014

626 78 0
                                    

Aletha terduduk di sebuah kursi yang berada di cafe itu. Mata nya seolah menolak untuk menatap dan saling berkontak dengan wanita yang berada di sebrang nya.

"Come on Lex. Masa Lo mau marah lagi sama gue?" bujuk wanita itu.

"Lo kan tahu sendiri. Kita berdua udah temenan dari kecil. Jadi wajar lah" sambung nya.

"Saya tahu, tapi semua itu ada batasannya. Dia sudah beristri. Tak seharusnya kalian berdekatan seperti itu. Untung saja saya yang datang, coba kalau orang kantor melihat kalian? Desas-desus itu akan menjadi perbincangan hangat mereka!" jelas Aletha.

Wanita itu tertawa kecil, ia mengambil sebuah gelas yang ada di hadapannya. Dengan perlahan, ia mulai menyeruput minuman itu.

"Tinggal bantah saja apa susah nya? Lagi pula, selagi mereka tak mengganggu, ya sudah" ketus wanita itu.

Aletha benar-benar muak dengan perbincangan itu. Seolah saja, dia adalah pihak yang salah saat ini.

Tak lama, Elzion pun datang dengan membawa sebuah kopi. Ia memberikan itu pada Aletha.

"Minum dulu, biar kamu sedikit lebih dingin"

Aletha pun meminum es kopi itu. Dan ia, sedikit lebih membaik saat ini.

"Maaf ya jika ini mengganggu mu. Tapi jujur, saya dan Yena tidak memiliki suatu hubungan apapun" jelas Elzion pada Aletha.

"Apapun itu El, walaupun saya tidak mengawasi kamu. Seharusnya kamu bisa menjaga hati dan menjaga kepercayaan saya. Kamu ini sudah memiliki istri di rumah El. Dan saya, selalu menanti kamu. Jikalau kalian memang memiliki hubungan, saya mohon. Jaga nama baik saya. Jangan sampai ada orang lain melihat ulah kalian" lirih Aletha yang mencoba membendung air matanya.

"Maaf, maafkan saya. Maaf jika saya membuat hati mu terluka untuk kesekian kali nya" ucap Elzion yang berlutut di hadapan Aletha.

Aletha membantu Elzion untuk bangkit.

"Gue juga minta maaf. Gue gak ada niat hati untuk menyakiti perasaan Lo. Gue juga wanita, gue gak akan menyakiti wanita lain"  jelas Yena.

Aletha terpaku, ia tak tahu. Apakah ia harus percaya dengan mereka atau tidak.

Elzion mengerti, jika saat ini ia harus bertanggung jawab atas ketidaknyamanan ini. Ia pun mengajak Aletha untuk pergi ke luar.

Selama perjalanan, Aletha tampak merenung saja. Tak biasanya dia diam seperti ini. Apakah dia benar-benar sudah membaik? Ataukah masih memiliki dongkol dalam hati nya?

Elzion mengajak Aletha ke sebuah bioskop ternama di sana. Ia pun meminta pendapat Aletha untuk memilih film yang akan ditonton.

Mereka pun memilih film dengan genre komedi romantis. Sebelum memasuki area teater, mereka menyempatkan untuk membeli popcorn dan minuman soda yang dijual di sana.

Mereka sangat menikmati film itu. Film nya sangat mengundang gelak tawa. Namun, bikin baper juga.

Dan tak terasa, rasa marah Aletha pun mulai menyurut. Kini, ia sudah ingin berkomunikasi kembali dengan Elzion.

Elzion memandangi wajah Aletha yang tengah berseri itu, "senyum mu indah. Saya harap, keindahan itu akan kekal" celetuk nya yang membuat Aletha terdiam.

"Satu hal bodoh yang saya lakukan. Yaitu menyadari bahwa kau begitu berharga" ucap nya lagi.

Jantung Aletha, semakin berdegup kencang. Ia masih tak menyangka dengan kalimat yang keluar dari mulut nya Elzion itu.

"Tak mungkin dia menyukai ku kan?" batin Aletha.

***

"Lex, sebenarnya ada sesuatu yang ingin saya katakan?" Ucap Elzion membuka pembicaraan.

"Mengenai apa?" jawab Aletha mengernyitkan dahi nya. 

"Saya berencana ingin mengembalikan mandat mu sebagai pemilik salah satu saham ku"

"Benarkah?"

Elzion pun mengangguk.

"Kenapa mendadak seperti ini?" Curiga Aletha.

"Saya rasa, kamu sudah pantas mendapatkan nya kembali. Namun, saya tidak bisa memberikan seluruh nya padamu" ungkap Elzion.

Aletha tersenyum, "tak apa. Kamu kembali percaya pada saya saja, saya sudah senang"

Elzion benar-benar tercekat, ia tak percaya respon dari Aletha akan seperti ini.

"Kamu benar-benar telah berubah Lex" ujar Elzion memeluk Aletha.

"El, ini di depan umum loh. Kita dilihat banyak orang" lirih Aletha memperingati.

"Biar, biar semua orang melihat betapa aku sangat bahagia saat ini"

Aletha diantar kembali ke rumah. Sedangkan Elzion harus kembali ke kantor karena harus menghadiri rapat.

Saat mengecek ponsel, ternyata ada pesan masuk dari Mama.

"Let! Kamu harus jaga batasan! INGAT! DIA SUAMI KAKAK MU! Tugas mu hanya menggantikan Alexa, tak lebih dari itu!"

Aletha terkejut, bagaimana mama nya bisa mengetahui ini? Apakah saat itu dia ada di sana juga?

Aletha pun sadar, ini sudah kelewatan. Hubungan nya saja dengan kekasihnya tak pernah se romantis ini. Lantas mengapa, dengan kakak ipar nya sendiri lebih dari itu?

Aletha kembali mengambil buku diary milik kakak nya. Lagi-lagi ia terus membuka lembaran tiap lembaran buku itu.

Seketika, tangan nya terhenti pada sebuah lukisan yang bergambarkan wanita.

"Wanita ini, seperti tak asing bagiku" gumam Aletha.

Setelah ia mengamati lukisan itu dengan seksama. Ternyata, wanita itu terlihat seperti Yena?

"Tak mungkin dia yena kan? Tapi..."

Aletha pun mencoba mengingat kembali ucapan yang pernah dikatakan wanita itu.

"Come on Lex. Masa Lo mau marah lagi sama gue?"

"Apakah saat itu, Alexa juga pernah memergoki mereka berdua?" lirih Aletha yang penuh dengan tanda tanya.

"Jika memang benar, berarti kasus nya tak jauh beda dengan hal yang ku alami hari ini. Jadi, wanita yang dimaksud adalah Yena. Dan itulah sebab nya Alexa  melukiskan seorang wanita dengan kemarahan? Namun, bagaimana dengan lukisan kecewa ini? Apakah ini juga berkaitan?"

Aletha pun mulai kembali mencari ke internet mengenai kasus perselingkuhan Elzion. Ternyata, di sana tak ada satu pun berita tentang itu.

Aletha pun berusaha menghubungi Mama nya.

"Ada apa?" ketus sang mama.

"Ma? Aku mau tanya. Dahulu, kak Lexa pernah bercerita atau tidak mengenai Elzion yang berselingkuh?" tanya Aletha.

"Elzion? Sepertinya tidak. Tapi, Lexa pernah curhat kalau dia curiga pada Elzion"

"Kira-kira itu terjadinya kapan ma?"

"Yah itu udah agak lama. Mama juga lupa lah!"

"Setelah kejadian itu, apakah kak Lexa cerita lagi sama mama?"

"Eumm,, sepertinya itu terakhir deh"

"Yah sayang banget dong" pasrah Aletha.

"Eits, mama baru ingat! Setelah kejadian itu, kakak mu  mengalami pemberhentian kepemilikan saham. Saham yang diberikan Elzion, seluruhnya di tarik kembali oleh nya"

"Apa yang kak Lexa katakan ma saat menyampaikan itu?"

"Yah dia bilang, dia kecewa berat sama Elzion. Bahkan, dia sampai depresi"

"DEPRESI?!"

"Iya, yaudah ya? Mama mau ngerjain pekerjaan dulu. Buang waktu saja kamu!" ucap Mama yang langsung mematikan sambungan.

"Jadi, setelah ketahuan selingkuh. Elzion menarik saham milik Alexa? Dan ini yang membuat nya kecewa hingga depresi"

Kini, Aletha mulai menemukan titik terang dari kasus Alexa. Besar harapan nya agar bisa segera menemukan kakak nya itu.

Sebatas Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang