11. Gak Usah Shalat?

149 24 6
                                    

AAAAAAA AKU KANGEN KALIAN DAN BOOK INI SUMPAH!!

Kangen aku gak??

Readers : kangen sih, tapi book nya doang author nya kagak

WARNING⚠️

Biasakan baca bacotan saya diakhir cerita atau setlah tulisan 'BERSAMBUNG' karena biasanya info penting ada disana

Not ship not yaoi not BL not shounen!

Nyerempet dikit mohon dimaafkan karena itu betul betul tidak sengaja bahkan author bisa gak nyadar kalau ada yang melenceng atau nyerempet🗿

Real fiksi author!

MULAI

Alunan kota terdengar ramai dengan suara suara pedagang yang mempromosikan dagangan nya masing masing.

Disela sela festival, terlihat beberapa pasangan yang sedang mojok bermesra mesra an membuat sang pangeran pertama dari Gogobugi jijik, juga pangeran ketiga dari Allexxandria yang hanya sedikit geli. Sementara pangeran Mahkota dari Kumaran hanya sibuk memperhatikan makanan makanan sekitar.

Ramai orang berlalu lalang. Yang kalau dilihat dari pakaian nya mereka terlihat seperti seorang bangsawan. Oleh karena itu, makanan makanan disini gratis dan diberikan mantra sihir agar makanan makanan persediaan bisa di double lagi dan lagi agar tidak cepat habis.

Seluruh area festival juga dilindungi kubah magis yang berfungsi untuk menahan serangan serangan dan mendeteksi penyusup atau hal hal mencurigakan lain nya. Juga berfungsi untuk mengatur suhu didalam areah kubah magis agar tetap stabil dan para bangsawan tidak kepanasan.

Ketiga pangeran yang sedari tadi berjalan bersama itu juga sudah beberapa kali membeli makanan yang ada di stand. Para pedagang memberikan salam kepada mereka sesuai dengan julukan mereka mau dari daerah asal mereka atau luar kerajaan sekalipun.

Kalau untuk yang bersurai ungu "salam kepada pangeran pertama Fang sang pelindung bayang abadi kerajaan! Semoga anda senantiasa melindungi kerajaan dibawah berkat roh Agung"

Untuk yang bernetra gold "salam kepada pangeran ketiga Gempa, sang Cahaya Emas kerajaan Allexxandria! Semoga cahaya yang anda beri terus bersinar hingga akhir"

Dan, kalau yang untuk si gempal "salam kepada Pangeran Mahkota Gopal dari kerajaan Kumaran! Semoga kerajaan sejahterah dibawah kemimpinan anda kelak!"

Jujur saja, sebenar nya mereka muak dengan salam itu setiap kali bertemu orang, tapi yasudahlah. Mau menolak juga sudah aturan.

Kini mereka sudah kembali ketepi danau sambil memakan makanan makanan yang mereka bawa tadi. Cukup susah juga kalau mau mendapatkan makanan disini, mereka harus memastikan dulu makanan itu halal atau tidak dari segi bahan baku dan lain nya.

Dari apa yang mereka tangkap dari percakapan percakapan mereka dengan para pedagang tadi, seperti nya disini lebih seperti men dewa-dewa para Roh Agung, seperti memohon berkat, dan lebih tunduk kepada Roh Agung. Entah lah itu disebut menyembah atau tidak, hanya Yang Maha Kuasa dan Yant Maha Esa yang menilai.

Transmigrated To Become A PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang