BONUS

702 60 4
                                    

Mendapatkan berita tentang penolakan Elzion, membuat Ayah sangat terkejut. Apa lagi, melihat Aletha yang memboyong pulang Rea dan juga Kenzi.

"Untuk apa kamu membawa mereka?" tanya sang Ayah.

"Dia menolak mereka. Dia takkan menerima jika dia tak mengingat apapun"

"Yang benar saja?! Dia mengusir anak nya? Dan menyuruh kau untuk menafkahi mereka? Dia waras atau tidak?!" lantang sang Ayah

"Yah, aku tahu tapi.. "

"Gak Let! Ayah gak setuju! Dia seharusnya bertanggung jawab atas perbuatannya kepadamu! Jika dia tidak ingin menikahi mu, maka dia harus mengurus anak nya!"

Dengan penuh amarah, sang Ayah langsung menghubungi Rion. Dan meminta kejelasan.

Namun, itu tak ada gunanya. Elzion tetap menolak, dan membuat sang Ayah semakin naik darah.

"DASAR B*JINGAN! KAMU BOLEH AMNESIA, TAPI OTAK JANGAN SAMPAI BEGO!" gertak sang Ayah.

Ayah pun langsung menutup panggilan itu. Dan tiba-tiba saja, ia terjatuh seraya memegang dada nya.

Aletha yang melihat itu sangat terkejut dan langsung menghampiri nya.

"Yah? Ayah kenapa? Jangan bikin Letha cemas gini"

Baru saja bibir Aletha selesai berbicara, sang Ayah sudah tak bernafas lagi.

"AYAH!" teriak Aletha yang langsung mengecek denyut nadi nya. Dan mencoba menekan dada ayah nya.

"Ayah, bangun yah. Bangun!" isak Aletha yang bergelimang air mata.

Namun, tangisan itu tak ada gunanya. Sang Ayah lebih memilih pergi, dan meninggalkan Aletha di sini.

Rasa sesak, sakit dan sedih bagaikan menusuk secara bergantian. Aletha, tak kuasa menahan air mata nya. Mengusap lembut wajah sang Ayah, sebelum di antar ke pemakaman terakhirnya.

"Tuhan, mengapa masalah terus bersilih berganti? Aku tak sekuat yang kau kira Tuhan" lirih Aletha memejamkan kedua mata nya.

Hari demi hari terlewati, beban pikiran Aletha semakin berat rasanya. Hingga suatu hari, Aletha merasakan keanehan pada tubuhnya. Rambut nya, semakin hari semakin menipis.

Mendapatkan kejadian ini, membuat Aletha menjadi panik. Ia pun langsung berkonsultasi dengan salah satu rekannya.

"Kau keletihan Let. Kau harus ingat, kau hanya memiliki satu ginjal. Jika terus-menerus seperti ini, kondisi nya akan semakin parah" jelas nya.

"Aku harus bagaimana? Aku tak bisa melepaskan mereka"

"Kau harus melepaskan semua nya! Lebih baik, kau pergi saja, dan kembali ke London. Lupakan mereka!"

"Mana mungkin aku melakukan itu?" sanggah Aletha

"Kau tak bisa menyiksa seluruh raga dan jiwa mu seperti ini Let. Kau juga berhak bahagia! Sudah, kau hubungi Elzion sekarang. Lalu kembalikan Rea dan Kenzi padanya!"

"Tapi, bukankah aku seperti ibu yang tidak bertanggungjawab?"

"Elzion pun seperti itu Letha! Kalau dia bertanggungjawab, seharusnya dia menikahi mu kan? Bukannya lepas tangan seperti ini?!"

Aletha pun terdiam.

"Apakah hanya ini jalan satu-satunya?" lirih Aletha.

"Iya Leth. Terkadang gak semua itu harus dipertahankan. Ada kala nya juga kita harus melepaskan untuk bisa bertahan hidup"

"Baiklah jika ini yang terbaik. Terima kasih atas sarannya" pamit Aletha.

Keesokan harinya, Aletha pun memutuskan kembali untuk pergi ke rumah Elzion, dan menemui nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebatas Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang