Happy reading.
.
.
.
.
.Tok!
Tok!
Tok!"Iya sebentar," Aruna berjalan terburu-buru karena gedoran pintu semakin menjadi-jadi.
"Ada ap... Loh? GISELLE KAKI KAMU KENAPA?" pekik Aruna melihat Giselle dengan kaki yang di perban dan juga di papah oleh laki-laki tampan.
Telinga Giselle sampai berdengung karena pekikan sang ibu dan sama hal nya Juan yang memang sedang memapah Giselle merasakan dengungan di telinga nya.
"Kaki aku ketimpa motor karna nabrak nih mobil dia," ujar Giselle sembari menatap sinis Juan membuat Juan menggaruk pipi nya yang tak gatal.
Aruna meringis pelan. "Ayo masuk ke dalem, mama kasihan sama cowok yang mapah kamu. Kamu kan berat," ucap Aruna membuat Giselle melototkan mata nya, Juan hanya bisa menahan tawa.
"Mama kalau ngomong suka bener," seru Giselle.
"Emang fakta," celetuk Aruna.
Aruna membantu Juan yang memapah Giselle untuk masuk ke dalam rumah. Giselle duduk di sofa ruang tamu dengan pelan dan di bantu oleh Aruna.
"Nama kamu siapa?," tanya Aruna menatap Juan yang melihat-lihat dalam rumah nya.
Juan tersentak kaget lalu tersenyum canggung, "Nama saya Juan."
"Silakan duduk, saya buatin minum," ujar Aruna.
"Gak usah repot-repot tante, kalau begitu saya pamit pulang," ucap Juan.
"Begitu ya, terima kasih ya sudah bantu anak saya. Giselle bilang terima kasih," pinta Aruna.
"Harus banget? Padahal dia yang salah," ujar Giselle membuat Aruna geleng-geleng kepala.
"Nak Juan udah bantu kamu Giselle," geram Aruna."Iya iya. Makasih udah bantuin gue," Giselle sebenarnya sangat malas berterimakasih kepada Juan.
Juan tersenyum simpul, "Sama-sama."
.
.
.
.
.
."HUWE CHIO MAU NYA SAMA DADDY, NENEK!!" teriak bocah laki-laki yang meraung nangis di gendongan wanita paruh baya yang kewalahan menahan bobot cucu nya. Kaiden Archio Ganendra.
"Iya nenek tau, daddy kamu belum pulang Chio," ucap sang nenek.
Maudy yang notebene nya ibu dari Juan sekaligus nenek dari Chio benar-benar kewalahan sekaligus bingung dengan cara apalagi mendiam kan Chio yang sedari tadi menangis ingin sang ayah, Juan.
"CHIO," panggil Juan yang berjalan kearah dua kesayangan nya.
"DADDY HIKS!!," pekik Chio dengan terisak lalu meronta-ronta di gendongan sang nenek untuk memeluk sang ayah.
Maudy menurunkan Chio lalu geleng-geleng kepala melihat Chio berlari menghampiri ayah nya. Juan langsung saja menggendong Chio.
"Kamu lama sekali Juan, lihat mata Chio sampai sembab karna nungguin kamu. Kalau Chio sakit demam gimana hah?," omel Maudy yang kesal kepada anak bungsu nya.
Juan menghela nafas pelan, "Tadi ada sedikit masalah ma."
"Diemin Chio. Mama mau masak," ucap Maudy dan berjalan menuju dapur.
Juan mengangguk kan kepala nya saja lalu menatap Chio yang mata nya sembab.
"Maafin daddy hm," sesal Juan dan di balas anggukan oleh Chio.
"Chio gak mau jauh-jauh sama daddy," ucap Chio yang masih sesegukan.
Cup!
Juan mengecup pucuk kepala Chio lembut, lalu tersenyum lebar hingga mata nya menyipit membuat Chio terkikik.
"Mata daddy ilang hihi," kikik Chio.
Juan tersenyum gemas lalu mencium pipi Chio dengan brutal."Gemas banget sih kamu. Anak nya siapa hm?," tanya Juan.
"Anak nya daddy Juan," jawab Chio.
"Udah mandi?" tanya Juan.
"Belum hehe, kan Chio nangis-nangis nunggu daddy pulang jadi gak sempat mandi," ujar Chio dengan menatap Juan polos.
'Emang ada orang yang gak sempat mandi karna nangis?' batin Juan bertanya-tanya.
"Mandi bareng daddy mau?" tanya Juan.
"MAU! MAU!" pekik Chio.
"Let's go!"
.
.
.
.
.TBC.
Jangan lupa vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl & Mr. CEO
Acak"Lo suka sama gue?." "Di dalam mimpi mu." Bahasa semi baku.