2. Mana cucu ku?

254 146 180
                                    

[Warning : free for 18+] Adult content.

Jarrel merentangkan tangannya ketika melihat Jeha sedang berlari ke arahnya dengan semangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jarrel merentangkan tangannya ketika melihat Jeha sedang berlari ke arahnya dengan semangat. Senyuman manis terpampang nyata ketika Jeha berhasil masuk kedalam pelukan Jarrel.

"Kangen aku ngga, sayang?" Tanya Jeha sembari memeluk erat tubuh atletis milik Jarrel. Jeha bahkan menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria itu.

Sebenarnya Jeha sudah tau siapa Jarrel Zander, namun perasaannya kepada Jarrel lebih besar daripada ketakutannya sebagai seorang pelakor. Selagi Jarrel mencintainya, Jeha tidak akan pernah takut dengan apapun dan siapapun, termasuk dengan Charis Hans Zander.

Kini keduanya tengah bertemu dan saling kangen di dalam kamar hotel milik Jarrel. Pria itu sengaja menyuruh Jeha untuk datang ke kamarnya dan menghabiskan waktu bersama. Hanya saling kangen, tidak sampai melakukan sex seperti yang kalian bayangkan.

"Kangen dong sayang." Jarrel mencium puncak kepala Jeha dan menghirup aroma manis dari rambut kekasihnya itu.

"Mas, mba Charis gimana? Gimana kalau mba Charis tau aku punya hubungan sama kamu? Aku takut mas..."

Jarrel melepaskan pelukannya pada tubuh mungil Jeha. Pria itu mengecup pelan bibir manis milik Jeha.

"Jangan peduliin Charis. Aku sayang sama kamu dan kamu sayang sama aku, enough for me, Jeha."

Jeha  memonyongkan bibirnya lucu, "I love you mas Jarrel! Jangan tinggalin aku please."

"Siapa yang mau tinggalin kamu? Aku bakalan usahain untuk bercerai sama Charis. Tapi aku mohon kamu sabar ya? Aku perlu stabilin situasi dulu, aku bakalan kenalin kamu ke mama dan papa. Itu pasti, sayangku."

Jeha menangis, sebegitunya kah Jarrel mencintainya? Jeha merasa beruntung karena bisa bertemu pria seperti Jarrel ini. Jeha mendapatkan banyak kasih sayang dan cinta dari Jarrel setelah disia-siakan oleh kedua orang tuanya. Jarrel lah yang menguatkan Jeha hingga bisa sampai di titik sekarang walaupun cara keduanya memang salah.

"Jangan nangis sayang, aku minta maaf udah bikin kamu nangis." Jarrel mengusap kedua pipi merah merona milik Jeha.

Jeha menggeleng kuat, "Apasih! Aku nangis karena kamu effort banget ke aku. Aku ngga bisa ngungkapin lewat kata-kata jadi aku cuma bisa nangis. Maaf ya aku cengeng?"

"Nggapapa kalau kamu cengeng, tinggal cium aja bibirnya nanti pasti langsung salah tingkah."

Jeha tersenyum malu, pipinya memerah karena ucapan yang keluar dari bibir Jarrel.

"Apasih kamu mas Jarrel!"

"Tuh kan pipinya merah, tandanya Jeha ku lagi salah tingkah nih ya?" Goda Jarrel.

"Diem ngga kamu! Aku malu tau mas."

"Cie malu." Jarrel menoel hidung mbangir milik Jeha.

•••

The WinnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang