15

673 113 32
                                    

INVISIBLE STRING

HunKai Fanfiction

Sehun and Jongin

Angst, Romance, and Drama

Warning : BL, Typo, Tema pasaran

Halow am bek. Awas kesandung typo, terima kasih untuk Vote dan Komen di chapter sebelumnya. Jangan lupa tinggalkan jejak di chapter ini ya. Selamat membaca, semoga terhibur, dan sampai jumpa segera.

Previous

"Aku tidak pernah sekalipun berpikir untuk pergi darimu, tapi kaulah yang pernah nyaris pergi dariku, selamanya."

"Karena aku hanya beban."

Sehun menggeleng cepat. "Jangan mengatakan hal itu, kau bukan beban. Aku mencintaimu, bahkan jika seluruh dunia membencimu, aku akan ada untuk mencintaimu."

Jongin menatap kedua mata cokelat Sehun, tersenyum dengan ketulusan Sehun meskipun masih terbersit rasa takut yang cukup mengganggu di dalam diri Jongin. Bahwa dia akan ditinggalkan sendirian. Tapi, Jongin mencoba untuk mempercayai Sehun karena sekarang dia tidak berada pada posisi yang bisa memilih banyak hal.

"Percayalah padaku." Ucap Sehun sebelum memberi Jongin pelukan lembut yang tidak akan menyakiti luka-luka di tubuh Jongin yang belum sembuh sepenuhnya. Sehunpun berharap dia juga bisa menyembuhkan luka yang tidak terlihat di dalam diri Jongin, sama seperti bagaimana Jongin menyembuhkan semua luka-luka di hatinya dulu.

BAB LIMA BELAS

"Halo Jongin."

Nyonya Irene menyapa dengan ramah kepada Jongin di ruang makan, berapa lama waktu sudah berlalu? Berapa lama mereka terakhir kali bertemu? Jongin melihat nyaris tidak ada yang berubah dari diri Nyonya Irene. Beliau ramah dan cantik, namun Jongin masih merasa canggung dan sedikit cemas tentang pertemuan langsung mereka sekarang. Nenek Daisy juga tersenyum menatap Jongin kemudian menepuk pelan pundak kanan Jongin sebelum ikut menyiapkan meja makan untuk makan malam bersama mereka yang pertama kali di rumah ini.

"Kapan terakhir kita bertemu? Sepertinya sudah cukup lama, tiga tahun yang lalu?"

"Lima tahun." Koreksi Sehun. "Lima tahun yang lalu Mom."

"Ah astaga sudah selama itukah?!" Pekik Irene kemudian tertawa pelan.

Jongin mengangguk pelan dia merasa sangat canggung dan sungkan sekarang. Irene berjalan mendekati Jongin dan menatap Jongin kemudian menepuk pelan puncak kepala Jongin.

"Mulai hari ini aku adalah walimu, jadi jangan sungkan untuk mengobrol denganku, mengatakan semua kebutuhanmu, juga keluhanmu, anggap aku sebagai orangtuamu sendiri, atau bahkan nenekmu." Kekeh Irene. "Baiklah Jongin, aku tidak bisa menjanjikan semuanya selalu berjalan dengan baik, aku takut tidak bisa menepati semua janji itu jika aku mengatakannya. Tapi, aku berjanji akan melakukan yang terbaik untukmu."

"Aku juga Jongin." Imbuh Sehun menyerobot masuk ke dalam obrolan.

"Nenek juga." Daisy juga ikut masuk.

Jongin hanya bisa mengangguk pelan kali ini dengan sesuatu yang mulai terasa sesak di dadanya, dan merangkak naik menunju tenggorokannya.

"Jongin jangan menangis!" Pekik Sehun panik kemudian memeluk Jongin dengan hati-hati. "Mom membuat Jongin menangis." Ucap Sehun dengan kesal.

"Maaf, maaf." Balas Irene kemudian menepuk-nepuk pelan puncak kepala Jongin. "Jangan menangis, semuanya sudah baik-baik saja sekarang. Tapi, satu hal aku mungkin akan sangat jarang berada di rumah."

"Karena sekarang aku sudah pulang ke rumah ini, Jongin juga ada di sini, Mom seringlah pulang ke rumah. Nenek juga akan tinggal di rumah ini."

"Nenek tidak tinggal di rumah ini, Sehun. Hanya akan sering berkunjung, Nenek punya pekerjaan di Jeju."

INVISIBLE STRINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang