Normal's POV
Keesokan harinya, tibalah saatnya para mahasiswa-mahasiswi itu masuk bekerja sebagai penjaga dari klenteng yang mereka datangi, sama halnya dengan Nathan, salah satu mahasiswa yang menjadi pemimpin dari kelompoknya datang memasuki klenteng LO CU THIAN SHI dan bertemu dengan bapak Hengky atau Sun Bui Sang untuk menanyakan tugasnya.Bapak Hengky atau Sun Bui Sang sedang memakai kostum tatung nya pada tahun 2021 silam
"Ada yang bisa saya bantu, pak Hengky?"
"Hehehe, tampaknya kamu sangat semangat sekali, nak."
"Em... iya, pak."
"Hari ini kamu cukup mengenali ruangan-ruangan dan tempat klenteng sekaligus mengajari bagaimana memukul gendang klenteng dan menaruh hio sesuai dengan jumlah," terangnya sembari duduk membelakangi altar.
"Kalau begitu, saya akan melaksanakannya, pak Hengky bisa memberitahu saya bagaimana cara untuk melakukan ini semua? Dan sebelumnya maaf, saya bertanya seperti itu karena ini bukan tempat ibadahku," ucap Nathan hati-hati.
"Kalau begitu saya bisa memberitahu kepadamu, ikuti saya," ucapnya berjalan keluar dari klenteng, Nathan mengekorinya hingga menuju ke berbagai tempat persembahan di klenteng itu yang ditaruh oleh mangkok untuk menancapkan batang hio. Diketahui dewa yang menjadi cikal-bakal dibangunnya klenteng ini adalah dewa Thian Si Fak, berbeda seperti dewa-dewi lainnya yang dipanggil dengan panggilan Sifu atau Pakkung, dewa Thian Si Fak lebih nyaman dipanggil dengan sebutan Apak atau sebutan untuk saudara kakek.
Beliau baru menjadi seorang dewa pada 32 tahun silam atau sekitar abad 20. Mendiami Si Fa San, tempat misterius yang dimana hewan maupun monster berkeliaran bebas, sudah 45 tahun semua mahkluk itu dihabisi olehnya bersama San Sat Chiet Bong sekaligus dibantu oleh 2 monster baik yang sudah tersisa disana sampai sekarang. Sekarang, San Sat Chiet Bong bertapa dan menjadi seorang Tay Ping, istilahnya sama seperti orang suci, bukan dewa tapi bebas dosa. Sebelum pindah ke Singkawang, beliau tinggal di Tang Ko Fa bersama keluarganya, lalu datang ke Singkawang dan menetap selama lebih dari 20 tahun, tepatnya pada pertengahan zaman penjajahan Belanda. ±20 tahun mungkin saja adalah versi hitungan dewa, menurut kepercayaan, jika di langit waktu 24 jam adalah satu hari, maka di bumi 24 jam x 354 hari (satu tahun).
Usai berkeliling, keduanya masuk kembali kedalam klenteng. Begitu sudah sejengkal dari batas pintu utama, pandangan Nathan tiba-tiba mengarah kesamping kiri klenteng. Bukan tanpa sebab, disamping kiri klentengnya berdiri seorang pemuda berpakaian misterius yang sedang berdiam diri sambil menyanyikan sebuah lagu. Entah lagu apa yang sedang dinyanyikannya, melodi lagunya tidak terdengar jelas sehingga membuat Nathan sulit mengidentifikasi lagu tersebut. Karena penasaran, Nathan langsung berjalan pelan menghampiri pemuda itu tanpa mengucapkan kata permisi ke pak Hengky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imlek : The Lost Friend
HorrorSebuah pengalaman yang tak pernah kami menyangka bakal terjadi. Sebelumnya kami belum pernah mengalaminya, hingga semua itu membuat kami parno. Kami yang mendapat tugas KKN di kota Madya, Singkawang. Dengan bekerja sebagai pengurus para Tatung di kl...