena menghabiskan banyak mana sihir, namun, masih ada yang harus dilalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrated To Become A Prince
FantasyBerawal dari Tanah yang sering membaca buku novel bertema fantasi kerajaan dia malah mengalami kecelakaan yang menjadi bagian takdir dihidupnya. Dan kini dia diberikan misi oleh seseorang misterius, bertransmigrasi ke tubuh seorang pangeran terlemah...