part 6

255 16 0
                                    


Happy reading.

Saat ini Chio tengah bergembira menaiki bianglala bersama Giselle juga Chandra. Tak hanya itu, Chio sangat terpukau dengan melihat pemandangan kota dengan gelap nya malam. Namun tak di pungkiri betapa indah nya melihat gedung-gedung pencakar langit dari atas dengan sinar rembulan dan juga bintang-bintang.

"Chio suka?" tanya Chandra.

"Suka banget, pemandangan nya indah. Tapi ada yang lebih indah dari pemandangan itu," ucap Chio.

Giselle dan Chandra saling menatap satu sama lain. "Apa itu?" tanya Giselle.

"Yang paling indah untuk di pandang itu adalah kak Giselle," ujar Chio dengan terkikik geli.

Giselle menyemburkan minuman nya di wajah Chandra. Membuat Chandra mengumpat di dalam hati.

Giselle tidak habis pikir dengan putra nya Juan.
'Bapaknya buaya kah? Jadinya sifat buayanya nurun ke anak,' batin Giselle.

"Chio bisa aja deh," ucap Giselle dengan mencubit pelan pipi Gembil Chio.

Chandra memandang mereka berdua dengan raut wajah masam. "Muka ganteng gue kena minuman Lo jir. Semoga aja gak di semutin," ujar Chandra membuat Giselle memandang abang nya malas.

"Gak usah dramatis. Malu di sini ada anak kecil," seru Giselle.

Chandra merotasikan matanya lalu keluar dari wahana bianglala duluan tanpa menunggu Giselle dan Chio.

"Chio mau main apalagi?" tanya Giselle.

Chio yang di gandeng Giselle menggelengkan kepalanya, "Chio pengen pulang. Chio takut di omelin sama Daddy."

"Oke kita pulang sekarang."

Giselle menghampiri abangnya yang tengah melihat-lihat aksesoris perempuan. Giselle tak ingin tau karna dia yakin pasti untuk Winter.

"Bang, Chio pengen pulang," ucap Giselle.

"Sebentar gue mau bayar ini dulu," ujar Chandra.

Setelah Chandra membayar aksesoris yang ia beli. Mereka bertiga pun pulang.

Sesampainya di rumah, Giselle keluar dari mobil milik Chandra dengan menggendong Chio yang tertidur, sedangkan Chandra memasukan mobilnya ke garasi lalu masuk ke dalam rumah meninggalkan Giselle. Giselle melihat ada mobil yang masuk ke perkarangan rumah nya. Giselle tau itu Juan.

"Giselle," panggil Juan yang keluar dari mobil nya.

"Chio ketiduran karna kecapekan," ucap Giselle lalu memberi alih Chio kepada Juan.

"Terima kasih sudah menjaga Chio," ucap Juan dan di balas anggukan oleh Giselle.

"Mau mampir?" tawar Giselle.

"Makasih atas tawaran nya, saya harus cepat pulang. Kalau lambat, saya akan habis oleh ibu saya," ucap Juan dengan menolak halus tawaran Giselle. Giselle tertawa geli dengan lontaran Juan.

"Titip salam buat ibu kamu," ujar Juan di angguki oleh Giselle.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Juan," panggil salah seorang wanita yang mengenakan dress yang sangat tidak pantas untuk di area kantor.

Juan menatap wanita itu malas, muak sekali jika melihat wanita itu. Wanita itu yang merasa terabaikan mengerucut kan bibirnya.

"Juan~" panggil wanita itu dengan nada yang err menggelikan.

"Apa Yuna?" tanya Juan dengan nada di tekan kan.

Wanita itu yang di sebut namanya Yuna tersenyum lebar dan tidak memedulikan nada tekanan Juan berikan olehnya. Wanita itu yang bernama lengkap Yuna Vellyshia Alexandra. Yuna yang memang berasal dari keluarga kalangan atas dan orang tua nya terutama ayahnya sangat menginginkan Juan sebagai menantu nya, Yuna yang memang menyukai Juan semakin menempeli Juan. Dan itulah sebab Juan tidak menyukai Yuna dan keluarga nya. Bukan hanya Juan yang tidak menyukai Yuna, para karyawan Juan juga tidak menyukai Yuna. Mereka risih dengan kedatangan Yuna apalagi dengan berpakaian kurang pantas.

"Ayah ku mengajak mu makan malam," ujar Yuna.

"Aku sibuk. Dan bisakah kamu keluar dari ruangan saya?" tegas Juan sembari menunjuk pintu. Yuna mengepalkan kedua tangannya, tak menuruti ucapan Juan melainkan Yuna duduk di sofa dan itu membuat Juan geram.

"Yuna Sudah saya bilang keluar dari ruangan saya," tekan Juan.

Yuna tersenyum miring dengan bersidekap dada. "Well, aku bisa saja bilang kepada putramu bahwa kamu itu bukan ayah nya, " ucap Yuna dengan memainkan handphone nya.

Juan menatap nyalang Yuna.

Brak!

Yuna tersentak kaget karna Juan menggebrak meja dengan cukup kencang.

"SAYA BILANG KELUAR!!!" bentak Juan dengan tatapan nyalang nya.

Yuna dengan kesal, keluar dari ruangan Juan.

Juan menghela nafas gusar, ia mengusap wajah nya kasar. Ia mengurut kening nya yang pening. 'Wanita sialan,' batin Juan.

***

Yuna Vellyshia Alexandra

Yuna Vellyshia Alexandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC.
Janlup vote dan komen.

Badgirl & Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang