10. Kabar gembira

36 6 3
                                    

Hi Navers! Im back.
How r you? I hope u doing well today.
Mianhae aku baru update The Winner😔🙏
Semoga chapter kali ini bisa ngobatin rasa rindu kalian ke Charis n Jarrel ❤️

•••

Selesai check in apartment dengan dua lantai, Jarrel sengaja menyuruh Charis untuk istirahat dikamarnya. Sedangkan Jarrel, pria itu kini tengah memasak makanan untuk istrinya yang meminta dimasakkan ayam kecap.

"Mentang-mentang gue bisa masak seenaknya aja di nyuruh-nyuruh gue."

Jarrel menghela nafas ketika melihat tubuh mungil Charis berjalan ke arah dapur dengan rambut yang sedikit berantakan.

"Need something?" Jarrel bertanya dan melirik kepada Charis. Setelah itu fokusnya kembali pada ayam kecap yang hampir matang.

Charis menggeleng pelan, rasa mual yang ia rasakan sejak tadi masih tak kunjung hilang. Ia mendudukan bokongnya diatas kursi pantry, melihat suaminya memasak ayam kecap sembari menopang dagunya diatas telapak tangan.

"Why are you sitting there? You still need rest, Charis." Protes Jarrel.

"Cause I feel bored, lo nyuruh gue tidur terus daritadi."

Jarrel membalikkan tubuhnya, ia menatap wajah Charis. Perlahan Jarrel mendekatkan wajahnya telat didepan wajah Charis, ia mengecup pelan bibir Charis.

"Biar lo cepet sembuh, biar bisa jalan-jalan keluar." Jelas Jarrel, ia menoel hidung mbangir milik Charis.

Charis mengangguk senang, "Yaudah kalau gitu biar cepet sembuh mending kita ke dokter langganan mama rea aja."

"Ribet lo, daritadi gue paksa ngga mau." Jengah Jarrel.

"Kan gue males, tapi pas lo mau ajak gue jalan-jalan keluar ya ayo! Gue semangat banget buat sembuh. Pengen muter-muter sekitaran apart biar paham jalannya."

"Yaudah habis makan siap-siap ke rumah sakit, gimana?"

"Boleh, tapi gue ngga mau makan sama nasi ya? Mau ayamnya aja dua potong." Charis memberikan tanda peace kepada Jarrel.

"Boleh, yang penting perut lo ada isinya."

"Emang ada isinya, kan lambung, usus, paru-paru, hati, jantung, tu—"

"Ngga nanya. Udah jangan banyak ngoceh, makan dulu sini gue suapin."

Jarrel meletakkan dua potong ayam kecap diatas piring putih milik Charis.

"Bisa makan sendiri!" Tolak Charis.

"Ngga usah nolak, perlu dicium dulu biar lo nurut gitu?"

"NO! YAUDAH SUAPIN AJA." Akhirnya Charis mengalah dan pasrah disuapi oleh Jarrel.

•••

Jarrel dan Charis kini tengah berada di kursi antrian untuk masuk kedalam ruang pemeriksaan milik dokter langganan mama Rea, yakni dokter Elena Wassink.

Charis memonyongkan bibirnya lucu sembari membaca tulisan-tulisan yang ada di dinding rumah sakit.

Jarrel tersenyum tipis ketika melihat Charis yang membuat wajah lucu sehingga Jarrel rasanya ingin mengunyel-unyel pipi gembum Charis. Tunggu, Jarrel baru sadsr dengan kenaikan berat badan Charis yang cukup drastis.

"Next queue number 256." Suara announcement dari speaker pun terdengar.

Charis dan Jarrel pun masuk kedalam ruang pemeriksaan dan bertemu dengan dokter Elena.

"Im Elena, So what's your complaint?" Tanya Elena penuh dengan semangat.

"Wait, kalian sepertinya tidak asing di dalam ingatan ku. Are you Jarrel Zander? Anaknya miss Rea and your wife? What's her name?" Elena menunjuk ke arah Charis.

"Hi doctor, im Charis. Saya datang kesini dengan keluhan mual di perut, can you fix my stomach?" Charis menjawab pertanyaan dari Elena sebelum Jarrel membuka suara.

Elena mengangguk antusias, "Of course, ayo silahkan tiduran diatas brankar Miss Charis."

Jarrel hanya bisa melihat Charis yang berbaring diatas brankar sembari di cek tensi dan juga detak jantungnya. Charis diberi beberapa pertanyaan hingga Elena bertanya seperti ini,

"Kapan terakhir kali kamu datang pulang, Miss Charis?"

Charis menyerngitkan keningnya berusaha mengingat kejadian sebelumnya.

"Oh my God! Dokter, seharusnya aku sudah dapat akhir bulan kemarin."

"Okay, coba saja periksa menggunakan mesin usg. Sudah pernah mencoba cek menggunakan testpack?"

Charis menggeleng pelan.

Tiba-tiba Charis merasa tangannya digenggam oleh Jarrel. Charis melihat wajah pria itu mendadak berkaca-kaca.

"What's wrong with you?" Tanya Charis kepada Jarrel tanpa suara.

Jarrel hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Congratulations Miss Charis anda sedang mengandung sebuah janin. Usianya hampir genap dua minggu."

"Hah?" Bingung Charis. Wajah wanita itu kini terlihat cengo.

"Dok, Charis hamil?" Tanya Jarrel dengan tatapan tidak percaya nya.

Elena mengangguk antusias, "Benar."

Jarrel langsung menarik tubuh mungil Charis kedalam pelukannya. Pria itu menangis terisak mendengar penuturan Elena. Sedangkan Charis, wanita itu masih shock dengan berita yang diberitahu oleh Elena.

"We're going to be a mom and dad, Charis!"

"Yeah! Oh my God gue ngga percaya, Jarrel. Im being a mom? Thank you God."

Continued...

See you in the next chapter! Aku usahain bakalan update secepatnya yaa💐🫶

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The WinnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang