Amy's POV
Kali ini, saya sudah berada di depan klenteng yang dituju, klenteng ini beralamat di Jalan Alianyang Cg Nyiur No. 87, Singkawang Barat. Klenteng dengan nama altar SAM CHIN KAU CU ini memiliki seorang tatung yang bernama Bong Hong Phin atau saya memanggilnya paman Aphin saja."Permisi." Saya menyapa mereka semua dari pintu masuk klenteng, berharap siapapun mendengarkan sapaanku yang belum tentu didengar.
"Iya, mbak. Ini ada keperluan apa ya?" Seorang pria dewasa keluar dari klenteng dan menanyakan tujuanku datang kesini dengan ramah. Tanpa basa-basi, saya langsung menjelaskan bahwa saya adalah mahasiswi dari Jogja yang sedang mencari paman Aphin untuk keperluan praktekku, setelah dijelaskan pria itu menyuruhku untuk menunjukkan kartu mahasiswa/i.
"Maaf sebelumnya, untuk apa saya menunjukkan kartu mahasiswi ku?"
"Supaya ada buktinya, bukan apa mbak, kami takut dimasuki oleh orang-orang aneh, untuk jaga-jaga aja," jelas pria itu. Saya memaklumi nya karena sekarang sudah tidak seketat dan seaman dulu, lagian untuk apa klenteng dipasang CCTV 🥲.
Boro-boro saya mengambil kartu mahasiswi ku dan ku kasih kepadanya, yang penting saya bisa bertemu dengan paman Aphin dan membicarakan sesuatu yang berbau mistis, mistis atau mistik ya cocoknya?
Setelah melihat kartuku, pria itu langsung mengembalikannya kepadaku, mempersilahkan untuk masuk dan berjalan masuk ke dalam klenteng untuk memanggil narasumber yang sudah saya tunggu-tunggu.
Jujur, saya juga penasaran dengan hal yang seperti ini. Walau klentengnya minimalis tak dipungkiri hiasan dan altarnya sukses membuatku terpana, ini benar-benar tidak bisa dijumpai di Blackpool dan seantero Inggris, lho 😭.
Tak berselang lama, seorang pria paruh baya muncul dari ruang dapur. Jujur, terlihat tidak terlalu tua tapi beberapa centi lebih tinggi dariku dan masih fit.
"Inikah yang namanya Amy Valentine?" tanya pria berkaos hitam Freedy Mercury dan bercelana santai kepadaku.
"Benar, ini yang namanya paman Bong Hong Phin kan?"
"Benar."
"Salam kenal ya."
"Iya, salam kenal."
"Ada keperluan apa?"
"Jadi gini," diizinkan duduk di bangku tamu sama beliau, "jadi gini paman Aphin, saya jauh-jauh dari Jogja dan sekaligus atas nama dari Universitas Gadjah Mada ingin mewawancarai paman, kebetulan tugas dari dekan kami berkaitan dengan dunia mistis Tionghoa Singkawang atau singkatnya Tatung. Kalau boleh tahu, paman mengizinkan tidak saya publish informasi ini dalam bentuk video maupun makalah maupun secara lisan kepada khalayak diluar Singkawang maupun diluar provinsi Kal-Bar dan pulau Kalimantan?"
"Kalau sekarang boleh, sekarang sedang sepi pasien jadi tidak terlalu lembur untuk Sifu memberi informasi untukmu."
"Benarkah, paman?!"
"Benar, tapi informasinya langsung dari Sifu, paman hanya bertugas sebagai sarung(raga) nya saja."
Asyik akhirnya misi meminta izin nya sudah dilewati! Eh, bentar bentar bentar, katanya ini yang ngomongnya adalah Sifu nya langsung, sementara saya tidak percaya bahwa ini benar-benar Sifu yang diundang atau paman Aphin berakting saja. Duh, semoga tidak salah panggil, entar yang dipanggil malah pocong tulang lunak 🥲.
Sambil menunggu paman Aphin merapikan diri, saya berjalan kesana-kemari guna mencari spot ternyaman untuk menempelkan hp ku. Karena ke"hd"an video menjadi nilai plus dan penambahan nilai praktek kami jadi tidak bisa sembarangan mengambil spot, untung saja saya memiliki benda yang bisa merekatkan hp ku dengan sempurna di dinding, dan dindingnya saya pilih tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat yaitu disamping kiri altar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imlek : The Lost Friend
HorrorSebuah pengalaman yang tak pernah kami menyangka bakal terjadi. Sebelumnya kami belum pernah mengalaminya, hingga semua itu membuat kami parno. Kami yang mendapat tugas KKN di kota Madya, Singkawang. Dengan bekerja sebagai pengurus para Tatung di kl...