027

625 60 6
                                    

Ketika sampai di Kapolda, Aletha dan Rion langsung ditemui oleh salah satu petugas di sana. Nama nya adalah Pak Gun.

"Silakan duduk, saya akan memanggil nya" ucap nya seraya mempersilakan duduk.

Aletha dan Rion pun teduduk di kursi yang sudah tersedia.

Langkah itu, sepertinya tak asing bagi Aletha. Ia pun memutuskan untuk membalikkan badannya. Dan betapa terkejutnya dia melihat bahwa sosok yang di borgol itu adalah Bryan.

"Loh? Kau?"

"Apakah anda mengenalnya?" tanya Pak Gun yang duduk di sebrang kami bersama Bryan.

"Saya kenal betul dengannya. Mengapa kau melakukan ini?!" kesal Aletha.

"Biar kita impas. Kau telah melaporkan Alexa, dan membuat ku sendirian dan kesepian. Lalu, kau pikir aku akan membiarkan kalian hidup bahagia setelah kalian menghancurkan hubungan kita?" dingin Bryan dengan tatapan iblis.

"Kau sendiri yang menghancurkan kehidupan mu! Kenapa kau menyalahkan orang lain?"

"Jika kau tak pernah melaporkan Alexa, ini semua takkan terjadi LET!" seru Bryan.

"Jika kau tak pernah berkhianat! Ini semua takkan pernah terjadi! Kau pengecut! Kau adalah penghancur antara aku dan Alexa! Seharusnya kau tak muncul di kehidupan kami!" gertak Aletha.

"Tenang, jangan kesal seperti itu" lirih Rion mencoba menenangkan Aletha.

"Gimana mau tenang Rion? Dia duluan yang memulai!"

"Harap tenang, setelah mendapatkan pengakuan yang sebenarnya ini. Kami akan segera mengangkat statusnya sebagai tersangka. Lagi pula, saksi dan bukti juga sudah ada" ujar pak Gun.

"Berikan dia hukuman seberat-beratnya pak! Dia sudah meresahkan keluarga saya!" pinta Aletha.

"Kurang ajar kamu!"

"Heh! Diam kamu!" tegur pak Gun.

Pak Gun pun meminta rekannya untuk mengembalikan Bryan ke jeruji besi.

"Pak, saya mohon untuk keadilan nya ya pak? Dia itu seperti belut"

"Tenang saja mbak, saya yakin kali ini dia gak akan bisa lolos."

"Terima kasih pak"

Aletha dan Rion pun kembali ke rumah sakit.

Sesampainya di sana, ia mendapatkan kabar bahwa Elzion sudah siuman. Aletha pun sangat bersemangat, ia langsung pergi ke kamar Elzion.

"El, kamu sudah sadar?" tanya Aletha.

Namun, genggaman Aletha langsung ditepis begitu saja oleh Elzion. Hal ini membuat Aletha kebingungan. Begitupun semua orang yang ada di sana.

"Kenapa El?" lirih Aletha.

"Jangan mencoba merayu saya!" ketus Elzion.

"Hah?"

"Tuan, beliau ini calon istri tuan. Kalian seharusnya menikah kemarin" jelas Rion.

"Saya tidak mengenal nya!" sanggah Elzion.

Aletha seketika terdiam kaku dan lemas. Ia masih tak menyangka, apa yang ia saksikan barusan.

Tak berselang lama, dokter pun datang. Dan memeriksa kondisi Elzion.

"Mohon maaf semuanya. Sepertinya, tuan Elzion mengalami benturan yang sangat keras. Sehingga menyebabkan ia kehilangan ingatannya. Memori nya hanya merekam dia di usia 20 tahunan. Dan sisa nya, ia tak dapat mengingat nya" jelas sang Dokter.

Sebatas Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang