Happy reading.
Mobil Audi R8 yang di kemudikan Juan memasuki perkarangan rumah nya. Helaan nafas keluar dari hidung bangir Juan, harus mencari Chio kemana lagi?
Juan keluar dari mobil nya dengan pakaian yang biasa di kenakan dirinya selalu rapih kini berantakan dengan rambut urak-urakan. Wajah nya mengguratkan kelelahan, jas yang ia pakai sudah di sampirkan di pundak nya.
"Hahh!" Hela nafas kasar Juan dengan memegang kepalanya.
Juan berjalan menuju pintu rumah dan ia baru menyadari ada mobil BMW berwarna hitam terparkir apik di depan rumah nya. Juan mengernyit kan dahi nya, malam-malam begini ada yang bertamu di rumahnya?
Tak memusingkan hal itu, Juan membuka pintu rumah dengan melepaskan sepatu pantofel nya.
"DADDY!!" pekik Chio dengan berlari menghampiri Juan.
Juan terkejut melihat putranya, bahkan lebih mengejutkan lagi bahkan membuat rahang tegas nya mengetat dengan kepalan tangan yang kuat sehingga buku-buku jarinya memutih setelah melihat Mahendra yang duduk di samping ibu nya.
Juan berjalan mendekat pada Mahendra lalu mencengkram kaus yang di kenakan Mahendra.
"Ngapain ke sini bangsat?!" tekan Juan dengan mata tajamnya.
"Abang hanya-"
Bugh!
Juan memukul pipi Mahendra dengan kuat membuat Mahendra tersungkur.
"DADDY JANGAN PUKUL OM MAHEN!!!" teriak Chio dengan memeluk leher Mahendra dan terdengar isakan dari Chio.
Maudy memekik kaget, "Juan kamu apa-apaan hah?! Mahen abang kamu!"
Giselle rasanya ingin pergi dari rumah ini, sungguh hawa yang ia rasakan sangat tegang.
Chio terisak lalu menatap Mahendra yang berdarah dari bagian hidung nya. "Hidung om berdarah hiks, pasti sakit. Nanti Chio omelin daddy nya," ucap Chio membuat Mahendra tersenyum di kala ringisan keluar dari bibirnya.
"Om gak pa-pa Chio," Mahendra mengelus pucuk kepala Chio.
"Chio masuk ke kamar mu," pinta Juan dengan lembut.
"Chio gak mau, Chio mau nya sama om Mahen. Om Mahen lagi kesakitan," tolak Chio dengan semakin mengeratkan pelukannya kepada Mahendra.
Juan di buat geram oleh Chio, kesabaran dia sudah habis setelah melihat Mahendra.
"CHIO MASUK KE KAMAR MU SEKARANG JUGA!!" bentak Juan membuat Chio tersentak kaget lalu menangis kencang dengan tubuh bergetar.
Mahendra mengeraskan rahangnya, "Kamu tidak usah membentak Chio."
Maudy mengisyaratkan Giselle untuk membawa Chio ke kamarnya. Giselle yang paham pun menggendong Chio yang masih menangis.
"Apa urusan mu? Dia anak ku," tekan Juan.
Mahendra menatap Juan, masih lah sama adik nya tetap membencinya.
"Dia anak kandung ku Juan. Putra ku dengan Yasmine," ucap Mahendra lirih.
Maudy menatap kedua putranya dengan sendu, bukan ini yang dia inginkan. Ia ingin kedua anaknya tetap akur sebelum kejadian itu terjadi.
"Chio anak ku bukan anak mu!" tukas Juan.
"Abang minta maaf. Maaf karna sudah menghancurkan hubungan mu dengan Yasmine, abang minta maaf Juan. Dan teruntuk mama, Mahen minta maaf karna menorehkan luka untuk mama dan mendiang papa. Mahen mengingkari nasehat papa, Mahen mengecewakan mama bahkan dengan kata maaf saja tidak akan mengulangi semuanya. Mahen anak yang tidak berguna ma. Maaf ma hiks," Mahendra bersimpuh pada kedua kaki Maudy dengan kepala tertunduk menyembunyikan tangisan nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl & Mr. CEO
Rastgele"Lo suka sama gue?." "Di dalam mimpi mu." Bahasa semi baku.