12. Pembully Nyasar

184 27 5
                                    

Aku rasa kalian kecewa sama aku.. atau ragu sama aku?

Aku mikir gitu karena aku jarang up dan gak pernah ngasih kepastian ke kalian up nya kapan, bahkan mungkin kalian bakalan berpikir 'ini hiatus ya?'

Kita omongin itu lebih lanjut dibawah nanti. Sekarang enjoy dulu!

WARNING!⚠️

Biasakan baca bacotan saya di akhir bab cerita atau dibawah tulisan 'BERSAMBUNG' karena biasa nya semua info penting ada disana.

Not ship not yaoi not BL not shounen not homofanfic not LGBT

Because author is muslimah🌟

MULAI

Gelap.

Mata emas itu berkeliaran kesana kemari mencari pencahayaan.  Bahkan dia tidak tau dimana kakinya berpijak sekarang. Semua nya terlihat hitam.

Namun tiba tiba, dia melihat cahaya di sebuah pintu. Lantas ia berlari ke pintu itu. Ketika sudah sampai didepan pintu itu, ada bayangan siluet dua pemuda gagah yang seperti ia kenal. Dua dari para pemuda itu memalingkan wajah nya kebelakang, pemilik mata emas itu terperanjat melihat dua sosok yang sangat ia kenal.

Dua sosok yang lebih mengenalinya dari siapa pun, sosok yang sangat ia rindukan, sosok yang sudah bersama nya dari keluar rahim sang ibu. Sosok yang selalu membela nya, mensupport nya apa pun yang terjadi. Merekalah..

Dua kakak kembar nya.

"KAKAKK!!" teriak nya, kemudian seluruh wajah itu pun memalingkan kepala dan memandang nya. Senyum mereka tulus, air mata mulai mengalir dari mata emas itu.

"KAKAKK!!" Pemilik mata emas itu mulai berlari kearah orang orang yang ia sayangi. Para pemuda itu masih tersenyum tulus, tapi lama lama senyum mereka luntur.

Ketika sudah hampir sampai, tiba tiba bagaikan ada dinding kaca penghalang antara jarak mereka. Pemilik mata emas itu berusaha menghancurkan kaca itu berkali kali, kaca itu sempat retak, dan ia masih belum menyerah. Hingga kakak sulung nya berkata.

"Gempa, tempatmu bukan disini," ia terdiam, hati nya terasa sangat sakit ketika kakak nya memanggil nama nya dengan nama orang lain.

"TIDAK KAKAK! AKU BUKAN GEMPA! AKU TANAH!" Gempa masih terus meraung raung meminta agar saudara saudara nya ikut membantu memecahkan kaca ini. Tapi seluruh nya hanya diam, seakan menyetujui perkataan sang sulung.

"Kembali lah Gempa," lanjut kakak sulung nya. Gempa salah tangkap, dia kira kembali ke dunia asal nya. Lantas ia pun mengangguki nya.

"IYA KAK! TANAH PASTI KEMBALI! TUNGGUIN TANAH!" teriak Gempa dari balik kaca. Hati nya terasa lega saat kakak nya bilang begitu, sebelum dia tau maksud asli dari sang kakak.

"Bukan kembali ke dunia kami Gempa, tapi dunia mu, bersama Allexxandria." Gempa segera menggeleng kuat. Dia tidak mau, ia hanya mau bersama kembaran kembaran nya lagi.

Air mata itu masih mengalir. Hingga muncul enam tangan dari belakang nya yang gelap, mulai berusaha menarik nya kembali kedalam kegelapan itu. Gempa sangat mengenali tangan siapa saja itu, bahkan pemilik nya saja tau. Bisa bisa dia membenci seluruh pemilik tangan itu setelah mimpi ini.

Transmigrated To Become A PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang