03. Red Conversations

196 36 6
                                    

NISTISHA baru menyadari bahwa Kegiatan Belajar Mengajar akan dilakukan Minggu depan setelah dia melihat jajaran anak-anak berbaju SMP masih dijemur di halaman sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NISTISHA baru menyadari bahwa Kegiatan Belajar Mengajar akan dilakukan Minggu depan setelah dia melihat jajaran anak-anak berbaju SMP masih dijemur di halaman sekolah. Gadis itu praktis menyadari bahwa dia baru saja naik kelas 12, dan melongo ketika teringat bahwa setelah liburan panjang, dia sudah berurusan dengan Jeksa. Parahnya itu karena kebodohannya sendiri.

"Gue masih inget banget kalau lo pernah ngomong gak pernah mau berurusan apalagi bersinggungan sama anak apalagi bagian intinya Redmoon." Yumna menatap Nistisha tajam, "Kemarin itu kesambet setan mana?" Tanyanya dengan nada setengah kesal.

Nistisha tahu bahwa Yumna akan menyalahkan dirinya atas kebodohannya itu, dan dia tidak terima— meskipun tahu bahwa itu memanglah benar. Tapi sekarang ini Nistisha hanya ingin dirinya sendiri yang merutuki dirinya sendiri, bukan sahabatnya apalagi orang lain.

Gadis itu merengut, "Ya namanya juga khilaf!"

"Gak ada khilaf dua kali ya, Sha!" Kali ini Winona yang menyahut, "Gila lo kemarin?"

"Iya! Gue gila, edan, gak waras, bego, goblok!" Nistisha berkata setengah frustasi, membuat beberapa anak kelas menoleh ke bangku mereka— yang jelas tidak mereka pedulikan. Belum ada pembelajaran hari ini, sebab Masa Orientasi Siswa Baru masih terlaksana.

"Iya emang!" Yumna menimpali dengan nada gemas, "Gue cuma sekali gak sengaja ngejek Kaisar dan lo lihat dia masih aja ganggu gue sampek sekarang. Dan lo Sha—" gadis itu menahan kalimatnya, menatap Nistisha tidak habis pikir. "Lo mukul Jeksa pake helm! Jeksa, Sha! Jeksa! Lo gak mungkin lupa dia siapa kan?"

"Kalau Kaisar mah sengaja karena dia naksir lo, Na." Kanaya menimpali perkataan Yumna yang langsung disambut pelototan.

"Gak mungkin ya!" Yumna menolak keras, "Gak sudi gue ditaksir cowok macem Kaisar, amit-amit Ya Allah!"

"Kenapa sih sensi mulu sama Kaisar, tuh anak meskipun kelakuannya kayak punya otak setengah tapi dia paling mendingan daripada temennya yang lain." Sashi menimpali, kemudian gadis itu terlihat berpikir, "Gak juga sih, yang paling waras masih tetep Abhitama."

"Nah itu tau." Yumna segera membalas, "Diantara mereka gak ada yang mendingan! Lo pikir aja, orang mana yang berani terang-terangan jadi anggota geng gitu! Parahnya gak ada yang ngelarang lagi."

"Ini tuh sekolah anjir, sekolah! Tapi mereka kayak gak peduli aturan. Lagak banget, tuh dagu anak Redmoon bisa keangkat lebih tinggi daripada Burj Khalifa."

Nistisha tidak tahu apakah sikap Kaisar yang blangsak dan sedikit ceplas-ceplos itu benar-benar menjadi alasan kenapa Yumna begitu sensi terhadap anak-anak Redmoon. Berbeda dengan Nistisha yang tidak juga suka ataupun benci dengan kehadiran geng itu, Yumna benar-benar menaruh kebencian yang teramat dengan geng itu.

"Mau lo ngasih ujaran kebencian mereka di Twitter juga gak mempan Na." Winona yang tahu tindakan yang pernah dilakukan Yumna menimbrung, "Dukungan buat mereka lebih gede, "

Kaleidoscope: The Extraordinary J | Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang