Hi, Hi, Hi muda mudi Navers!
Opening baru nih :D
Fyi, aku udah mikirin nama penggemar karyaku mateng-mateng dan yaps! I got it.
'NAVERS' 3 huruf depan nama panjangku dan readers! Jadilah Navers 🫂🥰Oh iya bestiee, sorry to say hari-hari kemarin aku lumayan sibuk ngurusin ini itu kepentingan pribadi, soooo todayyy im gonna publish my story!
ENJOYYY🫶
•••
Jarrel sedang memakai pakaian tugasnya sebagai pilot untuk penerbangan malam ini. Jarrel ditugaskan untuk penerbangan menuju ke Hongkong dan Taiwan. Akhirnya setelah beberapa hari libur tugas, Jarrel kembali ber-aktivitas sesuai jadwalnya setiap hari.
"Seneng ya bisa ketemu Jeha lagi?"
Charis masuk kedalam kamar pribadi milik Jarrel dengan membawakan nampan berisi susu vanilla dan juga roti selai cokelat. Karena waktu singkat Jarrel, Akhirnya pria itu memilih untuk sarapan di dalam kamarnya sembari menata barang bawaanya.
Kali ini Charis juga membantu Jarrel untuk menata kopernya dan juga merapihkan kamar tidur Jarrel.
"Iya dong, cewek secantik dia sayang banget kalau ngga di kangenin."
"Udah baikan sama Jeha?" Charis mendudukan bokongnya diatas kasur empuk berukuran besar milik Jarrel.
Jarrel menoleh menatap wajah Charis, "Emang sejak kapan gue marahan sama dia?"
Charis menghidikkan bahunya acuh.
Tak lama suara dering telepon terdengar dari telepon genggam milik Jarrel. Terpampang nama 'Jeha❤️' di layar telepon tersebut. Charis sontak memberikan telepon genggam milik Jarrel yang berada diatas kasur kepada sang pemilik.
"Dari Jeha." Singkat Charis.
Setelah memberikan telepon genggam kepada Jarrel, Charis melangkahkan kakinya menuju keluar kamar pribadi pria tersebut. Lagi pula Charis juga tak ingin mendengarkan obrolan menggelikan dari keduanya.
Charis melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya dan membukai gorden berwarna abu-abunya dengan manual. Sekembalinya Charis dan Jarrel dari rumah orang tua Charis, sikap Jarrel kembali seperti semula.
Charis membuka pintu balkonnya dan berjalan ke arah balkon. Dia menyiram tanaman miliknya yang berada di balkon kamar. Setelah selesai menyiram tanaman, Charis mendudukan bokongnya diatas ayunan empuk yang berada di balkon kamarnya.
Pandangan Charis menghunus pada pohon yang menjulang tinggi di samoing rumahnya. Pasti Jarrel juga tidak akan berpamitan dan mencarinya seperti biasa. Pria itu hanya membutuhkan Charis dikala sedang jauh dengan sang pujaan hatinya, yakni Jeha.
Ada sedikit rasa kesal saat Charis harus merelakan Jarrel kembali bertugas dan bertemu dengan wanita selingkuhannya.
"Kapan ya bisa bebas kayak burung yang terbang di udara?" Gumam Charis.
"Gue cariin lo kemana-mana ternyata ada di balkon kamar."
Suara bariton milik Jarrel menyapa indra pendengaran Charis. Wanita itu menoleh mendapati kening suaminya bercucuran keringat.
"Kenapa belum pergi?" Tanya Charis dengan tampang polosnya.
Jarrel mendengus kesal, "Lo ngga mau pamitan sama gue?"
"Biasanya juga ngga pamitan, santai aja kali."
"Sini peluk dulu!" Jarrel mendekat kearah Charis dan merentangkan tangannya.
"Ngga! Bau lo bau-bau orang kena azab. Pergi aja udah ngga usah pamitan sama gue. Kayak sama siapa aja."
"Pamitan dulu, Charis."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Winner
Short Story[Warning : Free for 18+] • mengandung hal-hal yang berbau dewasa! Mature content. • Follow sebelum membaca! Jangan lupa vote dan komen. Pernikahan antara Jarrel Zander dan Charis Hans Morelli hanya sebatas suami-istri diatas kertas putih bertinta hi...