Chapter 01

1.1K 165 18
                                    

Happy Reading

.
.
.

Aku peringatkan love language-nya (skinship) para Han disini agak 'mesra' banget, jadi jangan pada kaget ya nanti. Ingat cerita ini mengandung apa? Sudah tercantum di deks kan hehe.

8 tahun kemudian.

Seoul, Korea Selatan.

Tampaklah seorang gadis berusia 28 tahun sedang sibuk memasak sarapan pagi untuk dirinya dan sang kakak yang sangat dirinya sayangi.

Setelah usai dengan acara memasaknya gadis itupun beranjak menuju kamar dari saudara sulungnya yang sepertinya masih tertidur pulas.

Tanpa mengetuk sebab tahu sang kakak takkan mengunci pintunya, si gadis bersurai hitam itupun lantas langsung memasuki kamar kakaknya dan segera bau menyengat khas alkohol pun tercium olehnya.

Beberapa botol hijau tergelak dilantai sedangkan sang kakak terbaring di atas kasur dengan mata yang terpejam rapat.

Menghela nafas si gadis pun perlahan mendekati kakaknya lalu mendudukkan diri di samping ranjang kasur seraya menatapi wajah damai kakaknya yang dipipi kirinya terdapat perban kecil.

Oppa.” Panggil si gadis pelan sembari tangannya terjulur untuk mengusap lembut pipi sang kakak yang terbalut kain perban tetapi masih ada goresan kecil disana.

Netra kelamnya menatap sendu sang kakak yang berubah menjadi sosok yang agak pendiam usai kejadian 8 tahun silam, dimana saudara bungsunya pergi meninggalkan rumah setelah dia mendapatkan kebangkitan untuk menjadi seorang Hunter.

Aku sangat bersyukur dengan pilihanku kala itu, untuk tetap bersama dengan Yoojin oppa. Melihat dirinya yang kini hancur setelah kepergian Yoohyun, aku benar-benar tak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika aku juga pergi hari itu.’

‘Oppa pasti akan lebih hancur dari ini.’ Lanjut batin si gadis yaitu (Name) dengan pandangan yang meluruh ke arah bawah, bulir-bulir air mata siap untuk tumpah kembali dikala dirinya teringat bagaimana Yoojin selama 8 tahun ini berusaha tetap tegar dihadapannya.

Sreeet Sebuah tarikan lembut membawa (Name) jatuh ke dalam dekapan hangat dari sosok pria yang masih dalam posisi tidurnya.

“Jangan menangis, oppa tidak suka melihat matamu yang indah kembali bengkak karena menangis lagi.” Lirih Yoojin sambil membelai lembut surai adik perempuannya, membuat si empunya lantas membalas pelukan Yoojin dengan erat.

“Maaf...” (Name) tersenyum sendu seraya berusaha menahan air matanya namun seberapa kuat pun ia menahannya pada akhirnya kristal bening tersebut tetap mengalir keluar dari tempatnya.

Yoojin yang menyadari sang adik kini menangis pun lantas beranjak mengubah posisinya menjadi duduk dan membawa (Name) untuk duduk di atas pangkuannya dengan posisi menyamping.

Menangkup kedua pipi si gadis lalu mengusap perlahan pipinya yang basah karena air mata, Yoojin pun berucap lembut. “Don't cry, dear. Oppa baik-baik saja, sungguh.” Ucapnya menenangkan sang adik yang jelas ia tahu penyebab tangisannya adalah karena dirinya ini.

(Name) menatap wajah Yoojin yang sedang tersenyum lembut padanya namun hal itu malah membuat perasaannya semakin terasa sesak.

Tanpa bicara gadis itu langsung memeluk Yoojin dengan sangat erat, menumpahkan tangisnya di dada sang kakak yang kini hanya bisa tersenyum sendu dan memilih memeluk balik sang adik sembari turut menahan air matanya sendiri.

My S-Class Hunters X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang