Part 10

147 9 0
                                    

Saat makan siang Harry tidak mengatakan apapun padaku selain itu ia duduk di antara Niall dan Liam. Aku duduk di antara Ele dan Perris. Mereka menyadari perubahan sikap Harry padaku namun berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja dan tak terjadi apapun. Saat ini pun Harry berjalan menuju Monas dengan Liam, aku berjalan bersama Zerrie.

"nyamuk deh," ucapku pelan. "kau bicara apa? Aku tidak dengar." ucap Zayn menggandeng tangan Perrie. "bukan apa-apa" jawabku tersenyum lebar.

"Harry!" teriakku mengejarnya yang berada bebebrapa langkah dariku. "apa?" tanyanya kalem. "kau marah padaku, abang unyu-ku?" tanyaku to the point.

Liam menatap kami secara bergantian, entah karena aku mengucapkan abang unyu-ku atau karena apa."tidak, atas dasar apa aku marah padamu. Jangan berpikir buruk seperti itu padaku, sista." Ucapnya mengacak-acak rambutku.

"aku menyusul Niall." Ucap Liam berlari ke arah Niall."katakan sejujurnya padaku." Tuntutku karena aku merasa tidak enak hati dengannya.

"katakana apa?" tanyanya bingung."katakan kenapa kau terus menggodaku dan tadi setelah perjanjianku dengan Niall kau mendiamkanku?" tanyaku penasaran tingkat dewa.

"nanti saja setelah kita kembali ke hotel," jawabnya menggandeng tanganku. "sekarang saja." ucapku keras kepala."nanti saja Al." ucapnya merapikan rambutnya yang tertiup angin.

"baiklah tapi kau janji akan menceritakannya!" tegasku, awas saja bila dia menghindar akan ku gunting rambutnya."iya, Alena Ramadhani" ucapnya mencubit pipi kananku.

Beberapa menit kemudian kami telah sampai di puncak Monas, pemandangan Jakarta terlihat indah. Apalagi di malam hari akan sangat lebih indah. Kami berfoto ria bersama kru yang tadi tidak ikut ke kantor majalah tapi sekarang semua kru berada di sini. Aku juga menyempatkan diri berfoto bersama Harry dan ia merangkulku saat berfoto. Tak hanya sekali tapi 5 kali dengan pose berbeda.

Setelah dari puncak Monas kami juga berfoto ria di taman Monas. Harry mengupload foto kami berdua di depan Monas dengan caption "Love In Jakarta" tak hanya di IG tapi juga di Twitter dengan caption yang sama. Love In Jakarta dalam setengah jam menjadi TTWW nomor 4. Mention yang masuk ke twitter ku pasti banyak bersiaplah saat aku membuka pemberitahuan di twitterku.

Pesan yang masuk di ponselku juga banyak, rata-rata temanku menanyakan tentang hubunganku dengan Harry. Karena kesal aku meminta Harry mentweet bahwa kami hanya adik kakak bukan kekasih atau sejenisnya. Harry pun melakukannya dan pesan yang masuk ke ponselku berkurang sedikit, hanya sedikit. 5 Seconds Of Summer dan Kru juga ikut acara berkeliling bersama kami walau mereka sedikit terlambat karena macet.

Saat ini kami berada di Kota Tua mengunjungi beberapa museum lalu kami menyewa sepeda Onthel di depan Museum Fatahilla. Kota Tua sedang ramai maklumlah ini hari minggu jadi penjagaan terhadap the boys di perketat hanya beberapa saja yang bisa berfoto bersama the boys karena aku yang meminta.Hari ini juga ada gathering directioners di Kota Tua dan ternyata diadakan sore hari jadi mereka bisa bertemu dengan One Direction. Aku memberitahu tentang gathering ini pada Liam dan Zayn.

"apa mereka sudah di sini?" Tanya Zayn padaku melihat kerumunan orang yang dihadang oleh bodyguard dan pihak keamanan yang disewa manajemen.

"tentu saja, mereka memakai kaos bergambar diri kalian." Jawabku melambaikan pada salah satu directioner yang ku kenal.

"aku ingin berfoto bersama mereka, berapa banyak directioners yang ikut?" Tanya Zayn tersenyum ke arah kerumunan orang yang kuperhatikan.

"sekitar 50 directioners, kau yakin ingin berfoto dengan mereka?" tanyaku melihat keramaian yang sedikit mulai lebih ramai. "tentu saja." Jawab mereka berdua kompak.

Zayn Fake MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang