009

806 78 2
                                    

Rion menatap seluruh tubuh Aletha, "siapa kau sebenarnya!"

Aletha seketika menunduk dan terdiam.

"Jawab saya!"

"Saya minta maaf. Selama ini saya membohongi kalian semua" jelas Aletha.

"Membohongi kami?"

"Selama ini, tanpa sepengetahuan kalian saya mengikuti studi kedokteran. Dan, sebenarnya juga saat itu saya bukan kabur dari rumah. Melainkan mengikuti ujian lisensi" ucap Aletha yang mata nya berbinar. Ia tak tahu harus menjawab bagaimana lagi.

"Kenapa harus ditutupi?"

"Saya takut kalian tidak suka dan Elzion tidak mengizinkan saya. Jadi, saya mohon jangan beritahu Elzion tentang ini" pinta Aletha.

"Maksudnya, nyonya ingin saya menyembunyikan semua ini dari tuan? Bagiamana jika tuan mengetahui nya?"

"Dia tidak akan tahu jika kau tidak memberitahu nya"

"Baiklah, saya akan bungkam tentang hal ini"

"Terima kasih Rion" ucap Aletha yang tersenyum.

Rion langsung pergi tanpa membalas senyuman Aletha. Walaupun demikian, dia sangat bersyukur. Kali ini dia bisa lolos dari nya. Dan mulai hari ini, dia harus lebih berhati-hati lagi. Karena Rion saja sudah menaruh curiga, jangan sampai Elzion pun demikian.

Setelah beberapa jam, akhirnya Elzion tersadar juga. Ia melihat Aletha yang tertidur di samping nya. Elzion menatap Aletha, dengan perlahan ia raih kepala Aletha. Dan mengusap nya.

Di saat yang bersamaan pula, tiba-tiba saja Rion muncul begitu saja.

"Tuan? Akhirnya tersadar juga!" ucap Rion.

"Sssutt..." tegur Elzion pada Rion. Rion pun langsung memelankan suara nya. Dan berjalan dengan perlahan ke arah Elzion untuk memeriksa nya.

Rion mulai memeriksa kondisi Elzion.

"Apakah dia terjaga semalaman?" lirih Elzion.

"Iya, bahkan dia tak sempat makan apapun dari semalam"

"Ini jam berapa?" tanya Elzion yang tercekat.

"Jam 11 siang tuan"

"Jadi, dia melewatkan sarapan nya?!"

"Iya tuan. Saya rasa dia sangat kewalahan"

"Kewalahan? Memangnya apa yang dia lakukan?"

Rion terdiam, sepertinya ia salah bicara. "Eum, itu karena semalam ia juga membantu anak-anak untuk dievakuasi dan mengobatinya"

"Kenapa kau membiarkan itu? Bukankah sudah ada pelayan?"

"Iya tuan, tapi.. "

"Sudah lah! Lalu bagaimana dengan Rea dan Kenzi?"

"Mereka saya pindahkan ke hotel tuan, bersama dengan Eyang juga. Karena Eyang tak ingin mereka melihat kondisi tuan dan juga anak-anak lainnya"

"Syukurlah, yasudah kau siapkan makan untuk nya. Nanti saya yang akan membangunkannya"

"Baik tuan, saya akan menyiapkan makanan untuk tuan dan nyonya" pamit Rion yang langsung pergi.

Elzion pun, dengan perlahan membangunkan Aletha. Dan betapa terkejutnya Aletha melihat Elzion yang sudah tersadar.

"Euh? El? Kamu sudah siuman?" tanya Aletha yang tercekat.

Elzion hanya mengangguk.

"Syukurlah El, saya sangat khawatir. Saya takut kamu akan kenapa-kenapa" lirih Aletha yang memegang tangan Elzion.

Elzion tersenyum tipis, "tak perlu khawatir saya baik-baik saja"

"El, berhenti ya? Saya tidak ingin kamu seperti ini terus. Sudah berapa banyak bekas luka kamu. Nyawa kamu itu hanya satu El!" ucap Aletha yang matanya berkaca-kaca.

"Kamu gak khawatir sama anak-anak? Kalau mereka tahu bagaimana? Mereka pasti akan sedih juga kan? Apakah memiliki perusahaan saja tidak cukup untuk mu?" sambung Aletha yang kini mulai meneteskan air matanya.

Elzion mengusap air mata itu dengan lembut, "Saya hanya melakukan ini pada tikus-tikus itu. Saya hanya ingin mereka mengembalikan yang bukan hak mereka. Saya tidak pernah sedikitpun menyentuh uang itu"

"Kenapa kamu yang ikut campur? Serahkan saja semua pada polisi!"

"Saya sudah tidak percaya pada mereka. Mereka juga sama saja. Mereka dan hukum hanya akan tajam pada rakyat jelata. Dan tumpul pada pejabat"

"Bagaimana mungkin?" sanggah Aletha.

"Saya sebenarnya orang yang tak mampu. Keluarga saya miskin semenjak tragedi revolusi itu. Saya dan keluarga bangkrut di kota. Sehingga membuat kami semua berpindah ke kampung halaman. Di sana, aset kami hanya sebuah lahan yang tak terlalu besar. Yang kemudian, kami tanami dengan berbagai macam sayur dan buah untuk mencukupi kebutuhan. Dan suatu hari, ada seorang pejabat yang datang ke rumah. Menawarkan untuk membeli lahan itu. Sebenarnya, Ibu saya sudah menolak. Tapi ayah selalu memaksa untuk menjualnya. Ia bilang kami akan mendapatkan keuntungan lebih besar. Akhirnya, mereka sepakat untuk menjual lahan itu pada pejabat. Dan sialnya, saat itu ayah tak pernah membaca surat perjanjian itu. Dia hanya langsung menandatangani nya. Karena ia sangat percaya pada pejabat itu, dan yang tak lain adalah sahabat nya sendiri.
Seminggu kemudian, pasukan mobil berat mulai berdatangan. Dan mereka tak hanya menggusur lahan itu. Tetapi, rumah kami juga demikian. Kami melakukan laporan pada polisi. Tapi, polisi enggan menanggapi perkara ini. Karena kami sudah menandatangani kontrak dan tak ada bukti yang jelas . Kami pun pasrah, dan mulai mencari tempat tinggal baru tak jauh dari sana. Saat Ayah ingin membayar rumah itu dengan uang nya. Ternyata uang itu semua nya palsu. Dan ayah dituduh sebagai seorang penipu. Ayah sudah menjelaskan bagaimana asal-usul ia menerima uang itu. Namun, seluruh dunia menutup telinga mereka. Dan memasukkan ayah saya ke sebuah jeruji besi. Mendengar ini, ibu saya shock berat. Ia langsung terkena serangan jantung. Dan setelah 2 hari dirawat, ia dinyatakan meninggal dunia. Dan berselang 1 bulan kemudian. Saya juga mendapatkan kabar bahwa Ayah meninggal dunia. Saat itu, katanya ia bunuh diri. Tapi setelah ku selidiki ketika dewasa, banyak rekan tahanan ayah bilang. Bahwa ayah dianiaya dan dibunuh oleh pejabat dan polisi itu. Itulah mengapa, aku menjadi mafia seperti ini. Aku tak ingin, hal ini dirasakan juga oleh orang lain. Mereka tak bersalah, lantas mengapa mereka harus menderita?" ungkap Elzion menjelaskan semua nya.

Aletha terdiam, dan ia berusaha menahan air mata nya. Ternyata, Elzion tidak sejahat yang ia kira. Bahkan, ia memiliki hati yang sangat mulia.

Aletha langsung memeluk Elzion, "kamu hebat El. Terima kasih sudah memperjuangkan hak mereka. Tapi, nyawa mu lebih penting. Jika kamu gugur ketika melawan mereka. Lantas siapa lagi, yang akan memperjuangkan hak mereka? Pasti ada cara lain, pasti ada cara yang lebih baik daripada ini" ucap Aletha meyakinkan Elzion.

"Bagaimana? Bagaimana cara nya?"

"Aku akan memikirkan itu. Yang penting, kau harus berjanji pada ku untuk berhenti. Aku tak ingin kau terluka El. Luka mu, juga menjadi sayatan untuk ku"

"Maaf telah membuat mu khawatir seperti ini. Saya janji, ini adalah terakhir kali nya" ucap Elzion yang membalas pelukan Aletha.

Tangis mereka berdua pecah saat itu, mereka seperti bisa menembus satu sama lain.

Di sisi lain, Rion melihat ini dari luar. Ia senang, akhirnya tuan nya itu bisa akur juga dengan istri nya. Setelah sekian lama mereka terus diam dan bertengkar.

Rion mengurungkan niatnya untuk masuk, dan menunggu hingga mereka saling mereda.


Sebatas Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang