25

663 114 65
                                    

INVISIBLE STRING

HunKai Fanfiction

Sehun and Jongin

Angst, Romance, and Drama

Warning : BL, Typo, Tema pasaran

Halow am bek. Awas kesandung typo, terima kasih untuk Vote dan Komen di chapter sebelumnya. Jangan lupa tinggalkan jejak di chapter ini ya. Selamat membaca, semoga terhibur, dan sampai jumpa segera.

Previous

"Aby." Soohyun memanggil nama anak perempuannya itu dengan nama panggilan kesayangan.

"Iya, ada apa Ayah?"

"Ayah sudah membahas ini dengan Ahin, tapi Ayah belum mendengar langsung jawaban darimu."

"Tentang Ayah dan Mom yang ingin menambah momongan?"

"Iya."

"Tapi bukankah itu sangat beresiko mengingat usia Mom sudah empat puluh tahun."

"Kami berkonsultasi dengan Dokter kandungan terbaik di Seoul dan beliau mengatakan bahwa itu bisa diatasi."

"Lakukan saja jika Ayah dan Mom yakin tentang itu." Ucap Abygail.

Abygail dan Ahin tahu alasan ayah dan ibunya ingin menambah momongan, mereka tidak mau jika suatu saat Jongin datang berkunjung ke rumah ini dengan membawa anaknya bersama dengan Sehun akan membuat hati ayahnya luluh. Ayahnya tidak ingin berhubungan lagi dengan Jongin, itu termasuk dengan menyebut anak Jongin dan Sehun di masa depan nanti sebagai Cucu. Jika mereka menambah momongan maka Ayah dan ibunya akan fokus kepada anak mereka sendiri dan tidak mencoba untuk menyayangi anak Jongin dan Sehun.

DUA PULUH LIMA

"Kenapa aku selalu sial, benar-benar sialan."

"Ada apa lagi?"

"Kau tahu aku mencoba mengganti produk perawatan wajah dengan yang lebih mahal, mereka mendeskripsikan produk dengan luar biasa, ternyata aku tidak cocok. Padahal ini mahal. Kau coba saja, kalau cocok ambil. Pakai saja daripada dibuang."

"Wow, terima kasih Karina."

"Sama-sama Ning."

Jongin sedang berada di kantornya seperti biasa, sambil mendengar percakapan dari teman-teman baiknya di sela pekerjaan mereka.

"Jongin, aku sudah selesai dengan ceritaku."

"Terima kasih Rei, nanti aku baca." Ucap Jongin pelan.

"Sekarang aku boleh bermain game kan?"

"Lakukan saja." Jawab Jongin. "Di mana Sean?"

"Toilet dan langsung pergi membeli camilan. Aku memintanya membelikan untuk yang lain." Jawab Rei.

"Aku akan menelfon Sean dan memintanya membelikan capuccino." Ucap Karina.

"Aku juga, aku mau capuccino. Jongin kau mau apa?" Ningning menatap Jongin.

"Latte." Ucap Jongin.

"Jika begini sepertinya kita akan merilis lebih dari satu judul." Ucap Karina kepada Jongin dan rekannya yang lain.

"Terima kasih untuk kerja keras kalian." Balas Jongin kemudian tersenyum.

"Jongin, jika penjualan novel kita memuaskan bagaimana jika kita memasang mesin penjual minuman dan makanan ringan?" Rei menatap Jongin penuh harap disela kesibukannya bermain game komputer.

"Hei, kita sudah punya stok makanan dan minuman ringan." Ucap Ningning. "Tidak perlu membuang-buang uang."

"Aku tidak mau mengikuti visi misi berhematmu." Balas Rei kemudian menjulurkan lidahnya menggoda Ningning.

INVISIBLE STRINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang