006

796 86 0
                                    

Aletha menyiram seluruh tanaman milik nya yang berada di taman rumah. Ada berbagai bunga cantik yang ia rawat. Mulai dari bunga mawar, tulip, melati, anggrek dan beberapa jenis tanaman lainnya. Semuanya tumbuh sangat subur.

Saat ia bersenandung kecil, tiba-tiba saja sebuah tangan memeluk diri nya dari belakang. Aletha sangat tercekat. Dan ingin sekali ia melepaskan tangan itu. Namun, tangan itu semakin mengencang.

"Terima kasih telah membuat mereka tertawa seperti itu" bisik Elzion di telinga Aletha yang membuat nya merinding.

Aletha langsung melepaskan pelukan itu.
"Ah iya, sama-sama" jawab Aletha canggung.

"Kau ingin di balas dengan apa? Tas? Baju?"

"Nggak, aku ingin kau ajak mereka bermain dengan mu"

"Bermain?"

Aletha menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, akan ku pikirkan itu nanti" ucapnya yang langsung pergi.

Drrtt ... Drrtt.. Drrtt..

Sebuah panggilan masuk dari teman nya Aletha. Aletha segera menghentikan aktivitasnya.

"Halo? Gimana proses nya?"

"Let, aku sudah menerjemahkan beberapa isi dari Diary itu. Namun, ada beberapa yang sulit untuk di deteksi"

"Baiklah, tak masalah. Kapan kita ingin ketemu?"

"Ah, aku takut dengan suami nya Lexa. Dia menyeramkan"

"Hehe, yasudah gini saja. Kau menyamar jadi kurir atau apa gitu. Sehingga kau bisa masuk ke sini"

"Astaga, rempong banget ya? Yaudah deh nanti gue pikirin cara nya"

"Makasih Gio"

"Yaaaa"

Tuutt...

Aletha semakin tidak sabar dengan isi Diary itu. Aletha harap, ada petunjuk tentang Alexa.

***

Elzion menyuruh semua orang untuk bersiap. Katanya, mereka akan mengunjungi suatu tempat. Ketika rembulan telah muncul, saat itulah Elzion kembali pulang.

"Semua sudah siap?" tanya Elzion memastikan.

"Kita mau ke mana Pah?" tanya Kenzi penasaran.

Namun, Elzion tidak menjawab pertanyaan nya. Ia malah tersenyum tipis, seraya melihat ke sekeliling.

"Mama kalian mana?" tanya Elzion mencari keberadaan Aletha.

"Di sini!" Teriak Aletha seraya berlari.

Elzion pun mengajak mereka untuk ke dalam mobil. Yah, tanpa pelayan satu pun yang mengawal mereka.

Setelah perjalanan yang cukup jauh, akhirnya mereka tiba juga di pusat kota. Elzion mengajak mereka ke salah satu taman wahana bermain yang ada di sana.

Taman bermain itu sangat indah di kala malam hari. Lampu warna-warni menghiasi malam yang gelap ini.

Mereka menaiki bianglala raksasa, komedi putar, istana boneka dan alap-alap (rollercoaster mini) .

Rea juga mengajak mereka untuk ke rumah hantu. Elzion pun menyetujui itu. Dengan syarat, Kenzi harus selalu dalam pengawasan.

Awal memasuki ruangan itu, suasananya membuat bulu kuduk siapapun merinding. Dengan menggunakan backsound Lingsir wengi, membuat semua nya terasa menjadi nyata.

Beberapa hantu mulai berdatangan. Mulai dari pocong yang tiba-tiba meloncat ke arah kami. Lalu kuntilanak yang terduduk di kursi. Dan tuyul yang menggandeng tangan Elzion.

Sebatas Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang