"Tolong!! Siapapun tolong saya!!" Amy berteriak sekencang-kencangnya, kakinya tak bisa berhenti karena ia sedang dikejar oleh banyak sekali hantu yang bisa menyerangnya kapan saja. Lorong demi lorong sudah ia jelajahi, sambil menenteng ranselnya yang penuh dengan alat-alat kampusnya, ia mendobrak satu persatu pintu seperti yang telah dilakukan oleh Hijrah.
Bedanya, ada beberapa pintu yang tak bisa dibuka, sehingga membuat Amy harus memutar otaknya untuk mencari pintu alternatif yang lain. Namun, ketika ia ingin meraih pintu yang ada di ujung lorong terakhir, dari belakang tangannya dipegang oleh salah satu hantu yang sedang mengejarnya. Entah dendam kesumat apa yang menyelimuti hantu tersebut sehingga ia tak berhenti terbang mengejar Amy yang sendiri tidak kenal siapa hantu tersebut.
Amy langsung histeris, tangan kanannya dipegang dengan erat, rasa hangat bercampur rasa dingin dari telapak tangan hantu tersebut mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Bukan hanya 1 saja, ada 9 hantu yang akan menyusulnya dan menangkapnya hidup-hidup.
"Pergi kamu! Pergi! Saya bilang pergi!!" teriaknya. Ia masih ingin hidup bahagia, ia belum siap meninggal sekarang.
"Jangan sakiti dia!!!" teriak seseorang dari belakang hantu tersebut. Hantu tersebut menoleh kebelakang sementara tangannya masih memegang erat tangan Amy, tampak sesosok pria dewasa berpakaian serba rapi berjalan dengan elegan mendekati keduanya, jas kebesaran bak jubah menutupi bagian belakangnya, sehingga menambah kharisma pada pria tersebut. Bukannya takut, hantu yang tengah menahan Amy mulai menampilkan amarahnya kepada pria itu dan berteriak melengking kearah pria itu tanpa mempedulikan jahitan mulutnya yang erat dan dapat memperbesar lukanya sendiri.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!" Teriakannya sukses membuat telinga Amy berdengung, sepertinya sound system yang biasa dipakai untuk acara-acara karaoke bisa kalah jauh dibandingkan suara teriakan hantu di dekatnya.
"Mbak~ telingaku otw tuli selamanya jika mbak begini terus~~ entar mbak yang tanggung jawab, dosa mbak makin menumpuk di akhirat~~" ucapnya memohon ampun kepada hantu tersebut, tetapi sayangnya tidak digubris.
Segerombolan hantu mengerikan muncul dari sekeliling tembok dan atap lorong, ada yang berupa tangan saja, hantu korban mutilasi, hantu kepala buntung, hantu yang isi perutnya menjuntai keluar dari tempat asalnya, hantu tanpa rahang dan matanya dijahit, hantu korban kebakaran, hantu korban kecelakaan, bahkan ada juga hantu yang memiliki bentuk tubuh tidak normal dan berjalan selayaknya seekor laba-laba. Anehnya, pria tersebut menatapnya dengan santai, tidak ada tanda-tanda rasa takut di dalam diri pria tersebut. Ayunan tangannya yang kuat serta pergerakannya yang lincah membuatnya dimasuki ke dalam lawan yang sulit dikalahkan, sudah beberapa kali para hantu tersebut terkena serangannya dan beberapa hantu ada yang sampai kehilangan bagian tubuhnya akibat pria tersebut menarik-narik bagian tubuh mereka hingga terputus.
Sontak, hal itu membuat Amy lega dan menahan napas dengan kengerian yang ada di depannya. Aksi pria tersebut semakin keren saat tangannya mengeluarkan sesuatu dari dalam jasnya, yaitu sebuah kaca patkua dan puluhan batang hio yang ia bakar ujungnya dengan pantulan sinar dari kaca tersebut. Pantulan kaca patkua benar-benar tidak bisa dianggap remeh, sekali di dekatkan, semua ujung batang hio terbakar dan langsung ditancapkan di ubun-ubun para hantu hingga sukses membuat mereka kepanasan.
Rasa panas api penyucian mulai merambah ke dalam tubuh mereka, sedikit demi sedikit kulit mereka retak dan menampilkan garis-garis cahaya api dari dalam tubuh mereka. Agar mereka semua cepat terbakar, pria tersebut mengarahkan cahaya senter dari senter Amy ke kaca tersebut dan memantulkannya ke segala arah.
"AAAAAAAAHHH!!!"
"AAAAAAAAARRRRR!!!!"
"GGGGRRRRAAAAAAAAAA!!!" Pantulan cahaya itu sukses mempercepat proses pembakaran tubuh para hantu, energi negatif dari dalam tubuh mereka pun terserap kedalam kaca pria tersebut dan berubah menjadi abu dalam sekejap mata. Begitu juga dengan nasib hantu yang masih menahan Amy, hanya disinari oleh pantulan cahaya kaca patkua saja, hantu itu langsung sirna dari hadapan Amy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imlek : The Lost Friend
رعبSebuah pengalaman yang tak pernah kami menyangka bakal terjadi. Sebelumnya kami belum pernah mengalaminya, hingga semua itu membuat kami parno. Kami yang mendapat tugas KKN di kota Madya, Singkawang. Dengan bekerja sebagai pengurus para Tatung di kl...